Sah Gak Puasa Tanpa Sahur. Liputan6.com, Jakarta Hukum puasa tanpa makan sahur kerap dipertanyakan sebagian orang. Sebelum berpuasa, umat Islam dianjurkan untuk makan sahur.
Terlepas dari sah tidaknya puasa tanpa sahur, makan sahur penting untuk mengisi energi agar dapat menjalani puasa seharian. Akibatnya puasa harus dilakukan tanpa makan sahur. Ada pula sebagian orang yang memahami sahur adalah inti puasa dan belum sepenuhnya memahami hukum puasa tanpa makan sahur. Hukum puasa tanpa makan sahur nampaknya perlu dipahami agar umat muslim tak salah kaprah saat berpuasa. Lantas, bagaimana hukum puasa tanpa makan sahur? Berikut ulasan mengenai hukum puasa tanpa makan sahur yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (21/5/2019).
Dalam tradisi Islam, sahur dianggap dapat membawa berkah dan manfaat, salah satunya memberi kekuatan bagi orang yang berpuasa agar bisa menyelesaikan puasanya hingga magrib. Apalagi Rasulullah SAW menganjurkan bagi umat Muslim yang akan berpuasa untuk menyantap sahur, seperti hadis berikut dikutip dari NU Online.
Maka itu, jangan kalian meninggalkannya meskipun hanya meminum seteguk air karena Allah dan malaikat bersalawat untuk mereka yang bersahur'" (HR Ahmad). Berikut 8 tips yang dapat membantu Anda tetap fokus dan tak mengurangi semangat beribadah Ramadan meski harus puasa tanpa sahur, dilansir dari berbagai sumber.
Mengetahui pasti pekerjaan yang harus diselesaikan hari ini membuat Anda lebih efisien energi maupun waktu meski menjalankan puasa tanpa sahur (Foto: picjumbo) Mengetahui pasti pekerjaan yang harus diselesaikan hari ini membuat Anda lebih efisien energi maupun waktu meski menjalankan puasa tanpa sahur (Foto: picjumbo). Melansir Metro, memiliki rencana harian membantu Anda menghemat waktu dan tenaga untuk terhindar dari mengerjakan hal-hal yang bukan menjadi prioritas. Tetapkan daftar aktivitas apa saja yang akan dilakukan, untung-untung jika Anda memiliki waktu sisa untuk beristirahat dan menyiapkan menu berbuka puasa bersama keluarga. Berdoalah agar diberi kekuatan menjalankan puasa tanpa sahur, serta perbanyak amal dengan melakukan ibadah lainnya (Foto: Adhi Wicaksono) Berdoalah agar diberi kekuatan menjalankan puasa tanpa sahur, serta perbanyak amal dengan melakukan ibadah lainnya (Foto: Adhi Wicaksono).
Tidur siang selama 20 menit terbukti mengisi ulang energi, menenangkan saraf, meningkatkan memulihkan semangat dan konsentrasi, bahkan mengurangi risiko terkena serangan jantung. Tidur siang selama satu jam saja bisa mengalami inersia (sleep inertia), yakni perasaan disorientasi dan tidak nyaman sesaat setelah bangun.
Liputan6.com, Jakarta - Makan sahur adalah suatu amalan yang dianjurkan saat melakukan ibadah puasa. Tetapi, ada sebagian orang yang memahami sahur adalah inti puasa. Dikutip dari konsultasisyariah.com, tidak pernah ada ajaran islam yang menyatakan inti puasa adalah sahur. Akibat pernyataan tersebut, banyak umat Islam yang meragukan puasanya hanya karena tidak makan sahur.
Padahal, membatalkan puasa dengan alasan yang tidak dapat dibenarkan termasuk dosa besar. Makan sahur memang dianjurkan, tetapi itu bukan bagian dari syarat inti puasa.
Selain itu, ada pula amalan yang bersifat sunah selama berpuasa, salah satunya adalah sahur. Artinya, “Dari Abu Sa’id Al-Khudri RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Sahur sepenuhnya mengandung berkah. Utamanya, ia diakhirkan selama tidak sampai masuk waktu yang diragukan: apakah masih malam atau sudah terbit fajar.
Artinya, “Umatku senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka,” (HR Ahmad). Berdasar hadis yang diriwayatkan Muslim, Nasai, dan Turmudzi, menggambarkan bagaimana Rasulullah berpuasa karena tidak ada makanan.
Ia menanyakan kepada istrinya apakah ada makanan di rumah untuk sarapan atau tidak. Ini menunjukkan bahwa ia tidak sahur pada dini harinya, tetapi akhirnya memutuskan untuk berpuasa.
