Bacaan Setelah Takbir Sholat Tarawih. Bukhari Muslim, Rasulullah bersabda bahwasannya "Barangsiapa yang melaksanakan ibadah (tarawih) di bulan Ramadhan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni dosa yang telah lampau.". Artinya, "Aku menyengaja sembahyang sunnah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai makmum karena Allah SWT.". Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan shahabat beliau.
Artinya: "Aku niat shalat sunnat witir satu rakaat karena Allah ta'ala.". Itu tadi adalah bacaan niat sholat tarawih dan witir beserta tata cara pelaksanaannya.
Sholat tarawih menjadi salah satu ibadah sunah yang dikerjakan umat Islam selama bulan Ramadhan. "Siapa saja yang menjalankan sholat qiyam pada bulan Ramadhan dengan landasan iman dan mengharapkan pahala, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya.". Di dalam buku Fiqih Islam Wa Adillatuhu karya Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhali jilid 2, sejumlah ulama berbeda pendapat mengenai jumlah rakaat sholat tarawih.
Sang Ummul Mukminin itu berkata, "Rasulullah SAW tidak pernah menambah sholat qiyam lebih dari 13 baik saat bulan Ramadhan mau pun di bulan-bulan lainnya. Ibnu Abbas dalam hadits yang diriwayatkan Imam al Bukhari mengatakan pernah bersama Rasulullah mengerjakan sholat malam.
Namun karena darurat Covid-19 atau virus Corona yang saat ini masih melanda dunia, umat Islam disarankan sholat tarawih di rumah. Kementerian Agama RI (Kemenag) telah mengeluarkan pedoman ibadah di bulan suci Ramadhan selama wabah Corona.
Melafalkan niat adalah salah satu hal yang wajib dilakukan saat ingin memulai. . Karena, niat adalah sebagian dari rangkaian ibadah sholat.
Berikut adalah bacaan niat sholat tarawih.
Dalam praktiknya di Indonesia, terdapat perbedaan jumlah rakaat salat tarawih yang dikerjakan. Ada yang berpendapat 8 rakaat, ada pula yang berpendapat 20 rakaat. Kedua pendapat tersebut sama-sama memiliki dalil. Dalil salat tarawih dikerjakan dengan 8 rakaaat adalah hadis Nabi Muhammad SAW diriwayatkan oleh Imam al-Bukhārī dari ’Ā’isyah r.a. sebagai berikut. عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّى فِيمَا بَيْنَ أَنْ يَفْرُغَ مِنْ صَلاَةِ الْعِشَاءِ وَهِىَ الَّتِى يَدْعُو النَّاسُ الْعَتَمَةَ إِلَى الْفَجْرِ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُسَلِّمُ بَيْنَ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ وَيُوتِرُ بِوَاحِدَةٍ [رواه مسلم] Artinya, “Dari ‘Ā’isyah, istri Nabi saw, (diriwayatkan bahwa) ia berkata, “Pernah Rasulullah melakukan sholat pada waktu antara setelah selesai Isya yang dikenal orang dengan ‘Atamah hingga Subuh sebanyak sebelas rakaat di mana beliau salam pada tiap-tiap dua rakaat, dan beliau salat witir satu rakaat [H.R Muslim]. “Wahai Allah, jadikanlah kami orang-orang yang imannya sempurna, dapat menunaikan segala fardhu, memelihara shalat, menegeluarkan zakat, mencari kebaikan di sisi-Mu, senantiasa memegang teguh petunjuk-petunjukMu, terhindar dari segala penyelewengan-penyelewengan, zuhud akan harta benda, mencintai amal untuk bekal di akhirat, tabah menerima ketetapanMu, mensyukuri segala nikmatMu, tabah dalam menghadapi cobaan,dan semoga nanti pada hari kiamat kami dalam satu barisan dibawah panji-panji Nabi Muhammad s.a.w, dan sampai pada telaga yang sejuk, masuk dalam surge, selamat dari api neraka, dan duduk di atas permadani yang indah bersama para bidadari, berpakaian sutra, menikmati makanan surge, meminum susu dan madu yang murni dengan gelas, ceret dan sloki (yang diambil ) dari air yang mengalir bersama orang-orang yang yang telah Engkau beri nikmat atas mereka dari golongan para Nabi, orang-orang jujur, para shuhada dan orang-orang yang shalih.
