Sejarah Puasa Asyura Dan Tasu'a. REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam sangat dianjurkan mengerjakan sunnah Rasulullah Nabi Muhammad SAW, disamping taat melaksanakan ibadah wajib. Berawal peristiwa Nabi Muhammad SAW hijrah dari Makkah ke Madinah pada Rabiul Awal.

"Kemudian Nabi bertanya kepada mereka (orang-orang Yahudi), mengapa kamu berpuasa, mereka menjawab itulah hari di mana Allah menyelamatkan Nabi Musa dan Bani Israil dari kejaran Raja Firaun," kata Kiai Ahsin kepada Republika.co.id, Selasa (25/8). Karena itulah kaum Yahudi berpuasa pada hari Asyura atau 10 Muharram sebagai bentuk rasa syukur mereka. Nabi Muhammad SAW kepada kaum Yahudi mengatakan dirinya yang melanjutkan tugas kenabian dari nabi-nabi terdahulu.

"Akhirnya Nabi memerintahkan kepada kaum Muslimin untuk berpuasa pada 10 Muharram," ujar Kiai Ahsin. Nabi Muhammad SAW juga menyampaikan berpuasa pada 10 Muharram akan bisa mengampuni dosa-dosa selama satu tahun.

Inilah Sejarah Puasa Bulan Muharram Tasu'a dan Asyura

Sejarah Puasa Asyura Dan Tasu'a. Inilah Sejarah Puasa Bulan Muharram Tasu'a dan Asyura

LINGKAR KEDIRI - Pada zaman terdahulu, memang bangsa Yahudi sering mengagung-agungkan puasa Asyura. Hal ini terjadi lantaran 10 Muharram dijadikan sebagai hari raya bagi bangsa Yahudi.

Sebagai bentuk syukur atas pembebasan Musa dari jerat Fir'aun. Mengerjakan Puasa Asyura.

Baca Juga: Inilah Keutamaan Bulan Asyura yang Dikatakan Sebagai Bulan Allah. Ibnu Abbas seorang sahabat, saudara sepupu Nabi yang dikenal sangat ahli dalam tafsir Al-Qur’an meriwayatkan bahwa saat Nabi berhijrah ke Madinah, beliau menjumpai orang Yahudi di sana mengerjakan puasa Asyura. Nabi pun bertanya tentang alasan mereka berpuasa. “Allah telah melepaskan Musa dan Umatnya pada hari itu dari (musuhnya) Fir’aun dan bala tentaranya, lalu Musa berpuasa pada hari itu, dalam rangka bersyukur kepada Allah”.

Nabi pun bersabda : “Aku lebih berhak terhadap Musa dari mereka.". Maka Nabi pun berpuasa pada hari itu dan menyuruh para sahabatnya agar berpuasa juga.".

Sejarah Puasa Tasu'a dan Asyura yang Perlu Kita Tahu -

Sejarah Puasa Asyura Dan Tasu'a. Sejarah Puasa Tasu'a dan Asyura yang Perlu Kita Tahu -

Saat tiba di Madinah, beliau melakukan puasa tersebut dan memerintahkan yang lain untuk melakukannya. Puasa Asyura yang diamalkan Rasulullah saw saat di Mekah, hanya untuk beliau sendiri. Pada hari itu pula, Allah ‘Azza wa Jalla menenggelamkan Fir’aun beserta bala tentaranya. Kisah ini tercantum dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma.

Beliau berkata,“Ketika tiba di Madinah, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam mendapati orang-orang Yahudi melakukan puasa ’Asyura. “Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam biasa melakukan puasa ’Asyura di Makkah sebagaimana dilakukan pula oleh orang-orang Quraisy.

Kemudian Nabi saw tiba di Madinah dan menemukan orang Yahudi melakukan puasa ‘Asyura, lalu beliau shallallahu ’alaihi wa sallam pun juga tetap melakukannya.” (Al-Minhaj Syarh Muslim, 8/11). Begitu pula disunnahkan Puasa 9 Muharram atau tasu’a, yang juga mengacu pada riwayat Imam Muslim.

