Arti Shalat Gerhana Menurut Islam. × Translate Page. Disclaimer: You are using Google Translate.
The UAE mGovernment is not responsible for the accuracy of information in the translated language. Disclaimer: Anda menggunakan Google Translate.
Kementerian Kominfo tidak bertanggung jawab atas keakuratan informasi dalam bahasa diterjemahkan.
“Dari Al-Mughiroh Bin Syu’bah beliau berkata; Matahari mengalami gerhana di hari wafatnya Ibrahim (putra Rasulullah ?). Diriwayatkan, Ibnu Abbas Shalat gerhana bulan di Bashroh mengimami penduduknya dan mengatakan bahwa beliau melihat Rasulullah ?
“Dari Al-Mughiroh Bin Syu’bah beliau berkata; Matahari mengalami gerhana di hari wafatnya Ibrahim (putra Rasulullah ?). ?” (Jika kalian melihatnya) menunjukkan awal waktu karena pada saat terjadi gerhana, baru Shalat disyariatkan, sementara lafadz “?????? Kemudian beliau bertakbir lalu Rukuk dengan lama tetapi lebih pendek daripada Rukuknya yang pertama. Demikian pula Samuroh, bisa difahami bahwa beliau berada di Shof bagian paling belakang sehingga tidak mendengar suara Nabi ?.
Dalam deskripsi tatacara yang dijelaskan sebelumnya, bisa disimpulkan bahwa tiap Rokaat dilakukan dua kali Rukuk. Selain Shalat, amalan lain yang disyariatkan saat terjadi gerhana adalah berdoa, dzikir, istighfar, shodaqoh, membebaskan budak dan semua amal-amal Taqorrub lainnya.
Pada 21 Juni 2020 nanti sebagian wilayah di dunia akan mengalami Gerhana Matahari Cincin. Dikutip dari Kitab Fiqhul Islam wa Adillathuhu Juz 2 karya Prof Wahbah Az-Zuhaili, sholat gerhana matahari hukumnya adalah sunah yang tetap dan kuat. Ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Quran Surat Fushshilat ayat 37:. Dari 'Abdullah bin 'Amru berkata: "Ketika terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah Saw, maka panggilannya dengan seruan, "ASSHIOLATU JAAMI'AH (Marilah mendirikan sholat secara bersama-sama)'.".
Sholat gerhana dilakukan sebanyak dua rakaat dengan empat kali rukuk dan sujud. Artinya: Saya niat sholat sunah gerhana matahari sebagai imam atau makmum karena Allah semata.
Tidak langsung sujud namun kembali membaca Al-Fatihah dan surat dengan ayat yang lebih pendek. Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jam'ah yang berisi anjuran meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta memperbanyak amal shaleh dan bersedekah.
Disamping mengerjakan sholat, ketika terjadi dan melihat sholat gerhana matahari disunnahkan untuk memperbanyak dzikir, istighfar dan doa selama peristiwa gerhana matahari atau bulan. Tonton video 'Tak Semua Wilayah Bisa Amati Gerhana Matahari Cincin 21 Juni':.
JAKARTA, iNews.id - Sebagian wilayah Indonesia hari ini, Rabu (26/5/2021) akan mengalami Gerhana Bulan Total. Direktur Rumah Fiqih Indonesia, Ustaz Ahmad Sarwat menjelaskan, sholat gerhana bulan atau Khusuf (خسوف) adalah peristiwa di mana cahaya bulan menghilang baik sebagian atau total pada malam hari karena terhalang oleh bayangan bumi karena posisi bulan yang berada di balik bumi dan matahari. Hukum Sholat gerhana bulan adalah sunnah muakkadah yang ditetapkan dalam syariat Islam sebagaimana para ulama telah menyepakatinya. Maksud dari perintah Allah SWT untuk bersujud kepada Yang Menciptakan matahari dan bulan adalah perintah untuk mengerjakan shalat gerhana matahari dan gerhana bulan. Sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebuah tanda dari tanda-tanda Allah SWT. Bila kalian mendapati gerhana, maka lakukanlah shalat dan berdoalah hingga selesai fenomena itu.
Ketika matahari mengalami gerhana di zaman Rasulullah SAW, orang-orang dipanggil shalat dengan lafaz : As-shalatu jamiah".
TEBET, AYOJAKARTA – Gerhana Bulan Total atau Super Blood Moon diprediksi terjadi pada hari ini, Rabu 26 Mei 2021. Badan Meteorolig, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan fenoma alam itu malam hari nanti bisa disaksikan di wilayah Indonesia. Nah, lantas muncul persoalan, apakah shalat sunah gerhana bulan secara sendirian (tidak berjamaah) dapat dilakukan seorang diri tanpa berjemaah?
Berikut ini penjelasan yang disampaikan dalam artikel di bincangsyariah.com:. Menurut Imam Syihabuddin al-Nafrawi al Azhari al Maliki, dalam kitab al-Fawakih al-Dawani mengatakan bahwa shalat sunah gerhana bulan tidak dikerjakan secara berjamaah— dilaksanakan secara sendirian (munfarid)—dan lebih istimewa dikerjakan di rumah.
