Kisah Sedekah Umar Bin Khattab. Umar bin Khattab dan Abu Bakar saling berlomba bersedekah untuk perjuangan Islam. REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Umar bin Khattab RA berkata, "Suatu ketika, Rasulullah SAW menyuruh kami agar berinfak di jalan Allah.
Jika suatu saat aku dapat melebih Abu Bakar, maka inilah saatnya.'. Lalu saya membagi dua seluruh harta yang ada di rumah. Rasulullah SAW berkata, "Wahai Umar, adakah yang kamu tinggalkan untuk keluargamu?".
Rasulullah SAW bertanya kepadanya, "Wahai Abu Bakar, apa yang kamu tinggalkan untuk keluargamu?". Melihat hal ini, Umar berkata, "Saya tidak akan pernah dapat mengalahkan Abu Bakar.". Syekh Maulana Muhammad Zakariya Al Khandahlawi, dalam kitabnya yang berjudul Fadhilah Amal menerangkan, saling berlomba dalam amal shaleh dan kebaikan sangat baik dan disukai.
Pada saat itu, Nabi memberi anjuran untuk bersedekah secara khusus.
Sebaliknya, Islam malah mendorong setiap umatnya untuk giat bekerja agar dapat memiliki kelebihan rezeki. Ummul Mukminin Khadijah r.a juga termasuk saudagar yang kaya raya. Sementara beberapa sahabat Nabi Saw, bila memakai istilah anak muda sekarang, mereka termasuk golongan crazy rich. Kekayaan yang diperoleh para "crazy rich" sahabat Rasulullah Saw ini tidak jatuh dari langit. Melainkan dari kerja keras mereka di bidang perniagaan. Sungguhpun begitu, dalam kesehariannya mereka tetap zuhud, tidak menampakkan perilaku layaknya orang kaya baru jaman sekarang yang gemar memamerkan barang-barang mewah miliknya.
Abdurrahman As-Syarqawi dalam kitab Al-khilafah Al-Uula menceritakan persaingan sedekah antara dua sahabat Nabi, Abu Bakar dan Umar bin Khatab. Ketika itu menjelang Perang Tabuk, Rasulullah Saw menganjurkan kaum Muslimin untuk memberikan infak terbaiknya. Namun alangkah kaget dan kagumnya Umar ketika mengetahui Abu Bakar as Shiddiq mengungguli amal salehnya ini.
Karena penasaran, suatu hari Umar bin Khatab membuntutinya. Ternyata yang dikunjungi Abu Bakar adalah sebuah tenda kumuh di tengah padang pasir. Umar pun bersembunyi di belakang batu besar.
Dan tak lama kemudian Abu Bakar pun keluar dari tenda itu. Setelah Abu Bakar berlalu, Umar masuk ke tenda terebut.
Umar bertanya, “Siapa yang datang tadi pada kalian?”. Sambil keluar, Umar berkata, “Engkau membuat lelah penggantimu, wahai Abu Bakar. Engkau membuat lelah para penggantimu, wahai Abu Bakar.”.
Dari Mu’awiyah bin Haidah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya sedekah secara rahasia bisa meredam murka Rabb [Allah] tabaroka wa ta’ala.” (HR. “Apapun harta yang kalian infakkan maka Allah pasti akan menggantikannya, dan Dia adalah sebaik-baik pemberi rizki.” (QS.
Inilah kisah Sahabat Nabi berlomba-lomba dalam Bersedekah, yuk kita simak agar mendapat pelajaran. Salah satunya adalah kisah perlombaan sedekah antara Umar bin Khattab dan Abu Bakar ini terjadi pada peristiwa Perang Tabuk, dimana pada waktu itu Rasulullah SAW menyeru kepada para sahabatnya untuk memberikan sedekah sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Oleh karena itu, segala yang ada di rumahnya ia ambil setengahnya untuk disedekahkan kepada Rasulullah. Tidak berapa lama kemudian Abu Bakar datang dengan membawa seluruh harta bendanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Umar bin Khattab RA berkata, “Saya mengetahui bahwa beliau telah membawa seluruh harta benda miliknya.
Umar bin Khattab RA berkata, “Suatu ketika, Rasulullah SAW menyuruh kami agar berinfak di jalan Allah. Kebetulan ketika itu ada sedikit harta pada saya, maka saya berkata di dalam hati, ‘Saat ini aku memiliki harta.
Lalu saya membagi dua seluruh harta yang ada di rumah. Kemudian datanglah Abu Bakar RA, dengan membawa seluruh hartanya.
Rasulullah SAW bertanya kepadanya, “Wahai Abu Bakar, apa yang kamu tinggalkan untuk keluargamu?”. Abu Bakar menjawab, “Saya tinggalkan untuk mereka Allah dan Rasul-Nya.”.
Melihat hal ini, Umar berkata, “Saya tidak akan pernah dapat mengalahkan Abu Bakar.”. Syekh Maulana Muhammad Zakariya Al Khandahlawi, dalam kitabnya yang berjudul Fadhilah Amal menerangkan, saling berlomba dalam amal shaleh dan kebaikan sangat baik dan disukai. Kisah di atas terjadi menjelang perang Tabuk. Pada saat itu, Nabi memberi anjuran untuk bersedekah secara khusus.
Nama Lengkap Umar bin Khattab Tempat, Tanggal Lahir Mekkah Al-Mukarromah, 584 Masehi Masa Kewafatan Madinah Al-Munawwarah, 3 November 644 Masehi Total Harta Kekayaan Diperkirakan kisaran Rp 11,2 Triliun Jenjang Pendidikan Tidak ada Karir Perusahaan · Khalifah Khulafa’ur Rasyidin · Saudagar para pedagang · Pemilik Ladang Pertanian. Padahal saat perjalanan hijrah ke Madinah, ia harus meninggalkan hartanya dan memulainya lagi dari bawah.
Selepas kewafatannya, Umar meninggalkan harta warisan ladang pertanian sebanyak 70.000 ladang, yang rata-rata harga ladangnya sebesar Rp 160 juta (perkiraan konversi ke dalam rupiah), berarti sang khalifah kedua ini meninggalkan harta warisan sebanyak total Rp 11,2 Triliun. Namun, cara hidup Khalifah Umar bin Khattab sangat jauh dibandingkan dengan gaya borjuis ala Kisra Persia atau Heraklius, dan Raja Romawi.
Kekayaannya telah membuat orang-orang di sekitarnya mendapat berkah dan semuanya itu diperoleh semenjak dia berhijrah ke Madinah. "Saudaraku, aku adalah penduduk Madinah yang kaya raya, silakan pilih separuh hartaku dan ambillah !
Jika mendapatkan keuntungan, dipersilahkan untuk membagi hasil dengan pemilik lahan walhasil akhirnya banyak para pedagang yang menyukai strategi berniaga salah sahabat Nabi tersebut.