Khutbah Akibat Memakan Harta Riba. KABAR LUMAJANG - Tidak terasa esok hari umat muslim akan kembali melaksakan ibadah shalat Jumat. Pada kesempatan kali ini, KabarLumajang.com berikan naskah khutbah Jumat dengan tema "Akibat Memakan Harta Riba". Tepatnya ketika Allah Subhannahu wa Ta'ala memberikan mukjizat kepada hamba dan kekasihNya, Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam berupa Isra’ Mi’raj, pada saat itu pula Allah Ta'ala perlihatkan berbagai kejadian kepada beliau yang kelak akan memimpin jaga raya ini. Para pengikut Fir’aun ini melintasi orang-orang yang sedang disiksa api dalam Neraka tadi. Baca Juga: Jelang Rilis One Piece Chapter 1015, Ini 3 Karakter yang Dipercaya akan Selamatkan Luffy.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta para keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh umat yang mengikuti jejak langkahnya hingga hari kiamat kelak. Takwa adalah satu-satunya jalan yang dapat membahagiakan jiwa-jiwa manusia di dunia fana ini. Hanya dengan takwa, kemenangan akan dapat diraih oleh manusia di akhirat kelak. Tidaklah Allah ‘azza wajalla menurunkan kitab suci al-Quran melainkan sebagai petunjuk bagi hamba-hambanya dalam rangka meraih kebahagiaan dunia dan kemenangan di akhirat. Namun sayang sekali, ternyata banyak hamba-hamba Allah ‘azza wajalla yang terjebak pada jalan dan petunjuk semu itu. Orang-orang yang terjerumus itu hanya akan menyadari ketika telah tiba waktu merasakan akibatnya.
Banyak sekali manusia yang menyadari bahwa dirinya sedang berada dalam kondisi menyimpang dan melanggar aturan-aturan yang telah Allah ‘azza wajalla tetapkan, hanya karena ingin menuruti dan memenuhi kepentingan hawa nafsunya. Dengan mudahnya berbagai macam bentuk penyimpangan dan pelanggaran syariat bersarang dalam diri manusia layaknya kayu kering yang dilalap api.
Dengan harapan, tegaknya keselamatan antar sesama manusia dan keharmonisan kehidupan seluruh umat. Sungguh, sikap menyimpang dari perintah Allah ‘azza wajalla telah menjadikan manusia lemah.
Sikap pelanggaran terhadap syariat Allah ‘azza wajalla telah menciptakan kabut hitam dalam diri manusia, pengelihatan manusia menjadi semu, sehingga kelemahan itu menjadikan dirinya tak mampu lagi membedakan mana al-Haq dan mana al-Bathil. Seiring dengan berjalannya waktu, manusia baru akan menyadari betapa buruknya dampak pelanggaran terhadap perintah dan syariat Allah ‘azza wajalla. Zina, dalam pengelihatan sepintas mata manusia, perbuatan ini akan terlihat memberikan kenikmatan kepada pelakunya.
Kemudian ia mencoba untuk memberikan ruang kepada perbuatan ini dalam hatinya. Sampai pada tingkatan ia anggap zina adalah suatu hal yang wajar, legal, bahkan menjadikannya sebuah tradisi.
Namun, setelah ia merasakan betapa zina adalah perbuatan yang biadab, mendatangkan penyakit, merusak moral generasi bangsa, dan menghancurkan ekosistem kehidupan antar nasab manusia sebagai saudara, kerabat, dan tetangga, barulah pelakunya menyadari bahwa zina itu haram untuk dilakukan. Karena saking merebaknya perbuatan keji tersebut, manusia menganggapnya sebagai sebuah tradisi yang biasa dan wajar.
Perlu kita pahami baik-baik, bahwa riba adalah perbuatan keji yang diharamkan Allah ‘azza wajalla secara jelas dengan dalil qath’i dalam al-Quran. Dan sekarang kita lihat dampaknya; persoalan hutang semakin membengkak, sulit untuk dilunasi. Tindakan kriminal pun akhirnya merebak ke seluruh negeri akibat ketidakselarasan perekonomian sebuah daerah.
Setiap hari kita disuguhi dengan informasi-informasi kasus kriminal yang dilakukan karena motif persoalan harta. Tidakkah kita sadari bahwa semua itu adalah akibat dari meluasnya praktik riba dalam perekonomian. Sistem leasing, dan sebagainya… Tidakkah kita sadari bahwa itu semua akan mengantarkan kehidupan manusia pada kehancuran ekonomi? Banyak sekali hadits yang mengabarkan betapa buruknya dampak praktek riba jika dikerjakan oleh manusia.
