Waktu Puasa Syawal Yang Paling Utama. Selain itu, waktu puasa Syawal ini lebih utama bila dilaksanakan sehari setelah Hari Raya Idul Fitri. Waktu puasa Syawal juga lebih utama bila dilaksanakan secara berurutan dalam 6 hari.
Selain itu, akan lebih mudah rasanya bila puasa dilakukan secara berurutan agar tidak mengulang adaptasi. Waktu puasa Syawal juga banya dipertanyakan, apakah boleh berpuasa pada hari Jumat atau tidak.
Namun Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa dimakruhkan berpuasa pada hari Jum’at secara bersendirian. Namun jika diikuti puasa sebelum atau sesudahnya atau bertepatan dengan kebiasaan puasa seperti berpuasa nadzar karena sembuh dari sakit dan bertepatan dengan hari jumat, maka tidaklah makruh.” (Al Majmu’ Syarh Al Muhaddzab).
Yakni menahan dari makan, minum, berhubungan dan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga tenggelamnya matahari. Demikian pula Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah menjelaskan, niat adalah pekerjaan hati dan tidak ada sangkut pautnya dengan lisan.
Artinya: Aku berniat puasa besok dari enam hari Syawal, sunnah karena Allah Ta’ala. “Barangsiapa berpuasa Ramadhan, lalu mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, ia seperti puasa setahun” (HR. Bagi muslimah, secara umum pasti memiliki udzur saat Ramadhan yang membuatnya tidak boleh berpuasa yakni datangnya haid.
Ini merupakan puasa sunnah yang banyak digemari oleh umat muslim, dikarenakan mereka sudah terbiasa berpuasa di bulan sebelumnya. Karena seperti itu pun disebut menjalankan puasa enam hari Syawal setelah Ramadhan.
Beliau menyebutkan bahwa yang lebih utama adalah memulai puasa Syawal sehari setelah Idul Fithri. Hal ini supaya mendapatkan keutamaan puasa segera mungkin sebagaimana disebutkan dalam dalil sebelumnya. Jadi bagi siapa yang belum bisa melakukan lansung dari setelah hari raya Idu Fitri, ia masih ada kesempatan berpuasa hingga akhir bulan Syawal.
Suara.com - Setelah bulan Ramadan berlalu dan kita usai merayakan Idulfitri, umat muslim kembali bersiap-siap menjalankan ibadah puasa Syawal selama 6 hari guna mendapat pahala lebih banyak. Anda boleh menjalankannya tidak berurutan asalkan selama 6 hari dalam satu bulan Syawal.
"Puasa Syawal tetap dianjurkan meskipun seseorang tidak berpuasa Ramadan. Saat seseorang yang berhasil menjalankan ibadah Syawal, maka pahalanya setara dengan puasa selama 1 tahun.
"Barangsiapa yang telah melaksanakan puasa Ramadan, kemudian ia mengikutinya dengan berpuasa selama 6 hari pada bulan Syawal, maka dia mendapatkan pahala sebagaimana orang yang berpuasa selama 1 tahun," bunyi hadis tersebut. Namun keuntungannya tetap bisa didapat bagi mereka yang berpuasa sunnah tanpa berurutan di bulan Syawal.
Baca Juga: Pentingnya Jaga Konsumsi Serat Saat Puasa, Bisa Perkuat Imunitas Loh!
Selesai bulan Ramadhan, umat Islam disunahkan menjalankan ibadah Puasa Syawal selama 6 hari. Artinya: Abu Ayyub al-Ansari RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Dia yang berpuasa selama Ramadhan dan melanjutkannya dengan enam hari puasa saat bulan Syawal akan seperti melakukan puasa terus menerus.".
Namun, adakalanya sebagian muslim punya utang puasa yang harus dibayar selepas Ramadhan. Jika sudah lunas, umat Islam bisa melanjutkannya dengan Puasa Syawal.
Terkait menggabungkan Puasa Syawal dengan melunasi utang Ramadhan, umat Islam sebaiknya tidak melakukan hal tersebut. Mufti dari Leicester, Inggris, tersebut mengutip pendapat dalam Fatawa Darul Uloom Deoband. Jika terlanjur menggabungkan keduanya, maka niat utama adalah membayar utang Puasa Ramadhan. Saat melunasi utang, diharapkan umat Islam memperoleh berkah Syawal dari Allah SWT.
