Bacaan Ruku Dan Sujud Shalat Gerhana. “Dari Al-Mughiroh Bin Syu’bah beliau berkata; Matahari mengalami gerhana di hari wafatnya Ibrahim (putra Rasulullah ?). Diriwayatkan, Ibnu Abbas Shalat gerhana bulan di Bashroh mengimami penduduknya dan mengatakan bahwa beliau melihat Rasulullah ? “Dari Al-Mughiroh Bin Syu’bah beliau berkata; Matahari mengalami gerhana di hari wafatnya Ibrahim (putra Rasulullah ?).
?” (Jika kalian melihatnya) menunjukkan awal waktu karena pada saat terjadi gerhana, baru Shalat disyariatkan, sementara lafadz “?????? Lalu beliau berdiri kemudian membaca dengan panjang tetapi lebih pendek darpada bacaan yang pertama. Kemudian beliau bertakbir lalu Rukuk dengan lama tetapi lebih pendek daripada Rukuknya yang pertama. “Dari Abdullah Bin Abbas bahwasanya beliau berkata; Matahari mengalami gerhana pada masa Rasulullah ?.
Demikian pula Samuroh, bisa difahami bahwa beliau berada di Shof bagian paling belakang sehingga tidak mendengar suara Nabi ?. Dalam deskripsi tatacara yang dijelaskan sebelumnya, bisa disimpulkan bahwa tiap Rokaat dilakukan dua kali Rukuk. Selain Shalat, amalan lain yang disyariatkan saat terjadi gerhana adalah berdoa, dzikir, istighfar, shodaqoh, membebaskan budak dan semua amal-amal Taqorrub lainnya.
Liputan6.com, Jakarta - Gerhana Bulan merupakan fenomena alam yang terjadi ketika sebagian atau keseluruha penampang Bulan tertutup bayangan Bumi. Dalam kondisi, Matahari, Bumi dan Bulan berada tepat di satu garis yang sama.
Namun terlepas peristiwa jenis peristiwa yang terjadi, Gerhana Bulan merupakan bukti kebesaran Tuhan, sehingga umat Muslim disunahkan untuk menunaikan ibadah salat Gerhana Bulan. Apalagi salat gerhana Bulan termasuk ke dalam amalan sunnah muakkad. Untuk tata cara salat gerhana Bulan total, dilakukan tanpa didahului dengan azan atau iqamat.
Yang disunnahkan hanyalah panggilan salat dengan lafaz 'As-Shalatu Jamiah'. Salat Gerhana Bulan dilakukan sebanyak 2 rakaat. * Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Masyarakat Muslim di Indonesia disunnahkan untuk melaksanakan salat gerhana bulan (khusuful qamar), kecuali yang berada di Pulau Sumatra, Banten, DKI Jakarta, maupun Jawa Barat. Baca Juga : Gerhana Bulan 19 November, Ini Cara Aman Melihatnya.
Dikutip dari nu.or.id, bagi masyarakat Muslim yang berada di luar wilayah tersebut disunnahkan untuk melaksanakan salat gerhana bulan dua rakaat. Setelah itu, disunnahkan juga untuk mengerjakan dua khutbah.
Sebab, bacaan fatihah dan ruku yang dilakukan pada shalat gerhana ini dua kali di setiap rakaatnya. Selepas ruku’ pertama, kembali berdiri untuk membaca surat Al-Fatihah dan ayat lain.
“Saya salat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT.”. Shalat gerhana ini juga boleh diringkas yakni dengan hanya membaca Surat Al-Fatihah saja sebanyak empat kali pada dua rakaat tersebut tanpa surat panjang seperti yang dianjurkan. Setelah rangkaian shalat, dianjurkan imam menyampaikan dua khutbah shalat gerhana dengan taushiyah agar jamaah beristighfar, semakin takwa kepada Allah, tobat, sedekah, memerdedakan budak (pembelaan terhadap kelompok masyarakat marjinal), dan lain sebagainya.
Pada Rabu (26/5) mendatang diprediksi akan terjadi gerhana Bulan total. Kali ini akan sangat spesial karena bulan akan tampak merah dan lebih besar dari biasanya sehingga disebut Bulan Merah Super atau Super Blood Moon.
Hal tersebut dikarenakan pembiasan cahaya Matahari oleh lapisan atmosfer Bumi sehingga membuat bulan nampak seperti berwarna merah. Ushallî sunnatal khusûf rak‘ataini imâman/makmûman lillâhi ta‘âlâ (Saya shalat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT).
Bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan “Sami’allahu Liman Hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd”. Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jemaah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdoa, beristighfar serta disunahkan untuk bersedekah. Jumlah Al-Fatihah, rukuk, dan iktidal dalam 2 rakaat shalat gerhana ini berjumlah 4 kali.
Menurut buku 33 Macam Jenis Shalat Sunnah karya Muhammad Ajib, Lc, MA, para ulama telah sepakat saat terjadi gerhana, sebaiknya disegerakan untuk sholat gerhana secara berjamaah. Artinya: "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Jika melihat hal tersebut maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah sholat, dan bersedekahlah.". Berikut ketentuan sholat gerhana yang dapat dikerjakan berjamaah atau munfarid (sendiri),. Disunnahkan membaca surat Al Baqarah atau yang semacamnya pada rakaat pertama. Menurut mazhab Syafi'i, sholat gerhana matahari atau bulan dapat dilaksanakan pada semua waktu.
Sholat gerhana disebut berakhir apabila seluruh yang menyelimuti matahari telah hilang atau mahari tersebut sudah tengelam. Artinya: "Saya shalat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT.".
Artinya: "Saya niat shalat sunnah gerhana matahari sebagai imam atau makmum karena Allah semata.". Saat terjadi gerhana bulan, Rasulullah SAW menganjurkan amalan-amalan yang bisa dilakukan, seperti memperbanyak dzikir, istighfar, takbir, sedekah dan bentuk ketaatan lainnya.