Puasa Syawal Apakah Boleh Tidak Berurutan. Pelaksanaan puasa enam hari bulan Syawal tidak mesti berurutan. Dalam ayat lain Allah menceritakan penuturan Nabi Musa:. Ya Rabbku, agar supaya Engkau ridho (kepadaku)". Karena banyak sekali kerugian dari menunda-nunda amal.

Rekan-rekan kami berkata: Sunnat hukumnya mengerjakan puasa enam hari bulan Syawal. Dan dianjurkan melakukannya secara berurutan di awal bulan Syawal.

Namun boleh saja ia lakukan secara terpisah (tidak berurutan) di akhir bukan Syawal. Berdasarkan hadits Nabi yang umum dan mutlak tersebut.

Tidak ada perbedaan pendapat dalam masalah ini, dan itulah pendapat yang dipilih oleh Imam Ahmad dan Dawud Az-Zhahiri.

Puasa Syawal Dikerjakan Tidak Berurutan, Ini Hukumnya

Puasa Syawal Apakah Boleh Tidak Berurutan. Puasa Syawal Dikerjakan Tidak Berurutan, Ini Hukumnya

Puasa Syawal 6 hari dan keutamaan mengerjakannya setelah bulan Ramadan disampaikan Abu Ayyub Al-Anshari RA, Nabi Muhammad SAW bersabda,. Jika detikers masih ragu untuk melaksanakan puasa sunah 6 hari di bulan Syawal secara terpisah-pisah di hari libur dan akhir pekan, atau melaksanakannya secara berturut-turut setelah Idulfitri, simak penjelasannya berikut.

Di samping itu, puasa Syawal juga boleh tidak berurutan, selama dilaksanakan enam hari pada bulan Syawal sebagaimana pendapat Jumhur ulama seperti Imam Waki' dan Imam Ahmad. Sebab, ketentuan berurutan atau tatabbu'an 6 hari tidak dinyatakan dalam hadits terkait anjuran puasa Syawal. Artinya: Seperti dinarasikan dari Thawban, seorang budak yang dibebaskan Rasulullah, Nabi SAW berkata, "Siapa saja yang puasa enam hari setelah Idul Fitri akan berpuasa selama satu tahun tersebut, dengan satu kebaikan dihargai 10 kebaikan serupa.". Imam Nawawi dalam kitab Syarhu Al-Nawawi li-Muslim (8/56), dikutip dari Yang Harus Diketahui dari Puasa Syawal, puasa 6 hari Syawal afdhalnya dilakukan secara berurutan dan menyambung setelah hari Ied al-Fithr (Idulfitri).

Nah, jadi puasa Syawal dikerjakan tidak berurutan selama 6 hari masih dibolehkan ya detikers, namun afdhal jika dilakukan berturut-turut. Suasana Pasar Tanah Abang Diserbu Warga, Pedagang Senang Omzet Meningkat.

Puasa 6 Hari Syawal, Harus Berurutan atau Boleh Selang-seling

Puasa Syawal Apakah Boleh Tidak Berurutan. Puasa 6 Hari Syawal, Harus Berurutan atau Boleh Selang-seling

Artinya: Dari Abu Ayyub al-Anshari RA bahwa ia mendapat riwayat bahwa Rasulullah SAW bersabda: ‘Barang siapa sudah melakukan puasa Ramadhan, kemudian menambahkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka seolah-olah ia telah melaksanakan puasa sepanjang masa.’ (HR Muslim, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Abu Dawud). عَنْ ثَوْبَانَ عَنِ النَّبِي – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: « مَنْ صَامَ رَمَضَانَ فَشَهْرٌ بِعَشَرَةِ أَشْهُرٍ وَصِيَامُ سِتَّةِ أَيَّامٍ بَعْدِ الْفِطْرِ فَذَلِكَ تَمَامُ صِيَامِ السَّنَةِ» يعني رمضان وستة أيام بعده [أخرجه ابن خزيمة، والنسائي ، والبيهقي، والدارمي).