PORTAL JEMBER - Setelah Ramadhan usai, umat Islam dianjurkan untuk menjalankan puasa sunnah di bulan Syawal. Ibadah ini dilakukan sehari setelah Idul Fitri.
Maka, puasa ini bisa dimulai pada tanggal 2 Syawal. Namun, berapa hari puasa Syawal harus dilakukan?
Apakah boleh memulainya tidak pada tanggal 2 Syawal? Baca Juga: Aurel Hermansyah Protes ke Atta Halilintar, Thariq Halilintar: Aku Nggak Bisa Bela Kamu Bang. Dirangkum Portal Jember dari berbagai sumber, berikut penjelasannya.
Para ulama mazhab Syafi'i mengatakan puasa Syawal paling utama dilakukan secara berturut-turut setelah shalat Idul Fitri. Baca Juga: Muhammadiyah Resmi Menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1442 H Jatuh Hari Kamis 13 Mei 2021. Kemudian, Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan bahwa puasa Syawal dianjurkan dijalankan selama 6 hari.
Ada berbagai bentuk ibadah yang bisa dilakukan umat Islam kepada Allah SWT, salah satunya adalah puasa. Dalam Quran surat Al Baqarah ayat 185, Allah SWT berfirman mengenai perintah melaksanakan ibadah puasa.
Dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan, ada berbagai manfaat puasa, yakni mendetoksifikasi tubuh secara optimal serta meregenerasi sel dengan baik. Puasa sunnah ini dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah oleh orang yang tidak melaksanakan ibadah haji.
Dalam hadits riwayat Abu Daud, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sesungguhnya segala awal seluruh hamba dipaparkan pada hari Senin dan Kamis.".
Niat adalah salah satu rukun puasa serta ibadah lain pada umumnya. Berdasarkan dari hadits Rasulullah SAW, segala sesuatu itu bergantung pada niat. Melansir dari NU Online , berikut lafal niat puasa Syawal yang dianjurkan oleh beberapa ulama,.
Melansir dari Brilio.net, seseorang yang melakukan puasa Syawal diibaratkan seperti berpuasa selama satu tahun. Keutamaan ini dijelaskan dalam sebuah hadits riwayat Muslim nomor 1164, "Barangsiapa yang berpuasa Ramadan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.". Hadits tersebut berasal dari Abu Ayyub Al Anshori, kala dia pernah mendengar sabda Nabi Muhammad SAW. Keutamaan Puasa Syawal: Mendapat Pertolongan Rasulullah. Keutamaan puasa Syawal berikutnya yakni mendapatkan pertolongan dari Rasulullah SAW. Orang yang menjalankan sunnah puasa Syawal, dikatakan akan mendapatkan pertolongan atau syafaat dari Rasulullah SAW.
"siapa yang menghidupkan sunnahku maka sungguh ia mencintaiku, dan siapa yang mencintaiku bersamaku di surga.".
Pada bulan ini, salah satu amalan yang disunahkan adalah berpuasa. Bagaimanapun, seorang Muslim boleh saja berpuasa sunah Syawal di luar rentang waktu tersebut. Boleh pula melakukannya dengan tidak berurutan, asalkan total puasanya terhitung selama enam hari.
Mengutip keterangan Syekh Muhammad Nawawi al- Bantani dalam Syarh Muslim, "Ulama mazhab Syafi'i berpandangan bahwa puasa enam hari pada Syawal paling utama/afdal dilaksanakan secara berturut-turut setelah Idul Fitri. Namun, jika tidak secara berturut-turut (setelah Idul Fitri) atau dilaksanakan hingga akhir Syawal pun tetap akan mendapatkan keutamaan puasa Syawal sepanjang sebelumnya telah melaksanakan puasa Ramadhan.". Menurut Ibnu Rajab al-Hambali, keutamaan puasa enam hari pada Syawal antara lain menggenapkan pahala puasa Ramadhan menjadi setahun penuh. Jika Allah menerima amalan seorang hamba, maka Dia akan menunjukkan atau menuntun untuk melakukan amalan shalih lainnya, diantaranya puasa Syawal.