Artinya: Tidak dianjurkan shalat gerhana bulan itu dilaksanakan secara berjamaah. Shalat gerhana bulan secara munfarid/ sendiri hukumya sunah, menurut pendapat yang muktamad . Pada sisi lain, Habib Syekh Hasan bin Ahmad bin Muhammad bin Salim al- Kaff secara terperincidalam kitab at-Taqrir as-Sadidah fil Masailil Mufidah, bahwa melaksanakan shalat sunah gerhana bulan sunah hukumnya. Artinya: Hukum shalat gerhana bulan itu sunah, meskipun dikerjakan secara sendiri, dan makruh hukumnya meninggalkan shalat gerhana bulan. Sementara itu, Imam Alauddin Abu Bakar bin Mas‟ud Al-Kasani al-Hanafi, mengatakan bahwa dalam mazhab Hanafi, shalat sunah gerhana bulan, tidak dikerjakan dengan cara Jamaah— tetapi dikerjakan secara sendiri-sendiri.
Kota Magelang – Kementerian Agama RI melalui Dirjen Bimas Islam Kemenag RI Kamaruddin Amin menghimbau kepada umat Islam untuk melaksanakan Sholat Gerhana Bulan yang diperkirakan terjadi pada Rabu tanggal 26 Mei 2021. Selain itu, umat Islam dianjurkan memperbanyak zikir, doa, istighfar, taubat, sedekah, dan amal-amal kebajikan lainnya. Mengingat masih di masa pandemi Covid 19, maka dalam melaksanakan sholat gerhana bulan tetap menerapkan protokol kesehatan Adapun 5M yakni mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan.
Beberapa yang harus diperhatikan dalam panduan pelaksanaan salat gerhana antara lain seperti boleh dilakukan di masjid/lapangan yang wilayahnya berkategori zona hijau/kuning, jamaah yang hadir maksimal 50 %, menjaga jarak shaf, mengenakan masker selama shalat, dilakukan pengecekan suhu, mencuci tangan, khutbah secara singkat dan menghindari berjabat tangan atau dengan bersentuhan secara fisik. Hari ini Selasa (25/05) di ruang kerja Kasubbag TU Kementerian Agama Kota Magelang digelar rapat terbatas untuk menindaklanjuti himbauan shalat gerhana bulan bagi umat muslim di Kota Magelang. Rapat yang dipimpin oleh Kasubbag TU Moh Sunaryanto itu di hadiri oleh Kasi Bimas Islam, para Kepala KUA, Ketua Pokjaluh, Humas dan staf Bimas Islam.
Moh Sunaryanto dalam arahannya menegaskan “Himbauan pelaksanaan shalat gerhana bulan harus tetap berpedoman pada Suarat Kakanwil Kemenag Provinsi Jateng Nomor : 24.012/Kw.11.6/1/ HK.03.2/05/2021, karena surat tersebut merujuk pada Surat Dirjen Bimas Islam Kemanag RI” tegasnya. Menindaklanjuti kebijakan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Agama RI, Kasi Bimas Islam Abdurrosyid mengatakan “Seksi Bimas Islam telah melakukan koordinasi dengan Bagian Kesra Setda Kota Magelang untuk percepatan sosialisasi dan himbauan pelaksanaan shalat gerhana ini.
Semua ini dilakukan agar umat Islam di Kota Magelang tidak hanya melaksanakan shalat gerhana bulan, akan tetapi juga tetap menerapkan protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan penyebaran pandemi Covid 19” ujarnya Abdurrosyid. Disamping itu, Kementerian Agama Kota Magelang juga merencanakan akan menggelar shalat berjama’ah gerhana bulan di Mushola Assholihin yang bertempat di area kantor pada waktu yang sama.
Shalat gerhana dalam bahasa arab sering disebut dengan istilah khusuf ( الخسوف ) dan juga kusuf ( الكسوف ) sekaligus. Khusuf adalah peristiwa dimana cahaya bulan menghilang baik sebagian atau total pada malam hari karena terhalang oleh bayangan bumi karena posisi bulan yang berada di balik bumi dan matahari. Bila kalian mendapati gerhana, maka lakukanlah shalat dan berdoalah hingga selesai fenomena itu.” (HR.
Shalat gerhana matahari dan bulan dikerjakan dengan cara berjamaah, sebab dahulu Rasulullah SAW. berkata,”Sesungguhnya ketika Nabi SAW selesai dari shalatnya, beliau berdiri dan berkhutbah di hadapan manusia dengan memuji Allah, kemudian bersabda,”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebuah tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Bila kalian mendapati gerhana, maka lakukanlah shalat dan berdoalah hingga selesai fenomena itu.” (HR. Dalil yang melandasi hal tersebut adalah: Dari Abdullah bin Amru berkata, “Tatkala terjadi gerhana matahari pada masa nabi SAW., orang-orang diserukan untuk shalat “As-shalatu jamiah”.
berkata,”Belum pernah aku sujud dan ruku` yang lebih panjang dari ini.” (HR. Sedangkan berdiri yang kedua masih pada rakaat pertamadibaca surat dengan kadar sekitar 200-an ayat, seperti Ali Imran.