Wahai Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan penuh berkah ini menjadi orang yang berbahagia dan diterima (amal ibadahnya). Dan janganlah Engkau jadikan kami sebagaian dari orang-orang yang sengsara dan ditolak (amal ibadahnya).
Semoga Allah senantiasa melimpahkan kesejahteraan dan keselamatan kepada NAbi besar Muhammad s.a.w, beserta keluarga dan segenap sahabatnya. Segala puji milik Allah, Tuhan seru sekalian alam”.
Ibadah salat sunah ini hanya bisa dilakukan pada setiap malam di bulan Ramadan. Di setiap jeda rakaat, umat Islam disyariatkan untuk duduk beristirahat dan membaca doa salat tarawih.
Artinya: "Saya berniat salat sunah tarawih sebanyak dua rakaat menghadap kiblat karena Allah subhanahu wa ta'ala.". Artinya: "Saya berniat salat sunah tarawih sebanyak dua rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah subhanahu wa ta'ala.". Artinya: "Saya berniat salat sunah tarawih sebanyak dua rakaat menghadap kiblat sebagai imam karena Allah subhanahu wa ta'ala.". (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki) Umat Islam dianjurkan membaca doa salat tarawih di antara jeda rakaat.
Doa salat tarawih ini dibaca di antara jeda rakaat setelah salam dan sebelum takbiratul ihram berikutnya.
Lazim kita jumpai dalam shalat tarawih Muslim tanah air lantunan-lantunan shalawat atau radhiyallahu ‘anh usai salam. Karena itu, shalawat dan taradhdhi (lantunan radhiyallahu ‘anh) menjadi momentum istirahat sejenak selepas salam, sebelum melanjutkan rakaat-rakaat berikutnya. “Dan disebut tarawih, karena mereka beristirahat setiap dua kali salam, sebab lamanya berdiri.
Mereka beristirahat setelah tiap dua salam (empat rakaat),” (Syekh Ibnu Hajar al-Haitami, Tuhfah al-Muhtaj, juz 2, hal. Di dalamnya tak mengandung unsur hal-hal yang bertentangan dengan syariat, seperti mengubah tata laksana shalat sebagaimana mestinya.
Pola susunan bisa berbeda-beda di masyarakat, dan tak menjadi soal selama tidak ada kandungan yang bertentangan dengan syariat. Catatan: Naskah ini terbit pertama kali di NU Online pada 28 Juni 2014, pukul 20.00 WIB.
Redaksi mengunggahnya ulang dengan sejumlah penyuntingan dan penambahan di bagian penjelasan.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Berikut kami sajikan Panduan Shalat Tarawih dan Salat Witir lengkap disertai bacaan Niat, Doa Kamilin dan Dzikir yang dibaca. Hukumnya adalah sunat mu’akkad, baik dikerjakan sendiri-sendiri ataupun berjamaah. • Amalan-amalan Sebelum & Sesudah Shalat Idul Fitri 1441 H, Salah Satunya Nyaringkan Takbir. • Tata Cara & Niat Shalat Ied di Rumah, Ada Contoh Khutbah Singkat Idul Fitri ala Ustadz Abdul Somad. Dikerjakan setelah sholat isya dengan bacaan dan gerakan yang sama dengan shalat yang lain, akan tetapi ada perbedaan pada niatnya. Bahkan Imam Malik memilih 36 rakaat, sebagaimana yang dikerjakan oleh penduduk Madinah.