Sunnah Puasa Di Bulan Muharram. Dalil keutamaan puasa Muharram sebaik-baiknya puasa setelah Ramadhan ini disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telag bersabda :. Disebutkan dalam hadits jugasehari di Bulan Muharram pahalanya sama dengan puasa 30 hari.
Al Hafidz Ibnu Hajar menyebutkan, "Diriwayatkan dari Hafshah, dari Nabi Shollallahu 'alaihi wa Sallam, beliau bersabda, "Barangsiapa yang berpuasa di akhir bulan Dzulhijjah dan di awal bulan Muharram, maka Allah akan menjadikannya penebus dosanya selama 50 tahun. Ustaz Muhammad Ajib MA dari rumah Fiqih Indonesia menjelaskan, puasa di bulan haram salah satunya Muharram sangat disunnahkan untuk dikerjakan.
Jumhur ulama dari tiga madzhab yakni Hanafi, Maliki dan Hambali juga sepakat dengan kesunnahan puasa Muharram.
Puasa di hari Asyura pada bulan Muharram bisa menggugurkan dosa selama satu tahun. REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Muharram memiliki keistimewaan karena di dalamnya ada hari penting agar umat Muslim dianjurkan berpuasa yakni pada hari Asyura. Fadilah yang didapatkan bagi seorang Muslim yang Puasa Asyura sangat besar karena keutamaannya dapat menggugurkan dosa selama setahun. Seperti diriwayatkan dari Abu Qatadah RA, Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda: "Puasa di hari Asyura, sungguh saya mengharap kepada Allah bisa menggugurkan dosa setahun yang lalu," (H.R. Berikut jadwal puasa sunnah di Bulan Muharram:. Jumat, 9 Muharram/ 28 Agustus: Puasa Tasu'a.
Ahad, 11 Muharram/ 30 Agustus: Puasa Setelah 'Asyura. Selasa, 13 Muharram/ 1 September: Puasa Ayamul Bidh. Rabu, 14 Muharram/ 2 September: Puasa Ayamul Bidh.
Terdapat sejumlah tanggal penting dan jadwal puasa sunah di bulan Muharram. Bulan Muharram terdiri dari 29 hari sehingga berakhir pada Selasa, 7 September 2021.
Empat bulan haram itu adalah Muharram, Rajab, Dzulqaidah, dan Zulhijah. Pada bulan Muharram, umat Islam dianjurkan banyak beribadah kepada AllahSWT. Pada tahun 2021, jadwal puasa Tasua bertepatan dengan Rabu, 18 Agustus 2021.
Berikut tanggal penting dan jadwal puasa sunah di bulan Muharram 1443 H:.
Pada bulan Muharram terdapat banyak sekali amalan yang disunahkan Rasulullah, salah satunya puasa. Inna 'iddatasy-syuhuri 'indallaahisnaa 'asyara syahran fi kitaabillaahi yauma khalaqas-samaawaati wal-arda min-haa arba'atun hurum, zaalikad-diinul-qayyimu fa laa tazlimu fiihinna anfusakum wa qaatilul-musyrikiina kaaffatang kamaa yuqaatilunakum kaaffah, wa'lamuu annallaaha ma'al-muttaqiin. Salah satu amalan yang disunahkan untuk dilaksanakan saat bulan Muharram adalah puasa.
"Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam melakukan puasa Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa Asyura, maka para sahabat berkata: "Wahai Rasulullah, ia adalah hari yang diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani.". Salah satu manfaat puasa Asyura adalah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu apabila dikerjakan dengan ikhlas niat karena Allah.
"Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).". Terdapat niat doa yang harus dibaca saat akan menunaikan ibadah puasa Ayyamul Bidh.
Namun, seorang muslim juga dapat melafalkan niat berpuasa setelah terbit fajar kalau lupa berniat ketika sahur. "Adalah Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam memperbanyak puasa pada hari Senin dan Kamis.
Niat tersebut di baca saat akan melakukan puasa sunah pada hari Senin.
Pertengahan bulan yang dimaksud di sini, bisa ditunaikan sejak tanggal 13, 14, dan 15. Jadwal bulan ini, dilaksanakan pada 22, 23 dan 24 Agustus 2021, yakni hari Minggu hingga Selasa besok.