Awal Mula Puasa Asyura dalam Sejarah Islam

Sejarah Puasa Asyura Dan Tasu'a. Awal Mula Puasa Asyura dalam Sejarah Islam

×. Create An Account. Please fill in below form to create an account with us.

Sejarah Lengkap dan Hadist Puasa Tasu'a dan Asyura Menurut

Sejarah Puasa Asyura Dan Tasu'a. Sejarah Lengkap dan Hadist Puasa Tasu'a dan Asyura Menurut

Rembang Bicara - Umat Islam sangat dianjurkan mengerjakan sunnah Rasulullah Nabi Muhammad SAW, disamping taat melaksanakan ibadah wajib. Sebentar lagi akan tiba waktu untuk mengerjakan puasa sunah Asyura dan Tasu'a pada 9 dan 10 Muharram. Baca Juga: Catat! Syarat Wajib Mendapat BPUM BRI di eform.bri.co.id Mendapatkan 1,2 Juta. Sejarah Puasa Tasu'a dan Asyura. Dikutip dari NU Online, Puasa Tasu'a dan Asyura berawal dari peristiwa Nabi Muhammad SAW hijrah dari Makkah ke Madinah pada Rabiul Awal.

Setelah beberapa bulan di Madinah, Nabi melihat orang-orang Yahudi di Madinah puasa Asyura pada 10 Muharram. Ibnu Abbas seorang sahabat, saudara sepupu Nabi yang dikenal sangat ahli dalam tafsir Al-Qur’an meriwayatkan bahwa saat Nabi berhijrah ke Madinah, beliau menjumpai orang Yahudi di sana mengerjakan puasa Asyura. Baca Juga: Bacaan Niat dan Keutamaan Puasa Tasu'a dan Asyura.

Nabi pun bertanya tentang alasan mereka berpuasa.

Sejarah Puasa Asyura dan Dakwah Adaptif Rasulullah Saw

Terutama dalam menyampaikan dakwah Islam kepada Ahlul Kitab, kaum beragama yang telah mapan secara religius. Imam Fakhruddin ar-Razi dalam tafsirnya menjelaskan, alasan dinamakan al-hurum adalah karena berbuat maksiat pada bulan-bulan tersebut akan dibalas dengan lebih berat.

Dalam catatan sejarah, pada hari itu banyak terjadi peristiwa luar biasa, termasuk selamatnya Nabi Musa as dari kejaran pasukan Fir’aun. Syekh Musa Lasyin (wafat 2009 M) dalam kitabnya, Fathul Mun’im Syarhu Shahîh Muslim menjelaskan, puasa Asyura sudah dilakukan oleh orang-orang Arab Jahiliyyah Kota Makkah. (Musa Hasyin Lasyin, Fathul Mun’im Syarhu Shahîh Muslim, [Oman, Dârus Syurûq], juz IV, halaman 588). Menarik juga kita simak penjelasan Syekh Muhammad bin ‘Abdul Baqi az-Zurqani (wafat 1710 M) dalam kitabnya Syarhu Mawâhibil Ladduniyyah dengan mengutip Imam al-Qurtubi:. Rasulullah saw yang juga ikut berpuasa saat itu, mungkin karena alasan adaptif saja, sebagaimana ibadah haji. Ini merupakan salah satu metode dakwah Nabi saw dalam mengajak Ahlul Kitab (Yahudi dan Nasrani) untuk masuk Islam.

Sejarah dan Keutamaan Puasa Tasu'a dan Asyura

Sejarah Puasa Asyura Dan Tasu'a. Sejarah dan Keutamaan Puasa Tasu'a dan Asyura

Muslim Obsession – Sobat Muslim, hari ini tepat pada Senin (17/9/2018) kita sudah memasuki tanggal 7 Muharram 1440 Hijriah. Di bulan pertama dalam kalender Islam ini dianjurkan untuk kita memperbanyak ibadah dan amal shalih, salah satunya yaitu berpuasa.