Dari Tsauban, dari Nabi SAW (diriwayatkan bahwa) beliau bersabda: ‘Barang siapa berpuasa Ramadhan, maka pahala satu bulan Ramadan itu (dilipatkan sama) dengan puasa sepuluh bulan, dan berpuasa enam hari sesudah Idul Fitri [dilipatkan sepuluh menjadi enam puluh], maka semuanya (Ramadan dan enam hari bulan Syawal) adalah genap satu tahun. Artinya: Di dalam riwayat Ibnu Majah dinyatakan [bahwa Rasulullah SAW bersabda]: ‘Barangsiapa berpuasa Ramadan dan enam hari sesudah Idul Fitri, maka itu sama pahalanya dengan puasa genap setahun. Dan barangsiapa melakukan satu kebaikan, maka ia akan memperoleh (pahala) sepuluh kali lipat.”.

Bolehkah Puasa Syawal Tidak Berurutan 6 Hari? Ini Penjelasannya

Puasa Syawal Apakah Boleh Tidak Berurutan. Bolehkah Puasa Syawal Tidak Berurutan 6 Hari? Ini Penjelasannya

Ibadah puasa Syawal memang dianjurkan dilakukan secara berturut-turut selama enam hari. Anjuran tersebut tertuang dalam hadist Abu Ayyub Al-Anshari r.a., Nabi Muhamnad SAW bersabda:.

Namun jika berpuasa selang-seling di tanggal lain tetap diperbolehkan selama masih dalam bulan Syawal. Puasa Syawal enam hari berturut-turut atau tidak berturut-turut tetap diganjar pahala yang sama.

Lalu dia melaksanakan puasa tersebut hingga akhir hayat. Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Irwa’ul Gholil).

Hal ini dijelaskan dalam hadits Abu Ayyub yang berbunyi:.

Apakah Puasa Syawal Bisa Dilakukan Selang-seling atau Harus

Puasa Syawal Apakah Boleh Tidak Berurutan. Apakah Puasa Syawal Bisa Dilakukan Selang-seling atau Harus

Dalam melakukan ibadah puasa sunah Syawal, apakah boleh dilakukan selang-seling atau harus berurutan sebanyak enam kali? Solopos.com, SOLO – Kira-kira apakah puasa Syawal harus dilakukan secara berurutan atau boleh selang-seling?

Keistimewaan puasa di bulan Syawal sendiri, pahalanya dihitung seperti berpuasa setahun penuh. Baca Juga: Ke Karanganyar, Jangan Lupa Coba 5 Kuliner di Pasar Tawangmangu Ini.

Tetapi, waktu membacanya tak harus di malam hari atau sebelum terbit Matahari sebagaimana puasa Ramadan. Baca Juga: Hepatitis Akut Misterius Menular Lewat 2 Saluran, Ini Cara Mencegahnya. Artinya: Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah Ta’ala. Baca Juga: Ini Gejala Khas dari Hepatitis Akut dan Misterius pada Anak.

Artinya: Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah Ta’ala.

Benarkah Puasa Syawal Harus Dilaksanakan 6 Hari Secara

Puasa Syawal Apakah Boleh Tidak Berurutan. Benarkah Puasa Syawal Harus Dilaksanakan 6 Hari Secara

Liputan6.com, Jakarta - Puasa Ramadhan telah berakhir dengan perayaan Idul Fitri pada Kamis, 13 Mei 2021. Namun, ada juga masyarakat yang melanjutkan dengan puasa syawal sehari setelah Lebaran.

Tentang pelaksanaan puasa syawal itu, mereka berpedoman pada hadis yang menyebutkan bahwa orang yang berpuasa Ramadhan kemudian ditambah dengan enam hari di bulan syawal, maka ia seperti puasa selama setahun penuh. Apakah puasa syawal enam hari harus dilakukan secara berurutan?

Alasannya, karena memang teks hadits yang menyebutkan itu tidak memberikan tambahan adanya tatabbu’an atau berurutan. Karenanya tidak harus berurutan, boleh dikerjakan secara terpisah yang penting masih di bulan syawal.

Related Posts

Leave a reply