Wanita Hamil 6 Bulan Puasa Ramadhan. Tetap meneruskan puasa bagi ibu hamil dengan kondisi-kondisi ini bisa membahayakan kesehatan, tidak hanya dirinya sendiri, juga bayi dalam kandungannya. Meski begitu, bagi beberapa orang dengan kondisi tertentu seperti ibu hamil dan menyusui diperkenankan untuk meninggalkan puasa lantas menggantinya di hari lain di luar Ramadan.
Tanda ibu hamil harus membatalkan puasa bisa dilihat dari berbagai gejala yang dirasakan. Trimester kedua adalah waktu yang tepat untuk ikut puasa bagi ibu hamil. Ibu hamil di trimester pertama dan ketiga sebaiknya meninggalkan puasa. Berikut Liputan6.com rangkum tentang tanda ibu hamil harus membatalkan puasa dari berbagai sumber, Kamis (7/5/2020).
Hal ini senada dengan ungkapan Syaikh Shalih bin Utsaimin dalam buku Fiqih Shiyam Ramadhan ditulis oleh Tim Ulin Nuha.Syaikh Shalih bin Utsaimin menjelaskan bahwa wanita hamil tidak lepas dari dua hal; pertama wanita hamil yang kuat dan semangat menjalankan puasa, tidak sulit baginya berpuasa dan tak membawa efek bagi janin maka wajib untuk berpuasa.Kedua, wanita hamil yang tak mampu dan berat berpuasa atau badannya lemas jika harus puasa maka dalam kondisi ini hendaklah ia tak berpuasa. Jika dokter menyarankan puasa, Bunda dapat melanjutkannya.Secara umum, setiap ibu hamil yang menderita komplikasi selama kehamilan, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, infeksi ginjal atau masalah jantung, harus menahan diri agar tidak berpuasa.Dr Rashi Gupta, Specialist Obstetrics and Gynecology di iCare Clinics, Dubai, mengatakan bahwa jika Buda memutuskan untuk berpuasa selama Ramadhan maka harus sahur dan berbuka puasa dengan asupan makanan sehat.Perhatikan porsi makanan yang seimbang mulai dari protein, buah-buahan, karbohidrat, kurma, dan serat.Jangan lupa banyak minum air saat sahur dan berbuka puasa. Ini untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi.Merasa pusing, pingsan, lemah, bingung atau lelah, bahkan setelah Bunda beristirahat dengan baik segeralah berbuka puasa. Minum air yang mengandung garam dan gula, atau larutan rehidrasi oral.Meski demikian, sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam The Journal of Nutrition menyebutkan bahwa puasa selama trimester kedua kehamilan bisa menjadi berbahaya terutama jika usia kandung memasuki 22-27 minggu.Penelitian yang dipimpin oleh Nathalie Auger (University of Montreal Hospital Research Centre) itu mengungkap kalau kelahiran prematur berdasarkan tingkat keparahan paling ekstrem terjadi pada usia kehamilan 22-27 minggu.Hal ini mengingat, selama trimester kedua kehamilan , kebutuhan energi meningkat sebesar 340 kkal per hari.
Untuk itu, Bunda sangat disarankan berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu demi mengurangi risiko kelahiran prematur.Bunda, simak juga yuk ciri-ciri hamil dilihat dari perubahan kulitnya seperti dalam video berikut:.
Dikutip dari the Asianparent Singapore, International Board Certified Lactation Consultant (ICBLC) Kelly Bonyata mengatakan, bagi ibu hamil dan menyusui yang merasa berpuasa dapat berdampak negatif kepada kondisi janin dan bayinya bisa dibebaskan dari kewajiban puasa. Namun, kemungkinan akan berdampak kepada kondisi ibu jika kebutuhan nutrisi dan jadwal pumping tidak diatur dengan baik. Selain itu, para ahli juga tidak menyarankan bagi ibu menyusui yang memiliki bayi usia di bawah 6 bulan untuk berpuasa. Dampaknya, ibu menyusui juga membutuhkan asupan cairan dan kalori yang konsisten untuk memenuhi kebutuhan ASI si kecil.
Alhasil, sesi menyusui sudah tidak setinggi atau sebanyak ibu dengan bayi usia di bawah 6 bulan. Selain itu, WHO juga merekomendasikan beberapa contoh menu buka berbuka puasa yang bisa dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui.
Perhatikan yang ini dulu yuk Ma, kondisi kamu termasuk salah satu di antaranya nggak? Puasa di bulan Ramadan memang sangat ditunggu-tunggu, momen yang hanya datang setahun sekali. Berikut ini adalah kategori orang yang harus membayar fidyah, karena tidak bisa berpuasa:. Orang yang sakit dan secara umum ditetapkan sulit untuk sembuh lagi,. Terkait dengan kesehatan, ini dia 5 kondisi ibu hamil yang tidak dianjurkan puasa menurut dr. Feby. Terutama pada kehamilan trimester pertama, ini adalah masa mual dan muntah yang berat bagi ibu hamil.
Ibu hamil dengan kondisi perdarahan biasanya harus banyak beristirahat dan mungkin mengonsumsi obat-obatan dari dokter. Tapi ada juga ibu hamil yang mengalami kontraksi terus-menerus meski belum waktunya persalinan.
Ini semata-mata dilakukan agar tidak memberi risiko pada perkembangan janin di dalam perut Mama.
"Sebuah penelitian mengatakan bahwa ibu hamil trimester pertama yang menjalankan puasa akan melahirkan janin dengan berat badan lebih rendah," ujar dr. Juwalita Surapsari, M. Gizi, Sp. Juwalita kemudian menjelaskan ibu hamil baru bisa mulai berpuasa bila telah memasuki trimester kedua (4-6 bulan). Sebab di trimester tersebut kondisi janin sudah lebih stabil dan tubuh ibu telah beradaptasi dengan berbagai perubahan kehamilan.
Selain itu, ibu hamil juga baru bisa mulai berpuasa bila memiliki status gizi yang baik. Lebih lanjut, dr. Suci Dwi Putri dalam laman Klik Dokter juga menjelaskan ada beberapa hal yang tetap perlu diperhatikan ibu hamil saat berpuasa:. Bila terdapat penurunan gerakan janin meskipun telah dirangsang, maka lebih baik segera menghentikan puasa dan konsultasi pada dokter.
Bila perlu tambahkan asupan makanan di tengah malam untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil dan janin. Sebab beberapa minuman tersebut memiliki sifat yang menarik cairan (diuretik) sehingga menyebabkan peningkatan frekuensi berkemin saat puasa.
Sejatinya dalam hukum Islam, wanita hamil dan menyusui diperbolehkan untuk tidak berpuasa apabila khawatir akan membahayakan kesehatan diri maupun bayinya. Dokter Kandungan asal Pinelands, Cape Town, Afrika Selatan Dr Amaal Schroeder mengatakan ibu hamil pada trimester pertama dan kedua disarankan tidak berpuasa, mengutip Parent24.com. Ibu hamil yang berpuasa harus menyadari bahwa anak di dalam kandungannya membutuhkan banyak nutrisi agar tetap sehat, kuat, dan tak mengganggu perkembangan janin.
(Foto: Pixabay/Mizianitka) Ibu hamil yang berpuasa harus menyadari bahwa anak di dalam kandungannya membutuhkan banyak nutrisi agar tetap sehat, kuat, dan tak mengganggu perkembangan janin. Akan tetapi bila terjadi pendarahan, kontraksi, penurunan pergerakan janin, penglihatan kabur, pusing, sakit kepala hebat, kelelahan ekstrem, segera batalkan puasa dan makan-minum secara perlahan.