Sedekah Kepada Anak Dan Istri. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa sedekah dapat memanjangkan umur dan mencegah kematian yang buruk. Ada beberapa jenis yang paling utama jika dilaksanakan dengan ikhlas dan mengharap ridho-Nya semata. Artinya: "Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. "Engkau bersedekah dalam keadaan sehat, sangat menyayangi harta, takut miskin, dan mengharapkan kekayaan.

Sedekah ini dilakukan ketika kebutuhan sehari-hari dalam rumah tangganya terpenuhi sementara ia masih memiliki kelebihan harta. Bersedekah sesuai dengan kemampuan seseorang, baik sedikit maupun banyak maka itu termasuk sedekah yang paling utama.

Pahala Memberi Nafkah kepada Keluarga Setara dengan Bersedekah

Sedekah Kepada Anak Dan Istri. Pahala Memberi Nafkah kepada Keluarga Setara dengan Bersedekah

JAKARTA – Nafkah suami kepada istri dan anak-anaknya adalah kewajiban seorang kepala keluarga.Ternyata ada begitu banyak manfaat yang bisa diambil dari menafkahi keluarga, yakni bersedekah. Baca Juga: Ghibah Seperti Memakan Bangkai Saudara Sendiri yang Sudah Mati. Baca Juga: Mau Sholat Jumat, Perhatikan 11 Hal Ini Agar Pahala Mengalir. Selain memberikan kasih sayang dan perhatian, imbalan pahala pun akan didapatinya.

Sebagaimana Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam pernah bersabda dari sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu, “Jika seorang lelaki memberikan kepada keluarganya (istrinya) nafkah maka hal itu terhitung sebagai sebuah sedekah.” (Muttafaqun ‘Alaih).

NAFKAH KEPADA ISTRI ADALAH SEDEKAH YANG PALING

Sedekah Kepada Anak Dan Istri. NAFKAH KEPADA ISTRI ADALAH SEDEKAH YANG PALING

Ketika seorang laki-laki mengucapkan kalimat yang sangat sakral “saya terima nikahnya fulanah binti fulan dengan mas kawin sekian dibayar tunai” maka sejak saat ini berpindahlah tanggung jawab seorang ayah kepadanya. Maka nahkoda yang baik dia akan selalu tau dari mana angin datang, dan dimana lokasi ombak yang tidak besar dia akan mengarahkan kapalnya kesana. Namun tidak sedikit dari para lelaki yang terkadang masih belum memahami bahwa memberikan kepada sang istri akan bernilai pahala disisi Allah Subhanahu wata’ala. “Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya.” [Q.S.

Dan juga sabda rasulullah shallallahu alaihi wasallam dari sahabat ibnu mas’ud radhiyallahu anhu :. “Jika seorang lelaki memberikan kepada keluarganya (istrinya) nafkah maka hal itu terhitung sebagai sebuah sedekah.” [Muttafaqun ‘Alaih]. Seandainya ketika seorang suami meninggal dunia saja rasulullah shallallahu alaihi wasallam mewasiatkannya untuk bisa semaksimal mungkin meninggalkan keluarga dalam kondisi berkecukupan, apatah lagi ketika seorang suami itu hidup dan sehat wa afiyat tentu hal ini lebih utama.

Pahala Menafkahi Istri Lebih Besar daripada Sedekah, Ustadz

Sedekah Kepada Anak Dan Istri. Pahala Menafkahi Istri Lebih Besar daripada Sedekah, Ustadz

Pahala Menafkahi Istri Lebih Besar daripada Sedekah, Ustadz Hanan Attaki: Kasih Aja Jor-joran Semua. Ayuningtyas Notomihardjo.

Rajin Sedekah Tapi Pelit atas Nafkah Istri, Bagimana Hukum dalam

Sedekah Kepada Anak Dan Istri. Rajin Sedekah Tapi Pelit atas Nafkah Istri, Bagimana Hukum dalam

Dari segala jenis sedekah, ternyata yang memiliki pahala paling besar adalah memberi nafkah keluarga. Namun bagaimana jika suami justru pelit terhadap istri, tapi bersemangat dalam sedekah?

Buya Yahya dalam kajian tausiahnya beliau menjelaskan terkait hal ini. "Ada satu orang dermakan hartanya banyak-banyak, bahkan tapi istrinya tidak diberi nafka, pelit banget. Lah ini suami kurang ajar", ujar Buya Yahya seperti dilihat mantrasukabumi.com dari kanal YouTube Al Bahjah TV, 8 September 2021.

Padahal kata Buya, Nabi pun berkata bahwa memberi nafkah kepada istri itu jauh lebih besar pahalanya daripada kita meletakan harta itu perang di jalan Allah. Adapun bunyi dari keterangan Rasulullah SAW itu adalah:.

Melalui lisan RasulNya Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Allah Azza wa Jalla telah menjelaskan tentang keutamaan memberi nafkah kepada keluarga.

Wahai Para Suami, Ini Ternyata Sumber Pahala Sedekah Terbesar

Sedekah Kepada Anak Dan Istri. Wahai Para Suami, Ini Ternyata Sumber Pahala Sedekah Terbesar

Jika belum tahu, simak hadist riwayat Imam Muslim berikut ini :. Dari hadits di atas dijelaskan bahwa harta yang diberikan (Dinafkahkan) kepada keluarga akan lebih utama meski dibanding dengan mendermakan harta benda hal lain. Rasulullah SAW memang seorang muballigh dan dai, tetapi beliau selalu memperhatikan kebutuhan lahir batin istri-istrinya. Sampai-sampai beliau tidak rela seorang istri menderita, karena ulah para suami yang pelit dan menelantarkan istrinya.

Hendaknya para suami mengetahui bahwa nafkah yang ia berikan kepada keluarganya tidaklah bernilai sia-sia di hadapan Allah.

Sedekah yang Paling Utama

Sedekah Kepada Anak Dan Istri. Sedekah yang Paling Utama

Salah satu sikap kedewasaan dari seseorang adalah bila ia tidak semata menuntut agar semua haknya dipenuhi tanpa menyeimbangkan dengan pemenuhan kewajiban dan tanggung jawabnya. Hendaknya para suami mengetahui bahwa nafkah yang ia berikan kepada keluarganya tidaklah bernilai sia-sia di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala.

Bahkan nafkah itu terhitung sebagai amalan sedekahnya sebagaimana hadits Abu Mas’ud al-Anshari radhiallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda,. Namun tentunya nafkah itu barulah bernilai sedekah bila dibarengi dengan niat karena Allah subhanahu wa ta’ala sebagaimana ditunjukkan dalam hadits Sa’ad di atas.

Hadits ini juga menunjukkan bahwa memberi infak kepada keluarga akan diberi pahala bila mengharapkan wajah Allah subhanahu wa ta’ala. Sebagaimana pula dalam hadits ini ditunjukkan bahwa perkara mubah bila diniatkan untuk mengharap wajah Allah subhanahu wa ta’ala akan menjadi amalan ketaatan dan diberi pahala karenanya. Adapun bila suami telah memberikan nafkah dengan cukup sesuai kemampuannya, tidak boleh seorang istri mengambil harta suaminya tanpa seizinnya.

Ini tidaklah berkonsekuensi bahwa Abu Sufyan itu memiliki sifat bakhil secara mutlak karena kebanyakan para tokoh/pemimpin melakukan hal tersebut terhadap istrinya dan ia mementingkan/lebih mendahulukan orang lain dalam rangka mengambil hati mereka.” (Fathul Bari, 9/613).

Related Posts

Leave a reply