Sah Kah Puasa Tidak Sahur. Liputan6.com, Jakarta - Sahur merupakan salah satu anjuran saat menjalankan puasa di bulan Ramadhan. Sahur biasanya dilakukan pada sepertiga malam dan berakhir saat azan subuh dikumandangkan.
Karena dilaksanakan pada dini hari, sahur bisa saja terlewat. Ada sebagian orang yang memahami sahur adalah inti puasa dan belum sepenuhnya memahami hukum puasa tanpa makan sahur.
simak ulasan Liputan6.com berikut tentang melewatkan makan sahur, dirangkum dari berbagai sumber, Senin (11/4/2022).
Berpuasa adalah menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang dapat membatalkan puasa. Di antara sunah-sunah puasa, umat muslim dianjurkan untuk tidak melewatkan waktu sahur.
Dilansir dalam "Bekal Ramadhan dan Idhul Fitri 2" Niat dan Imsak" oleh Saiyid Mahadir, Lc., MA, kata sahar adalah bentuk tunggal (mufrad) yang menunjuk waktu sebelum subuh, bisa juga rentangnya dimulai dari sepertiga malam akhir hingga menjelang subuh. Sedangkan sahur adalah istilah untuk menyebut makanan dan minuman yang dimakan pada waktu sahar, sehingga jika ada makanan yang dimakan pada waktu sebelum maghrib atau persis setelah isya maka itu belum disebut sahur tapi disebut dengan makan malam saja. Sehingga menjadi kesunnahan sahur adalah diakhirkan hingga tidak terlalu jauh dari waktu Subuh. "Umatku masih dalam kebaikan selama mendahulukan buka puasa dan mengakhirkan sahur".
Makan sahur adalah bagian dari kesunnahan yang sangat baik untuk dikerjakan. "Sahur itu barakah maka jangan tinggalkan meski hanya dengan seteguk air. Imam An-Nawawi dengan tegas mengatakan bahwa para ulama tidak berselisih jika fajar atau subuh sudah tiba sedangkan di mulut seseorang masih ada makanan maka harus dimuntahkan dan setelah itu dia boleh melanjutkan puasanya. Namun jika sengaja ditelan sedangkan dia sudah tahu bahwa fajar atau subuh telah tiba maka batallah puasanya.
Puasa fardhu menurut madzhab Hanafi dan Hambali hanya memiliki satu rukun saja, yaitu menahan diri dari segala hal yang membatalkan. Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi dalam Fikih Empat Madzhab Jilid 2 mengutip hadits riwayat Al-Bukhari tentang keberkahan pada makan sahur meskipun tidak diwajibkan, Nabi SAW bersabda,.
Dan harus juga diinapkan, yakni dilakukan di malam hari sebelum tiba waktu fajar, meskipun sedari waktu maghrib, dan meskipun di malam tersebut ia melakukan sesuatu yang dapat membatalkan puasa karena puasa hanya dihitung saat siang hari saja. Sementara niat pada puasa sunnah menurut madzhab Asy-Syafi'i boleh dilakukan kapan saja, bahkan ketika hari sudah siang sekalipun, dengan syarat sebelum matahari tergelincir yakni sebelum waktu zuhur, dan dengan syarat belum melakukan sesuatu yang dapat membatalkan puasa, misalnya sudah makan atau minum sesuatu. Selain ditanamkan di dalam hati, niat juga harus dilafalkan secara lisan karena pelafalan dengan lisan dapat membantu dan mempertegas niat tersebut, misalnya dengan melafalkan, "Saya berniat untuk berpuasa Ramadhan esok hari di bulan Ramadhan karena Allah subhanahu wa ta'ala.". Sedangkan waktu berniat dapat dilakukan kapan saja sejak matahari telah terbenam hingga tengah hari di keesokan harinya. Waktu siang menurut syariat adalah sejak tersebar cahaya di ufuk timur ketika fajar menyingsing hingga matahari terbenam. Apa bila seseorang tidak menginapkan niatnya pada malam harinya, menurut madzhab Hanafi, maka ia boleh berniat hingga waktu tersebut.
Apabila seseorang telah berniat pada awal malam, misalnya setelah salat Isya, lalu ia membatalkan niatnya sebelum tiba waktu subuh, maka pembatalan itu dianggap sah menurut madzhab Hanafi, untuk puasa apapun. Apabila seseorang berniat di bagian akhir sekali, seperti satu detik sebelum waktu subuh, niatnya masih dianggap sah.
