Bahaya Riba Di Dunia Dan Akhirat. Bertambah – Hal ini dikarenakan salah satu perbuatan riba yakni meminta tambahan atas sesuatu yang dihutangkan sebelumnya. Menurut M Quraish Shihab, riba merupakan perbuatan untuk mengambil kelebihan atas modal dari yang butuh dengan mengekploitasi kebutuhannya.
Sedangkan menurut Ibu Katsir, riba adalah menolong atau membantu, namun mencari keuntungan di balik pertolongan tersebut bahkan mencekik dan menghisab darah. Hal ini dijelaskan pada surat Al- Baqarah ayat 275, 276 dan 278 dengan bunyi “ orang- orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya kemasukan syaitan lantaran (ekana) penyakit gila.
Andai sesama manusia mau peduli dengan sesamanya, maka yang namanya riba bisa berkurang atau bahkan hilang sama sekali.
Syaikhul Islam oleh Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Melakukan riba hukumnya haram berdasarkan al-Qur`ân, as-Sunnah, dan ijma’.”. Secara lughah (bahasa) riba artinya tambahan, sedangkan menurut istilah syara’ (agama), para fuqahâ’ (ahli fiqih) memberikan ta’rîf (difinisi) yang berbeda-beda kalimatnya, namun maknanya berdekatan.
Syâfi’iyyah menyatakan riba adalah akad untuk mendapatkan ganti tertentu yang tidak diketahui persamaannya menurut standar syar’i (agama Islam) pada waktu perjanjian, atau dengan menunda penyerahan kedua barang yang ditukar, atau salah satunya. Dinamakan riba an-nasî’ah (mengakhirkan), karena tambahan ini sebagai imbalan dari tempo hutang yang diundurkan.
Jika tambahan itu atas kemauan dan inisiatif orang yang berhutang ketika dia hendak melunasi hutangnya, tanpa disyaratkan maka sebagian ahli fiqih membolehkan. Namun orang yang berhati-hati tidak mau menerima tambahan tersebut karena khawatir itu termasuk pintu-pintu riba, wallahu a’lam. Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan larangan ini dalam khutbah wada’ dan hadits-hadits lainnya. Imam Ahmad rahimahullah ditanya tentang riba yang tidak diragukan (keharamannya-pen), dia menjawab, “Riba itu adalah seseorang memiliki piutang, lalu dia berkata kepada orang yang berhutang, “Engkau bayar (sekarang) atau (pembayarannya ditunda tapi dengan) memberi tambahan (riba)?” Jika dia tidak membayar, maka orang yang berhutang memberikan tambahan harta (saat pembayaran), dan pemilik piutang memberikan tambahan tempo. Dari ‘Auf bin Malik, dia berkata: RasûlullâhShallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jauhilah dosa-dosa yang tidak terampuni: ghulul (mengambil harta rampasan perang sebelum dibagi; khianat; korupsi). Aku bertanya, “Apa ini?” Dia menjawab, “Orang yang engkau lihat di dalam sungai itu adalah pemakan riba’”.
Hal ini meyakinkan betapa besarnya dosa yang terdapat dari melakukan riba dan manusia disuruh untuk menjauhinya. Di hari kiamat, pemakan harta riba akan dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan gila. Allah SWT menghinakannya di hari pembangkitan dengan keadaan seperti berdirinya orang yang kerasukan dan dikuasai setan.
Betapa merugi ketika setiap hari sholat menjalankan Perintah-Nya justru do’a tidak akan diterima dan dikabulkan Allah SWT. Hal ini diterangkan oleh Allah SWT melalui Firman-Nya; “Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” (QS. Nabi kita Muhammad SAW bersabda; “Wahai manusia, sesungguhnya Allah itu Maha Baik dan tidak akan menerima sesuatu kecuali yang baik.” (HR. Mari budayakan masyarakat tanpa riba dengan selalu menjunjung tinggi kehormatan dalam hal pinjam-meminjam maupun jual-beli.
Ingatlah wahai saudaraku seislam, bahwa harta benda sebanyak apapun yang kita miliki, jika diperoleh dengan cara yang haram atau tercampuri dengan harta hasil riba, maka akan menjadi bencana bagi kita di dunia dan akhirat. Di antara bahaya dan bencana yang ditimbulkan oleh riba bagi pelakunya adalah sebagai berikut:. Allah tidak akan menerima sedekah, infaq dan zakat yang dikeluarkan dari harta riba. “Wahai manusia, sesungguhnya Allah itu maha baik dan tidak akan menerima sesuatu kecuali yang baik.” (HR. Diriwayatkan dari An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu anhu, ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:. Hal ini sebagaimana diriwayatkan dari Ka’ab bi ‘Ujroh radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:.
Semoga Allah Ta’ala melindungi kita semua dari berbagai macam bentuk riba dan bahayanya. Dan semoga Allah menganugerahkan kepada kita rezeki yang halal, banyak lagi penuh berkah.
[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.
MANTRA SUKABUMI - Ustadzah Oki Setiana Dewi memberikan tausiyahnya kepada jamaah perihal riba. Dalam tausiyah tersebut Ustadzah Oki Setiana Dewi sampaikan bahayanya daripada pelaku riba ketika di dunia dan di akhirat. Bahwasanya Allah SWT telah memberitahukan kita tentang bahayanya orang yang berbuat riba di akhirat kelak. Baca Juga: Duel Sengit 2021, Tokopedia vs Shopee: Mana Jawara Marketplace Sesungguhnya?
Sudah terdengar familiar bahwa riba sangatlah diharamkan Allah SWT apapun alasannya. Meskipun dalam berjualan atau sedang dalam melaksanakan bertransaksi apapun merupakan sebuah kedzaliman.
Dan Allah SWT sudah memberitahukan hukumnya dan bahaya dari seseorang yang berbuat zalim tersebut. Oleh karena itu Ustadzah Oki Setiana Dewi menjelaskan bahwa dengan riba doa-doa akan sulit dikabulkan Allah SWT serta pelakunya akan merasakan kesengsaraan.
"Lihat bahayanya bagi para pelaku riba, bahaya orang-orang yang menjalankan riba yang dzolim luar biasa," ujarnya seperti dikutip mantrasukabumi.com dari instagram @okisetianadewiofficial Rabu 24 November 2021.