Namun tetap dianjurkan untuk sahur karena bukan hanya mendapat berkah tapi juga membuatmu lebih kuat menjalani puasa.
Puasa fardhu menurut madzhab Hanafi dan Hambali hanya memiliki satu rukun saja, yaitu menahan diri dari segala hal yang membatalkan. Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi dalam Fikih Empat Madzhab Jilid 2 mengutip hadits riwayat Al-Bukhari tentang keberkahan pada makan sahur meskipun tidak diwajibkan, Nabi SAW bersabda,. Dan harus juga diinapkan, yakni dilakukan di malam hari sebelum tiba waktu fajar, meskipun sedari waktu maghrib, dan meskipun di malam tersebut ia melakukan sesuatu yang dapat membatalkan puasa karena puasa hanya dihitung saat siang hari saja.
Sementara niat pada puasa sunnah menurut madzhab Asy-Syafi'i boleh dilakukan kapan saja, bahkan ketika hari sudah siang sekalipun, dengan syarat sebelum matahari tergelincir yakni sebelum waktu zuhur, dan dengan syarat belum melakukan sesuatu yang dapat membatalkan puasa, misalnya sudah makan atau minum sesuatu. Selain ditanamkan di dalam hati, niat juga harus dilafalkan secara lisan karena pelafalan dengan lisan dapat membantu dan mempertegas niat tersebut, misalnya dengan melafalkan, "Saya berniat untuk berpuasa Ramadhan esok hari di bulan Ramadhan karena Allah subhanahu wa ta'ala.".
Sedangkan waktu berniat dapat dilakukan kapan saja sejak matahari telah terbenam hingga tengah hari di keesokan harinya. Waktu siang menurut syariat adalah sejak tersebar cahaya di ufuk timur ketika fajar menyingsing hingga matahari terbenam.
Apa bila seseorang tidak menginapkan niatnya pada malam harinya, menurut madzhab Hanafi, maka ia boleh berniat hingga waktu tersebut. Apabila seseorang telah berniat pada awal malam, misalnya setelah salat Isya, lalu ia membatalkan niatnya sebelum tiba waktu subuh, maka pembatalan itu dianggap sah menurut madzhab Hanafi, untuk puasa apapun. Apabila seseorang berniat di bagian akhir sekali, seperti satu detik sebelum waktu subuh, niatnya masih dianggap sah.
Selain rukun puasa, ada beberapa amalan yang bersifat sunah namun jika dikerjakan lebih baik dan mendapat berkah.Mengutip laman resmi Bimas Islam Kemenag RI, sahur termasuk sunah puasa. Karena termasuk sunah jadi tetap sah, Bunda. Sesungguhnya makan sahur itu mengandung berkat (menguatkan badan menahan lapar karena puasa)" (HR. Riwayat Bukhari dan Muslim).Makan sahur tetap disunahkan walau tidak terlalu banyak, meskipun hanya segelas air putih saja. Rasulullah SAW bersabda:Dari Abi Said al-Khudri RA, "Sahur itu barakah maka jangan tinggalkan meski hanya dengan seteguk air. Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang sahur.".
Ahmad).Selain makan sahur, sunah puasa lainnya adalah mentakhirkan atau mengakhiri makan sahur sampai kira-kira 15 menit sebelum fajar.Sabda Rasulullah SAW: Dari Abu Zar, "Rasulullah SAW, telah berkata, senantiasa umatku dalam selama mereka mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka.". Ahmad).Rasulullah SAW juga telah menegaskan bahwa makan sahur memiliki banyak hikmah, salah satunya adalah agar puasa kita di siang hari menjadi semakin tahan dan kuat sehingga fokus menjalankan ibadah yang lain.Rasulullah SAW bersabda: "Mintalah bantuan dengan menyantap makan sahur agar kuat puasa di siang hari. Dan mintalah bantuan dengan tidur sejenak siang agar kuat salat malam.".
Demikian dikutip dari detikcom.Simak juga kiat olahraga ketika Bunda berpuasa:.
Berpuasa adalah menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang dapat membatalkan puasa. Dilansir dalam "Bekal Ramadhan dan Idhul Fitri 2" Niat dan Imsak" oleh Saiyid Mahadir, Lc., MA, kata sahar adalah bentuk tunggal (mufrad) yang menunjuk waktu sebelum subuh, bisa juga rentangnya dimulai dari sepertiga malam akhir hingga menjelang subuh. Sedangkan sahur adalah istilah untuk menyebut makanan dan minuman yang dimakan pada waktu sahar, sehingga jika ada makanan yang dimakan pada waktu sebelum maghrib atau persis setelah isya maka itu belum disebut sahur tapi disebut dengan makan malam saja.