Hal ini bertujuan bukan semata mata supaya kita tidak terlalu merasakan haus dan dahaga pada siang hari di bulan Ramadan. Apalagi misalnya kita bangun tidur terlambat, tidak melihat jam, dan langsung bersantap sahur dengan kondisi setengah sadar. Pertanyaannya kemudian, batal atau sah kah puasa kita saat melaksanakan ibadah sahur dan tiba-tiba terdengar suara azan Subuh?
Dosen Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al Qur’an (PTIQ), Dr. Abdul Muid Nawawi mengatakan, sahur yang dilakukan bersamaan dengan waktu azan Subuh tetap sah puasanya. Tapi lain halnya apabila dia sudah mengetahui dan menyadari akan segera masuk azan Subuh. Maka dalam hal ini, puasa yang dilakukannya menjadi tidak sah.” Tapi kalau tahu ya batal,” ucapnya lebih lanjut.
Mengutip nu.or.id, salah satu ruh ajaran Islam adalah nilai rahmat atau kasih sayang bagi para pemeluknya. Dalam setiap detail syariat yang diajarkan oleh Islam, pasti tidak lepas dari nilai luhur tersebut. Tapi, Nabi mengerti bahwa sahur merupakan bentuk kasih sayang terhadap umatnya, sehingga beliau melakukannya dan dijadikan anjuran bagi orang yang hendak berpuasa. Dengan sahur, maka seorang hamba akan lebih memiliki tenaga untuk melakukan aktivitas pada siang hari.
Jangan sampai bulan Ramadhan yang banyak dianjurkan ibadah, justru disia-siakan begitu saja karena seharian tubuh lemas sebab tidak sahur di malam harinya. Saat-saat menunggu subuh itulah bisa digunakan untuk beribadah, seperti shalat sunnah, membaca Al-Qur’an atau pun zikir lainnya. Dengan kata lain, pengakhiran sahur adalah upaya agar kita bisa beribadah di waktu sepertiga malam.
Dalam tradisi Islam, sahur dianggap dapat membawa berkah dan manfaat, salah satunya memberi kekuatan bagi orang yang berpuasa agar bisa menyelesaikan puasanya hingga magrib. Maka itu, jangan kalian meninggalkannya meskipun hanya meminum seteguk air karena Allah dan malaikat bersalawat untuk mereka yang bersahur'" (HR Ahmad).
Berikut 8 tips yang dapat membantu Anda tetap fokus dan tak mengurangi semangat beribadah Ramadan meski harus puasa tanpa sahur, dilansir dari berbagai sumber. Mengetahui pasti pekerjaan yang harus diselesaikan hari ini membuat Anda lebih efisien energi maupun waktu meski menjalankan puasa tanpa sahur (Foto: picjumbo) Mengetahui pasti pekerjaan yang harus diselesaikan hari ini membuat Anda lebih efisien energi maupun waktu meski menjalankan puasa tanpa sahur (Foto: picjumbo). Tetapkan daftar aktivitas apa saja yang akan dilakukan, untung-untung jika Anda memiliki waktu sisa untuk beristirahat dan menyiapkan menu berbuka puasa bersama keluarga.
Tidur siang selama 20 menit terbukti mengisi ulang energi, menenangkan saraf, meningkatkan memulihkan semangat dan konsentrasi, bahkan mengurangi risiko terkena serangan jantung. Tidur siang selama satu jam saja bisa mengalami inersia (sleep inertia), yakni perasaan disorientasi dan tidak nyaman sesaat setelah bangun.
SERAMBINEWS.COM - Sudah hari ketujuh umat muslim saat ini menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan. Supaya ibadah puasa yang dilakukan sah, maka perlu adanya niat. Irwansyah Panik, Putranya Mendadak Kejang, Suami Zaskia Sungkar Langsung Telepon Dokter. Ini yang Terjadi pada Tubuh Jika Anda Tidak Makan Sayur, Sering Lelah hingga Mudah Lupa.
Baca juga: Belum Dipindahkan ke Medan, 56 Rohingya Jalani Ibadah Ramadan di Penampungan BLK Lhokseumawe.