Sebab, melalui sudut pandang syariah, seorang mukmin akan melihat landasan hukum suatu perkara terlebih dahulu sebelum mengambil tindakan. Mari lihat saudara-saudara di sekeliling kita, bantulah mereka yang membutuhkan bantuan harta.
Tentang infaq dan sedekah, khatib mengingatkan kepada jamaah sekalian akan firman Allah ‘azza wajalla,.
Di antara wujud nyata ketakwaan kita kepada Allah ta’ala adalah kita menjauhkan diri dari perkara-perkara yang dilarang oleh Allah subhanahu wata’ala di dalam kitabNya dengan suka rela, baik kita mengetahui hikmah dibalik larangan tersebut maupun tidak. Di antara alasan kuat lagi tegas akan keharaman riba, yaitu :.
Kedua, Ancaman bagi orang yang tetap menjalankan prktek riba setelah datang kepadanya penjelasan dan setelah ia mengetahui bahwa riba diharamkan dalam syariat Islam, akan dimasukkan ke Neraka. Ketiga, Penegasan bahwa Allah akan menghapuskan dan memusnahkan riba. Ibnu Katsir –rahimahullah– di dalam kitab tafsirnya, “Tafsir al-Qur’an al-azhim” (1/328) berkata, Allah menghabarkan bahwa Dia akan memusnahkan riba, maksudnya bisa saja memusnahkannya secara keseluruhan dari tangan pemiliknya atau menghalangi pemiliknya dari keberkahan hartanya tersebut.
Penafsiran Ibnu Katsir ini semakna dengan hadis, “Sesungguhnya (harta) riba, walaupun banyak jumlahnya, pada akhirnya akan menjadi sedikit.” (HR. Ibnu Katsir –rahimahullah– di dalam kitab tafsirnya, “Tafsir al-Qur’an al-azhim” (1/330) berkata, “Sesungguhnya pemakan riba tidak rela dengan pembagian Allah untuknya, berupa rizki yang halal, dan merasa ridak cukup dengan syariat Allah yang telah membolehkan untuknya berbagai cara mencari penghasilan yang halal. Dengan demikian sikapnya merupakan pengingkaran terhadap berbagai kenikmatan, dan amat zhalim lagi berlaku dosa, yang senantiasa memakan harta orag lain dengan cara-cara bathil. Dan dari perintah tegas semacam inilah disimpulkan hukum wajibnya sesuatu. Bila suatu hal telah diwajibkan untuk ditinggalkan, maka tidak diragukan lagi akan keharamannya. Keenam, Allah ta’ala mengumandangkan perang dengan orang-orang yang enggan meninggalkan riba.
Bertakwalah kepada Allah di mana pun Anda berada, demikian inilah salah satu pesan nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam di dalam sabdanya, اتق الله حيثما كنت, yang diriwayatkan oleh imam at Tirmidzi dan lainnya. “Sesungguhnya di antara hari-hari kalian yang paling utama adalah hari jum’at. Oleh karena itu, hendaklah kalian perbanyak sholawat kepadaku pada hari tersebut.” (HR.
Ketiga: Memakan harta haram adalah kebiasaan buruk orang Yahudi. Dan disebabkan mereka memakan riba, Padahal Sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil.
Ibnu Katsir mengatakan bahwa Allah telah melarang riba pada kaum Yahudi, namun mereka menerjangnya dan mereka memakan riba tersebut.
Dalam sebuh hadits Rasulullah bersabda, "Tidaklah seorang hamba makan makanan lebih baik daripada ia makan makanan dari hasil usaha tangannya sendiri, dan sungguh Nabi Daud AS makan makanan dari hasil usaha tangannya sendiri.”. Allah SWT berfirman, "Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim kecuali dengan cara yang lebih baik.” (QS.
Semakna dengan ayat tersebut Allah juga berfirman, "Dan janganlah sebahagian kamu makan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan janganlah kamu membawa urusan harta itu ke hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian dari harta benda orang lain itu dengan jalan berbuat dosa padahal kamu mengetahui.". Oleh karena itu. Oleh karena itu, orang yang tidak membuat perutnya berpuasa, maka ia seakan-akan tidak berpuasa.
Orang yang berpuasa dari yang haram, berhati-hati dalam makanan dan minuman ia akan masuk surga.
Selama hidup di dunia, manusia harus senantiasa mencari bekal amalan salih. Banyak di antara manusia yang lupa untuk mempersiapkan bekal sebelum kematian menjemput.
Gemerlap dunia sudah hampir melupakan bahwa setelah di dunia akan ada masa yang lebih abadi setelah kematian. Berikut adalah khutbah Jumat tentang Mempersiapkan Bekal Sebelum Kematian Menjemput, seperti dikutip PORTAL JEMBER dari laman Kementerian Agama RI, kemenag.go.id, yaitu:.