Imam An-Nawawi dengan tegas mengatakan bahwa para ulama tidak berselisih jika fajar atau subuh sudah tiba sedangkan di mulut seseorang masih ada makanan maka harus dimuntahkan dan setelah itu dia boleh melanjutkan puasanya. Namun jika sengaja ditelan sedangkan dia sudah tahu bahwa fajar atau subuh telah tiba maka batallah puasanya.
Saat menjalankan ibadah ini, uman Muslim tidak diperbolehkan makan dan minum seharian mulai dari waktu imsak hingga Azan Maghrib tiba. Karena tidak diperbolehkan mengkonsumsi makan dan minum, seharian, untuk itu, umat Muslim melakukan sahur, yakni makan di waktu subuh sebelum waktu imsak. Seperti diketahui, sahur menjadi salah satu syarat menunaikan ibadah puasa.
Lalu dari sini, banyak pertanyaan muncul, apakah sah menjalani puasa tanpa makan sahur? Umumnya, sahur terlewatkan lantaran aktivitas yang begitu padat sehingga kelelahan dan ketiduran hingga bangun kesiangan.
Jakarta - Tidak sedikit di antara kita yang terlewat sahur tapi tetap berpuasa. Khairuddin Tahmid, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lampung mengatakan Nabi Muhammad Shallallahi 'Alahi Wa Salam tidak pernah mengajarkan bahwa di antara syarat sah puasa adalah makan sahur.
Karena itu, puasa seseorang tetap sah sekalipun paginya tidak sahur. Dalil tegas yang menunjukkan hal ini adalah hadis dari ummul mukminin Aisyah menceritakan:.
Pada hadis ini, Nabi Muhammad SAW mendatangi istrinya di pagi hari. Beliau menanyakan kepada istrinya, apakah di rumah ada makanan untuk sarapan.
Kemudian ketika Aisyah menjawab bahwa beliau tidak memiliki makanan, Nabi melakukan puasa. Oleh karena itu, Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Fath al-Bary (3/139) menukilkan ijmak atas kesunahannya.
Ya, aktivitas makan yang biasa kita lakukan pada dini hari tersebut merupakan amalan sunah yang sebaiknya dijalani agar puasa terasa lebih lengkap.Mengenai sahur, banyak sekali yang mempertanyakan apakah puasa akan tetap menjadi sah atau tidak apabila kita melewatkan sahur karena kesiangan. Nabi Muhammad SAW pernah berpesan dalam hadis sahih bahwa terdapat sahur mendatangkan kebaikan.“Bersahurlah kamu sekalian, karena sesungguhnya dalam sahur itu terdapat barokah.” (HR Bukhari dan Muslim).Hadis lain pun menyebutkan keutamaan lain dari berpuasa. Berikut bunyinya:“Umatku akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegarkan berbuka dan mengakhirkan sahur.” (HR Ahmad).Keutamaannya membuat sahur menjadi suatu aktivitas yang kalau bisa tidak dilewatkan selama berpuasa.
Hal itu seperti disampaikan dalam hadis berikut.“Dari Abu Sa’id Al-Khudri RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Sahur sepenuhnya mengandung berkah. '’’ (HR Ahmad).Seperti sudah dijabarkan di atas, sahur merupakan salah satu amalan sunah yang dapat dijalankan selama berpuasa.
Tidak ada hadis atau dalil yang mewajibkan seseorang untuk melaksanakan sahur. Ibadah puasa kalian tetap dianggap sah karena tidak ada yang menyebutkan bahwa syarat wajib puasa adalah sahur.Rasulullah SAW juga disebutkan pernah melewatkan sahur dan tetap berpuasa. Hal ini seperti disampaikan dalam hadis yang diriwayatkan Muslim, Nasai, dan Turmudzi.
Berikut bunyi hadisnya:“Suatu hari, Nabi SAW menemui kami dan bertanya, ‘Apakah kalian punya makanan?’ Kami menjawab, ‘Tidak.’ Kemudian beliau bersabda: ‘Kalau begitu, saya akan puasa.’”(HR Muslim 1154, Nasai 2324, Turmudzi 733).Hadis ini menggambarkan saat Rasulullah SAW mendatangi istrinya di pagi hari. Ini menunjukkan bahwa ia tidak sahur pada dini harinya, tetapi akhirnya memutuskan untuk berpuasa.