Bacaan Sholat Majelis Tarjih Muhammadiyah. Allahumma innii dzolamtu nafsii dzulman katsiiro, wa laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta faghfir lii maghfirotan min ‘indika warhamnii, innaka antal ghofuurur rohiim. Tiada sesiapa yang dapat mengampunkan dosa-dosa melainkan Engkau, maka ampunilah bagiku dengan keampunan daripada-Mu dan rahmatilah aku. Bacaan sholat di atas memang berbeda dengan yang diamalkan oleh sebagian besar umat Islam Indonesia, meskipun demikian bukan berarti Muhammadiyah asal beda.
Jawabannya adalah Muhammadiyah memilih salah satu dari bacaan-bacaan sholat yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dengan metodologi (manhaj) tarjih. Hadits yang dipakai pun harus punya derajat mutawatir, shahih atau paling tidak hasan.
Selain itu tidak dijadikan rujukan oleh Muhammadiyah, terutama menyangkut ibadah-ibadah khusus (ibadah mahdhoh) seperti sholat, puasa, haji dan sejenisnya.
Tata Cara Sholat Lengkap Mulai Niat Hingga Tahiyat Muhammadiyah, Beserta Doa-doanya. Akan tetapi bacaan tersebut tidak merubah makna sholat yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, sehingga tidak ada masalah untuk digunakan bagi umat muslim.
Isinya menyangkut berbagai persoalan mulai dari keimanan, ibadah hingga persoalan-persoalan yang berkaitan dengan keumatan dan agama Islam1. Tata cara shalat menurut HPT Muhammadiyah adalah sebagai berikut:. Bagi yang tidak mampu bisa dengan cara duduk atau berbaring. Mengangkat kedua tangan sejurus bahu, serta mensejajarkan ibu jari pada daun telinga, sambil membaca Allahu Akbar.
Majelis Tarjih Muhammadiyah sebenarnya telah melakukan kajian dan memfatwakan shalat yang sesuai tuntunan Nabi Muhammad saw. Tapi kalau didasarkan pada hadis lemah bahkan tidak memiliki dasar, hal ini harus diperbaiki”, terangnya. Pelatihan ini menurut Syakir memang diadakan untuk menyamakan tata cara solat bagi para kader muhammadiyah sesuai yang diajarkan nabi Muhammad.
Bahkan menurut Syakir, beberapa pakar medis telah membuktikan bahwa gerakan-gerakan shalat yang dilakukan dengan benar dapat memberi pengaruh positif tidak hanya rohani namun juga jasmani. “Harapan saya pelatihan ini dapat menggairahkan para karyawan untuk gemar shalat berjamaah, di mana pun mereka berada”, jelasnya.
Selanjutnya Syakir menjelaskan akan diadakan pelatihan-pelatihan serupa bagi civitas academica lain di lingkungan UMY, seperti dosen dan pegawai kontrak.
Kedua pertanyaan dari dua orang penanya di atas akan kami jawab sekaligus dalam satu rangkaian jawaban. Tetapi ada baiknya pada kesempatan kali ini kami jelaskan kembali secara singkat jawaban tentang persoalan tersebut. Hadits kedua, yang diriwayatkan oleh an-Nasa’i dari Nu’aim al-Mujammir, menyatakan bahwa ketika ia shalat di belakang Abu Hurairah (makmum), beliau membaca ‘Bismillahir-Rahmanir-Rahim’.
Perlu diketahui bahwa Abu Hurairah adalah sahabat yang dekat sekali kepada Nabi saw, dan tidak diragukan kejujuran, kepercayaan, ingatan serta kecerdasannya. Dari hadits tersebut dapat diambil pengertian (mafhum), bahwa Nabi saw, Abu Bakar, Umar dan Utsman membaca basmalah dengan sirri.