Ibnu Milhan Al Qoisiy dari ayahnya ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa memerintahkan pada kami untuk berpuasa pada ayyamul bidh yaitu 13, 14 dan 15 (dari bulan Hijriyah).". Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Dikutip dari kitab Bulughul Maram karya Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani, sementara itu menurut pendapat Malikiah, sunnah berpuasa 3 hari setiap bulan dan makruh mengkhususkan hari-hari (13, 14, 15) bidh. Supaya umat Islam tak menganggapnya sebagai suatu kewajiban, yang diambil dari kebiasaan Rasulullah.
Puasa Tasu'a dan Asyura adalah ibadah sunnah yang bisa dikerjakan pada bulan Muharram. Di bulan Muharram, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan ibadah sunnah, seperti puasa. Di dalam Kitab Fiqhul Islam wa Adillatuhu juz 3, Wahbah Az Zuhaili mengatakan, puasa Tasu'a disepakati oleh para ulama termasuk jenis ibadah Tathawwu' atau sunnah. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits Imam Muslim, Abu Qotadah Al Anshori mengatakan:. Artinya: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah?
Sementara puasa Asyura dilaksanakan setiap 10 Muharram. Sehingga Puasa Tasu'a dilaksanakan pada 18 Agustus 2021 dan puasa Asyura dilaksanakan pada 19 Agustus 2021. Baca juga: NIAT Puasa Sunnah Senin Kamis Nanti Malam dan Doa Berbuka Puasa. Nawaitu shauma ghadin ‘an ada'i sunnatit taasuu'aa sunnatan lillahi ta'ala. Artinya: saya niat puasa Tasu'a, sunah karena Allah Ta’ala.
Jelang memasuki Tahun Baru Islam 1443 H, umat muslim disunnahkan untuk berpuasa pada bulan Muharram. Lis Nur'aeni Afgani, dan Ruang Kata, saat itu Rasulullah SAW pertama kali hijrah ke Madinah di bulan Muharram. Sehingga bulan ini dijadikan sebagai awal penanggalan tahun Hijriyah dalam Islam.
Puasa di bulan Muharram bahkan diistimewakan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, ia menceritakan bahwa Rasulullah bersabda:. Berdasarkan kalender masehi, berikut ini jadwal puasa yang bisa diamalkan pada bulan Muharram tahun 2021.
Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw bersabda: ‘Puasa yang paling utama setelah Ramadan adalah puasa pada bulan Allah, Muharam, dan salat yang paling utama setelah salat fardu adalah salat malam.” (HR Muslim). Mengutip nu online, Imam an-Nawawi menjelaskan, hadis sahih ini merupakan dalil sharih atau sangat jelas yang menunjukkan kesimpulan hukum bahwa bulan yang paling utama untuk berpuasa setelah Ramadan adalah Muharram.
Selain itu, meskipun Nabi Muhammad SAW memang lebih banyak berpuasa di bulan Sya’ban, namun hal itu tidak menafikan keutamaan Muharram daripada Sya’ban. Sebab bisa jadi Nabi SAW baru diberi tahu keutamaan Muharram yang melebihi Sya’ban di masa-masa akhir hidupnya, atau bisa jadi Nabi SAW sudah mengetahuinya namun tidak sempat memperbanyak puasa di bulan Muharram karena berbagai halangan, seperti sakit bepergian, dan semisalnya (Yahya bin Syaraf an-Nawawi, al-Minhâj Syarhun Shahîh Muslim bin al-Hajjâj, [Bairut, Dârul Ihyâ-it Turâtsil ‘Arabi, 1392 H], cetakan kedua, juz VIII, h. 55).
(An-Nawawi, al-Minhâj Syarhu Shahîh, juz VIII, h. 55; Ibnu Hajar al-Haitami, al-Fatâwal Kubrâl Fiqhiyyah, [Dârul Fikr], juz II, h. 54; Muhammad bin Umar Nawawi al-Jawi, Nihâyatuz Zain fî Irsyâdil Mubtadi’în, [Bairut, Dârul Kutubil ‘Ilmiyyah, cetakan pertama: 1422 H/2002 M], h. 192; dan Abdullah Abdirrahman Bafadhal al-Hadlrami, al-Muqaddimatul Hadlramiyyah, [Damaskus, ad-Dârul Muttahidah: 1413 H], h. 139).