Puasa Yang Dilakukan Pada Tanggal 10 Dzulhijjah Hukumnya. Melansir situs Kementerian Agama Republik Indonesia, Kepala Kantor Kemenag Gunung Mas, Anang Rusli, menyampaikan bahwa puasa Arafah merupakan puasa sunnah yang dilaksanakan oleh umat Islam yang sedang tidak berhaji. Sedangkan puasa Tarwiyah yang dilakukan pada sehari sebelum puasa Arafah yakni tanggal 8 Dzulhijjah, bisa dilakukan baik umat Islam yang sedang melaksanakan haji maupun yang tidak.
Direktur Rumah Fiqih Indonesia, Ustaz Ahmad Sarwat menjelaskan, pada tiga hari itu umat Islam masih dalam suasana perayaan hari Raya Idul Adha sehingga masih diharamkan untuk berpuasa. Larangan di Hari Tasyrik dan Alasannya Haram Berpuasa.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Nabisyah Al-Huzali yang menceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: Hari-hari tasyrik adalah hari-hari untuk makan, minum, dan berzikir kepada Allah.
Hukum berpuasa pada hari ini bukan haram, melainkan makruh, karena Allah tidak menyukai jika seseorang hanya memikirkan kehidupan akhirat saja sementara kehidupan sosialnya (menjaga hubungan dengan kerabat atau masyarakat) ditinggalkan. Hal yang sama juga pada tanggal 10 Zulhijjah sebagai hari raya bagi umat Islam. Semua orang diharapkan bisa ikut merasakan kegembiraan dengan menyantap hewan kurban itu dan merayakan hari besar. Puasa ini haram hukumnya bila tanpa didahului dengan hari sebelum atau sesudahnya.
Bila jatuh hari Jumat giliran untuk puasa Daud, maka seseorang boleh berpuasa. Ketidakjelasan ini disebut syak dan secara syari umat Islam dilarang berpuasa pada hari itu.
Namun, ada ulama yang berpendapat tidak mengharamkan tapi hanya memakruhkannya saja. Seorang istri harus meminta izin terlebih dahulu kepada suaminya bila akan mengerjakan puasa sunah. Namun, bila tidak diizinkan tetapi tetap puasa, maka puasanya haram secara syari. Nabi Muhammad ﷺ bersabda bahwa tidak halal bagi wanita untuk berpuasa tanpa izin suaminya sedangkan suaminya ada di hadapannya karena hak suami itu wajib ditunaikan dan merupakan fardu bagi istri, sedangkan puasa itu hukumnya sunah.
Selain berpuasa, amalan lain yang dapat dilakukan pada bulan ini adalah salat Idul Adha, berkurban, dan memperbanyak amal kebaikan. Awal bulan Zulhijah, 1 Zulhijah: 22 Juli.
10 hari pertama bulan Zulhijah, 1-10 Zulhijah: 22-31 Juli. Puasa sunah 1-7 Zulhijah, bagian dari 10 hari pertama Zulhijah: 22-28 Juli.
Hari Raya Idul Adha, 10 Zulhijah: 31 Juli. Pada bulan Zulhijah, umat Islam juga bisa menjalankan puasa sunah Senin Kamis dan puasa Daud, asalkan tidak dilakukan pada Hari Raya Idul Adha dan hari Tasyrik.
Simak ulasan jadwal, hukum, tata cara dan niat puasa tarwiyah berikut ini. Simak ulasan jadwal, hukum, tata cara dan niat puasa tarwiyah berikut ini.
Sebab, Idul Adha 1442 H 10 Dzulhijjah telah ditetapkan pemerintah akan dirayakan pada tanggal 20 Juli 2021. Sehari sebelumnya, anda juga dapat menjalankan puasa arafah 2021, yaitu pada hari Senin, 19 Juli 2021.
Sayangnya, hadits tersebut termasuk dhaif (kurang kuat riwayatnya) tetapi para ulama memperbolehkan mengamalkannya dalam rangka fadla'ilul a’mal (untuk memperoleh keutamaan). Niat utama dalam berpuasa tarwiyah adalah dengan menjalani tulus hati dan penuh kekhusyukan agar keutamaan puasa bisa diraih maksimal. Umat muslim tidak boleh makan minum, menahan hawa nafsu, dan hal lain yang membatalkan puasa lainya dari terbit fajar sampai terbenam matahari.
Selain itu, umat muslim juga dianjurkan untuk tidak melakukan perbuatan yang membatalkan puasa.
Syekh Ali Jumah, mantan mufti agung Mesir dan anggota Dewan Ulama Senior, menjelaskan alasan kebingungan yang muncul tentang puasa awal Dzulhijjah. Dalam fatwa sebelumnya dari Dar Al Iftaa Mesir tentang hal ini, ditegaskan bahwa Rasulullah biasa berpuasa sembilan hari Dzulhijjah. Meski ada yang bilang makruh, Menurut Komisi Fatwa Dar Al Ifta, tetapi sebenarnya tidak demikian.
Ini dikuatkan dengan hadits Hunaydah bin Khalid dari istrinya, dari sebagian istri Nabi dijelaskan, “Rasulullah SAW berpuasa 9 Dzulhijjah, hari Asyura, tiga hari setiap bulan yaitu Senin dan Kamis.”.