Pahala Sedekah Untuk Orang Yang Meninggal. Sebagai sosok yang memiliki andil besar, tentu seorang anak akan terus berupaya berbakti pada orang tua bahkan hingga mereka sudah tiada. Namun bagi anda yang ingin terus berbakti dengan cara bersedekah atas nama mereka, alangkah baiknya jika informasi terkait hukumnya telah diketahui.
Lalu dia berkata (dengan penyesalan), Ya Tuhanku seandainya Engkau berkenan menunda kematianku walau sebentar maka aku akan bersedekah. Lantas jika bersedekah termasuk amalan utama dalam agama islam, lalu bagaimana status hukum melakukannya atas nama orang tua?
Semakin keras usaha mereka dalam mendidik anak hingga menjadi generasi sholeh dan sholehah, akan berdampak baik saat hidup maupun ketika telah meninggal dunia. Selain adanya banyak tempat yang bisa membantu anda melakukan amal kebaikan ini, kemajuan teknologi juga semakin memberikan kemudahan.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :. Apakah (Allâh) akan menghapuskan (kesalahan)nya karena sedekahku atas namanya?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya.”[5].
Dan telah ditetapkan pula bahwa seorang anak itu merupakan hasil usahanya sehingga tidak perlu lagi mendakwa ayat di atas dikhususkan oleh hadits-hadits tersebut. Ketika menafsirkan ayat di atas, al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sebagaimana dosa seseorang tidak dapat dipindahkan kepada orang lain, maka demikian pula ganjaran seseorang (tidak dapat dipindahkan/dikirimkan) kepada orang lain, kecuali apa yang didapat dari hasil usahanya sendiri. Tentang bab amal-amal qurbah (amal ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah) hanya dibolehkan berdasarkan nash (dalil/contoh dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ) dan tidak boleh memakai qiyas atau pendapat.”[8].
217), “Redaksi ini milik al-Bukhari di salah satu dari dua riwayatnya, tambahan yang terakhir adalah miliknya dalam riwayat lain.
Amal jariyah menjadi amalan seseorang yang tidak akan terputus pahalanya meski ia telah meninggal. Dalam hadist Abu Hurairah diriwayatkan Rasulullah Saw terdapat tiga amalan jariyah, yakni sedekah jariah, ilmu bermanfaat, dan doa anak sholeh. Cukuplah kematian sebagai penggetar hati, penetes air mata, penghancur kelezatan, serta memutus pertemuan,” ujarnya. Kajian Takmir Masjid Ulil Albab yang diikuti puluhan peserta ini mengingatkan kepada jamaah untuk selalu merenungkan kematian.
Ustadz Amir menyatakan agar segala urusan dunia tidak membuat seseorang lalai akan akhirat. Urusan dunia tersebut seperti bekerja, mencari nafkah, kuliah, membangun rumah, berkebun, dan sebagainya. Amalan tersebut akan memberikan pahala baginya selama amalnya masih dimanfaatkan oleh orang lain. “Ketika Orang meninggal maka akan terputus amalan untuknya, kecuali amal jariyah yang saya sebutkan tadi,” ujarnya.
Ketika ditanya bolehkan seseorang memwakafkan hartanya dengan niat setelah orang tersebut meninggal? Oleh karena itu, kata Ustadz Amir alangkah baiknya orangtua mendidik anak-anaknya di jalan yang benar dan mengajarkannya tentang hukum-hukum Allah.
“Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA: Bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah SAW: Sesungguhnya ibuku telah wafat, apakah bermanfaat baginya jika saya bersedekah atas namanya? “Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA: Bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi saw: Sesungguhnya ayahku wafat dan meninggalkan harta akan tetapi beliau belum berwasiat.
Adapun pahalanya, akan sampai kepada mereka walau sudah tidak ada lagi di dunia ini. Di dalam ayat tersebut berbunyi “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.”.
