Tata Cara Niat Puasa Arafah. Puasa ini sangat dianjurkan bagi umat muslim agar dapat turut merasakan nikmatnya beribadah seperti yang dirasakan oleh para jemaah haji. Namun, bagi muslim yang melaksanakan ibadah haji, haram hukumnya untuk berpuasa di hari Arafah 9 Dzulhijjah. Tentunya dengan catatan kita tidak melakukan hal yang membatalkan puasa, seperti makan, minum dan lainnya. Setelah terbit fajar, maka kita sudah diharuskan menahan diri dari segala yang membatalkan puasa hingga waktu maghrib tiba.
Berikut ini keutamaan puasa sunah Arafah (9 Dzulhijjah) bagi orang yang tidak melaksanakan ibadah haji berdasarkan beberapa hadist Nabi Muhammad SAW adalah:. Keutamaan Puasa Arafah yang sudah banyak diketahui adalah dapat menghapus dosa seseorang selama dua tahun. Nah, kurban online dari Dompet Dhuafa mempertimbangkan segala aspek kesehatan di masa darurat ini.
Terdapat sejumlah keutamaan, tata cara, dan niat puasa Arafah. Hari-hari ini merupakan bagian dari 10 hari yang dicintai Allah SWT. Puasa Arafah sangat dianjurkan bagi umat Islam yang tidak menjalankan ibadah haji.
Puasa Arafah dilakukan sehari sebelum Hari Raya Idul Adha atau setiap tanggal 9 Dzulhijjah. Pada tahun 2020, puasa Arafah bertepatan dengan Kamis, 30 Juli.
Imam Nawawi menyebut dalam kitab Al-Minhaj Syarah Shahih Muslim, berpuasa pada tanggal 1-9 Dzulhijjah merupakan amalan yang utama, termasuk puasa Arafah. Karena puasa termasuk amalan yang paling utama," kata Imam Nawawi.
Umat Islam yang menjalani puasa Arafah berarti juga mengikuti sunah rasul. Puasa Asyura' menghapuskan dosa tahun sebelumnya," hadis riwayat jamaah kecuali Bukhari dan Tirmizi.
Selain pengampunan dosa, hari Arafah juga dikenal sebagai pembebasan dari siksa neraka.
Selain itu, memasuki sepuluh hari pertama bulan tersebut, kita dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, seperti perbanyak dzikir, sedekah, baca Al-Qur’an, dan berbagai macam amalan sunnah lainnya. Lebih tegas lagi, Syekh Zakaria al-Anshari (w. 1520 M) dalam Asnâ al-Mathâlib menjelaskan, pada tanggal satu sampai sembilan Dzulhijjah, disunnahkan untuk berpuasa. Untuk tanggal satu sampai tujuh disunnahkan bagi orang yang sedang menunaikan ibadah haji ataupun tidak, sementara tanggal delapan (hari Tarwiyyah) dan sembilannya (hari ‘Arafah), hanya disunnahkan bagi yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji. Untuk durasinya, sama seperti puasa pada umumnya, yaitu dari mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari.
Bahkan, menurut Sayyid Bakri Syatha (w. 1892 M.) dengan mengutip fatwa Al-Barizi menjelaskan, andaikan puasanya hanya niat qadha, maka mendapat pahala keduanya. Oleh karena itu, berpuasa pada sembilan hari pertama bulan tersebut juga memiliki keutamaan tersendiri.
Menurut mayoritas ulama, dosa-dosa yang dihapus sebab puasa Arafah adalah dosa kecil (An-Nawawi, Syarah Muslim, juz 3, h. 113). Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun,” (HR Abus Syekh Al-Ishfahani dan Ibnun Najar). Keutamaan puasa Arafah ini bisa disimak antara lain dalam hadits yang diriwayatkan Abu Qatadah rahimahullah, Rasulullah bersabda:.
Pelaksanaan puasa Arafah adalah tepat 1 hari sebelum Idul Adha. Hanya yang paling utama dilakukan untuk tata cara puasa Arafah menjelang Idul Adha adalah pada tanggal 9 Zulhijah. Hal ini ditegaskan dalam buku berjudul Sharing Islam oleh Q-Writing Consulting.
Apa hukum menunaikan ibadah puasa Arafah menjelang Idul Adha itu? Memahami hukum menunaikan ibadah puasa Arafah pada 9 Zulhijah adalah sunnah atau sunnah muakkad, yang artinya puasa Arafah selama 1 hari sangat dianjurkan bagi umat Islam.
Puasa Arafah mampu menghapus dosa selama dua tahun. “Adapun orang yang sedang berhaji dan saat itu berada di Arafah, menurut Imam Syafi’ secara ringkas dan ini juga menurut ulama Syafi’iyah bahwa disunnahkan bagi mereka untuk tidak berpuasa,” dijelaskan.
Terdapat dua keutamaan yang dapat didapatkan oleh umat muslim ketika melakukan Puasa Dzulhijjah. Melansir dari NU Online, puasa Arafah memiliki beberapa keutamaan, di antaranya:. Berpuasa pada tanggal 9 Dzulhijjah, atau melakukan puasa Arafah dapat menghapus doa selama dua tahun. Mayoritas ulama berpendapat, bahwa dosa yang dihapus sebab puasa Arafah adalah dosa-dosa kecil, sebagaimana diterangkan oleh Imam Nawawi dalam Syarah Muslim juz 3 (h. 113).
Puasa Arafah memiliki keutamaan lain yakni hari di mana Allah membebaskan hamba-Nya dari siksa api neraka. Artinya: "Tidak ada hari dimana Allah membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada Hari Arafah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan mereka di depan para Malaikat dan berkata: ‘Apa yang mereka inginkan?".
Puasa ini sangat dianjurkan bagi mereka yang tidak sedang menunaikan ibadah haji. Artinya, “Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun yang telah lalu dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapus dosa setahun yang lalu,” (HR Muslim). Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Arafah lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah SWT.”. Orang yang ingin berpuasa sunnah Arafah di siang hari tetapi tidak sempat melafalkan niat dan berniat puasa di malam harinya boleh menyusul pelafalan niat dan memasang niat sunnah puasa Arafah seketika itu juga. Kewajiban niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib. Untuk puasa sunnah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh hingga gelincir matahari atau Zuhur.
Berikut ini lafal niat puasa sunnah Arafah di siang hari:. Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnati Arafah lillâhi ta‘âlâ.