Bacaan Sholat Yang Benar Rumaysho. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Shalatlah sebagaimana engkau melihat aku shalat.” (HR. Cara shalat yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam secara umum adalah sebagai berikut. 2- Menghadirkan dalam hati niat shalat yang akan dilaksanakan dan ditentukan (di-ta’yin) shalatnya. Maha tinggi kekayaan dan kebesaran-Mu, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau.” (HR. Catatan: Dalam madzhab Syafi’i, tidak ada bedanya antara laki-laki dan perempuan dalam cara mengerjakan shalat kecuali wanita disunnahkan untuk merapatkan anggota tubuhnya dengan lainnya atau menghimpitkan antara perut dan pahanya saat sujud. 22- Kalau masih ada kewajiban setelah tasyahud awwal, maka mengerjakan rakaat yang tersisa.

Sifat Shalat Nabi (3): Membaca Iftitah dan Taawudz

Bacaan Sholat Yang Benar Rumaysho. Sifat Shalat Nabi (3): Membaca Iftitah dan Taawudz

Maha tinggi kekayaan dan kebesaran-Mu, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau.” (HR. Ibnu Taimiyah berkata, “Jika ada yang lupa membaca doa istiftah pada tempatnya, maka ia tidak perlu mengganti di rakaat kedua.” (Kitab Shifatish Shalah, hal.

“A’udzu billahi minasy syaithooni minasy syaithonir rojiim (artinya: aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk).” Hal ini berdasarkan keumuman ayat yang memerintahkan membaca ta’awudz baik di dalam maupun di luar shalat ketika memulai membaca Al Qur’an,. Manhajus Salikin wa Tawdhihil Fiqhi fid Diin, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, terbitan Madarul Wathon, cetakan keempat, tahun 1431 H.

Kitab Shifatish Shalah min Syarhil ‘Umdah, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, terbitan Darul ‘Ashimah, cetakan pertama, tahun 1429 H. Ikuti status kami dengan memfollow FB Muhammad Abduh Tuasikal, Fans Page Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat, Twitter @RumayshoCom.

Akan segera hadir buku Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal terbaru: “Kenapa Masih Enggan Shalat?” seharga Rp.16.000,-.

Manhajus Salikin: Sifat Shalat Nabi, Bacaan Ketika Rukuk

Bacaan Sholat Yang Benar Rumaysho. Manhajus Salikin: Sifat Shalat Nabi, Bacaan Ketika Rukuk

Kita lihat kembali dalam bahasan Manhajus Salikin karya Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berikut ini. Jika disertai bacaan tadi, di mana ketika rukuk dan sujud mengucapkan “SUBHANAKALLOHUMMA ROBBANAA WA BIHAMDIKA, ALLOHUMMAGHFIR-LII”, itu baik.”.

Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits dengan penyebutan membaca tiga kali seperti ini diriwayatkan oleh tujuh orang sahabat. Namun boleh-boleh saja membaca dzikir tersebut lebih dari tiga kali, lihat bahasan Shifat Shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, hlm.

Dan boleh saja lebih dari tiga kali karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperlama rukuk sama dengan berdirinya. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih, begitu pula Syaikh Al-Albani dalam Shifat Shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, hlm.

Panduan Shalat Idul Fithri dan Idul Adha

Bacaan Sholat Yang Benar Rumaysho. Panduan Shalat Idul Fithri dan Idul Adha

… Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memberi keringanan bagi wanita untuk meninggalkan shalat ‘ied, lantas bagaimana lagi dengan kaum pria?”[4]. Ibnu ‘Umar yang sangat dikenal mencontoh ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah keluar menuju lapangan kecuali hingga matahari meninggi.”[7]. Sedangkan shalat ‘Idul Fitri agak diundur bertujuan agar kaum muslimin masih punya kesempatan untuk menunaikan zakat fithri.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat ‘ied pada hari Idul Fithri dan beliau makan terlebih dahulu. Ibnul Qayyim mengatakan, “Ibnu ‘Umar yang dikenal sangat meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mengangkat tangannya dalam setiap takbir.”[27]. Ibnul Qayyim mengatakan, “Dan tidak diketahui dalam satu hadits pun yang menyebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallammembuka khutbah ‘iednya dengan bacaan takbir.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan, “Adapun tentang ucapan selamat (tah-niah) ketika hari ‘ied seperti sebagian orang mengatakan pada yang lainnya ketika berjumpa setelah shalat ‘ied, “Taqobbalallahu minna wa minkum wa ahaalallahu ‘alaika” dan semacamnya, maka seperti ini telah diriwayatkan oleh beberapa sahabat Nabi. Imam Ahmad melakukan semacam ini karena menjawab ucapan selamat adalah wajib, sedangkan memulai mengucapkannya bukanlah sesuatu yang dianjurkan.

Related Posts

Leave a reply