Imam Nawawi menjelaskan bahwa hadits ini merupakan penegasan bahwa sebaik-baik bulan untuk berpuasa adalah pada bulan Muharram.” (Syarh Shahih Muslim, 8: 55). Namun, sobat Muslim perlu tahu bahwa ada tiga hari dalam bulan Muharram yang disunahkan berpuasa, yakni pada tanggal 9, 10 dan 11 Muharram atau Rabu-Jumat (19-21 September 2018). Sebagian ulama menganggap tingkatan puasa yang paling tinggi dari puasa Muharram adalah berpuasa pada 9, 10, dan 11 Muharram (tiga hari sekaligus).

Di bawah itu adalah berpuasa 9 dan 10 Muharram, di bawah itu adalah berpuasa pada 10 Muharram saja. Tiga tingkatan ini dijelaskan oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah dalam Zaad Al-Ma’ad, 2:72.

Sejarah Puasa Asyura 10 Muharram dan Tasua serta Anjuran

Sejarah Puasa Asyura Dan Tasu'a. Sejarah Puasa Asyura 10 Muharram dan Tasua serta Anjuran

Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Daud disebutkan bahwa Nabi SAW telah bersabda:. Lalu turunlah ayat yang memerintahkan Nabi SAW untuk mengerjakan puasa fardhu hanya di bulan Ramadhan saja. Sehingga semua puasa yang sudah ada sebelumnya tidak diwajibkan lagi, namun kedudukannya menjadi sunnah.

Dikutip dari buku Sejarah Puasa yang ditulis Ustadz Ahmad Sarwat MA terbutan Rumah Fiqih Publishing dijelaskan bahwa Puasa Asyura sudah dilakukan umat terdahulu maksudnya adalah Yahudi. Dari Ibnu Abbas radhiallahu‘anhuma, Rasulullah SAW bersabda:.

Sejarah Puasa Asyura di Bulan Muharram, Benarkah Tradisi Umat

Sejarah Puasa Asyura Dan Tasu'a. Sejarah Puasa Asyura di Bulan Muharram, Benarkah Tradisi Umat

Di bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, salah satunya puasa Asyura atau puasa pada tanggal 10 Muharram yang jatuh pada Selasa, 10 September 2019. Puasa ini sudah dipraktikkan orang Jahiliyah dan umat Yahudi, jauh sebelum datangnya Islam.

Setelah kejadian itu, jadilah puasa Asyura menjadi syariat’ bagi umat Yahudi. Ketika beliau hijrah ke Madinah dan menemukan orang-orang Yahudi berpuasa Asyura, kemudian Nabi bertanya dan memerintahkan untuk berpuasa maka bisa jadi hal tersebut tujuannya untuk meluluhkan hatinya orang-orang Yahudi sebagaimana Nabi meluluhkan hati mereka dalam masalah kiblat mereka, dan bisa jadi karena hal lainnya.

Namun intinya, Nabi SAW berpuasa hari Asyuro bukan sebab dimulai oleh umat Yahudi dan kaum Qurais, karena sebelumnya nabi sudah berpuasa Asyuro dan waktu itu adalah waktu disukainya mencocoki ahlul kitab dalam hal-hal yang tidak dilarang". “Nabi shallallalhu ‘alaihi wa salam tiba di Madinah, maka beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa hari ‘Asyura. Pada hari ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka. Agar tidak menyamai syariat umat Yahudi tersebut, Nabi Muhammad juga memerintahkan untuk berpuasa pada tanggal 9 (hari Tasu’a) dan 11 Muharram sesuai hadits riwayat Ahmad di atas. Perintah tersebut disampaikan Nabi Muhammad pada awal tahun kedua beliau tinggal di Madinah –Nabi tiba di Madinah pada bulan Rabiu’ul Awwal. Hal ini bisa dilihat dari hadits riwayat Ibnu Abbas.

Related Posts

Leave a reply