Sebagian ulama menjelaskan bahwa niat dan perilaku anak untuk bersedekah tersebut, itu adalah hasil didikan orang tuanya ketika ia masih di dunia dulu. Lalu Sa’d berkata: sesungguhnya aku mempersaksikan kepadamu wahai Rasulullah bahwasannya kebunku yang sedang berbuah kusedekahkan kepadanya (ibuku).”.
Pendapat lain menyatakan bahwa seseorang tidak mendapatkan kecuali sesuai hasil usahanya itu ditinjau dari keadilan Allah SWT. Sedangkan bila ditinjau dari anugerah Allah SWT maka boleh saja Dia tambahkan seseorang sesuai yang dikehendakinya.
Sementara itu Abu al-Fida’ Isma’il ibnu Kasir dalam karyanya Tafsir Ibni Kasir antara lain mengatakan bahwa sebagaimana seseorang tidak akan dibebani dosa orang lain, dia pun tidak akan memperoleh pahala kecuali apa yang ia usahakan untuk dirinya. Adapun isi hadis tentang tiga hal yang akan mengalir, sesungguhnya itupun termasuk hasil usahanya, kerja kerasnya dan amalnya (ketika di dunia).
“Apabila seseorang sakit di bulan Ramadhan kemudian meninggal dunia dan tidak berwasiat, maka diberikan makan untuknya bukan qadha.
Dengan harapan almarhum/almarhumah mendapat fadilah/pahala dari sedekah tersebut dan mendapatkan sebagian pahala ketika seseorang yang saya beri Al-Qur'an membacanya.<>. Sebelum menjawab pertanyaan yang saudara sampaikan, terlebih dahulu kami mohon maaf atas keterlambatan jawaban ini.
Alam dunia hanya tinggal kenangan semata, rangkaian peristiwa yang selama hidup terukir saat itu pula berakhir. Untuk lebih meyakinkan pandangan para ulama ini, ada baiknya apabila kami menyuguhkan satu hadis lagi sebagai penguat bahwa pahala amal kebaikan yang dihaturkan untuk orang yang telah meninggal akan bermanfaat baginya (sampai kepadanya). Kemudian Sa’d bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku telah meninggal dunia sementara aku tidak mengikuti prosesi pengurusan jenazah (tidak hadir di tempat), apabila aku bersedekah untuknya, apakah hal itu berguna baginya? Lalu Sa’d berkata: sesungguhnya aku mempersaksikan kepadamu wahai Rasulullah bahwasannya kebunku yang sedang berbuah ku sedekahkan kepadanya (ibuku).
Mudah-mudahan apa yang kami sampaikan dapat mencerahkan pemahaman anda dan kita semua tentang sebagian ajaran Islam.
Ya, mungkin salah satu tujuan terhadap apa yang kita lakukan tersebut adalah untuk membantu meluaskan kubur dan meringankan siksa kuburnya. Amalan yang pahalanya terus mengalir itu dalam ajaran Islam adalah amal jariyah. Jadi, alangkah lebih baiknya apabila kita ingin bersedekah untuk mereka yang sudah meninggal. Dari Abu Hurairah ra, ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasul, “Sesungguhnya ayahku telah meninggal dan tak meninggalkan pesan. Selain itu, Indonesia atau lingkungan sekitar kita masih terdapat warga yang kekurangan sumber air bersih. Mungkin berdasarkan hitungan manusia, harta kita akan berkurang dalam melakukan sedekah untuk orang yang sudah meninggal.
Jadi, apabila seseorang belum meninggal dan melakukan salah satu amalan tersebut, maka pahalanya tetap akan ia dapatkan meskipun sudah tiada nantinya. Jika kita amati lebih jauh lagi, Indonesia ternyata juga masih terdapat banyak masjid yang mengalami kerusakan parah.
Hendaknya kita juga tetap mendoakan serta melakukan sedekah untuk orang yang sudah meninggal tersebut.