Sebutkan Manfaat Puasa Dalam Bidang Sosial. Disinilah ia melihat praktek-praktek agama yang tidak memuaskan di kalangan abdi dalem Kraton, sehingga membangkitkan sikap kristisnya untuk memperbaiki keadaan. Pasal dua Anggaran Dasarnya yang asli berbunyi (dengan ejaan baru): Maka perhimpunan itu maksudnya : a. Menyebarkan pengajaran Agama Kanjeng Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wassalam kepada penduduk Bumiputra di dalam residentie Yogyakarta. Dalam masalah aqidah Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid’ah dan khufarat tanpa mengabaikan prinsip-prinsip toleransi menurut ajaran Islam, sedang dalam ibadah Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah tersebut sebagaimana yang dituntunkan Rasulullah SAW tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
Untuk membahas, apakah adat istiadat/tradisi serta kepercayaan berlaku di masyarakat itu sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadits atau tidak, dalam Muhammadiyah dibicarakan oleh suatu lembaga yang bernama “Lajnah Tarjih”. Menurut Muhammadiyah, pendidikan pesantren tradisional membutuhkan waktu terlalu banyak bagi santri untuk menyelesaikannya, juga kurang adanya sistim kelas atau penjenjangan.
Dengan menyelenggarakan pengajian dan nasihat yang bersifat pribadi tersebut, dapat ditunjukkan bahwa Islam menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia. Dapatlah disimpulkan, bahwa pembaharuan sosial kemasyarakatan yang dilakukan Muhammadiyah, merupakan salah satu wujud dari ketaatan beragama, dalam dimensi sosialnya, atau dimaksudkan untuk mencapai tujuan keagamaan.
Dalam perkembangannya, puasa difungsikan bermacam-macam, di antaranya adalah untuk menurunkan berat badan, menjaga kesehatan, meningkatkan kecantikan, menyembuhkan penyakit psikologis, dan seterusnya. Berdasarkan kesimpulan penelitian Defrizal Siregar dan Juriana (2005) ini, diketahui bahwa berpuasa dengan kerja fisik tidak memberikan pengaruh yang buruk terhadap kadar glukosa darah.
Intensitas ibadah di bulan puasa, misalnya saat orang mengaji, berdzikir, dan melakukan muhasabah tiba-tiba muncul insight merasa dicerahkan oleh Tuhan. ”Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan, dan sifat dermawannya itu lebih menonjol pada bulan Ramadhan, yakni ketika ia ditemui malaikat Jibril” (HR Bukhari, dalam Sabiq, 2007).
Seorang ahli psikologi agama bernama Bergin (1987) mengungkapkan bahwa orientasi religius intrinsik dapat memiliki konsekuensi positif, termasuk terhadap variabel kepribadian seperti kontrol diri, kecemasan, keyakinan irrasional, depresi, dan sifat yang lain. Saat berpuasa, seseorang mengontrol diri dari berbagai macam keinginan, baik makan, minim, berhubungan seks, membicarakan orang lain, memaki, berkelahi, dan sebagainya. Dapat dikatakan dengan dua aktivitas inilah, apalagi kalau keduanya dilakukan secara intensif, maka mereka memperoleh jalan untuk menghasilkan ide-ide kreatif.
Ide akan sampai ke otak kita bila melakukan usaha yang langsung berhubungan dengan Allah, seperti berdoa, shalat, dan berpuasa. Pembersihan jiwa sendiri dilakukan dengan memperbanyak amal baik (yang bisa menutupi dosa-dosa), taubat, istighfar, meminta ampunan kepada orang lain, serta bersalaman.
Oleh karena itu maka semua potensi yang dimiliki sedapat mungkin digunakan untuk menunjang eksistensi dakwah Islamiyah. Sehingga media ini sangat baik jika digunakan untuk menyebarkan berbagai informasi seperti berita, hiburan, film, bahkan materi menyangkut pembinaan rohani. Memang harus diakui bahwa di antara sekian banyak paket acara televisi, bisa jadi yang paling sedikit peminatnya adalah acara-acara keagamaan.
Acara ini ternyata mendapat perhatian yang luas dari kalangan umat Islam karena dirasakan cukup bermanfaat bagi pemirsa di rumah. Cara ini disebut dengan istilah in house production, dimana stasiun televisi menggunakan studio internalnya dan menyiarkan secara langsung program dakwah tersebut kepada khalayak. Program-program dakwah Islamiyah biasanya ditayangkan sebagai pembuka acara di pagi hari, kemungkinan disesuaikan dengan aktivitas kaum Muslimin yang baru selesai menunaikan ibadah sholat Subuh. Meskipun demikian, lembaga survei tetap memasukkan program dakwah Islamiyah dalam rangkaian surveinya terutama terkait dengan siapa da’i yang menjadi favorit pemirsa televisi.
Program dakwah Islamiyah, meskipun bukan merupakan merupakan tayangan utama dari stasiun televisi, namun tetap diminati oleh pengiklan karena segmen sasarannya umat Islam Indonesia sangat besar, terutama iklan produk produk yang berkaitan dengan kebutuhan umat Islam seperti perlengkapan ibadah, produk-produk halal dan lain sebagainya. Sehingga segala program yang dianggap akan merusak citra televisi dan berimbas pada larinya pemasan iklan sedapat mungkin dihindari.
Stasiun televisi tidak mau peduli tentang siapa yang lebih baik dakwahnya antara Ustad Jefri Al-Bukhori atau Prof. Quraish Shihab, karena perbandingan seperti ini diluar konteks mereka.