Puasa Rasulullah Di Bulan Ramadhan. Setiap akan melaksanakan puasa, Rasulullah SAW selalu makan sahur dengan mangakhirkannya atau menjelang datangnya waktu imsak. Saat waktu berbuka tiba, Rasulullah SAW hany memakan tiga biji kurma dan segelas air putih. Kemudian Masruq berkata kepadanya, “Ada dua sahabat Nabi Muhammad SAW yang masing-masing ingin mengejar kebaikan, dan salah seorang dari keduanya itu segera mengerjakan salat Magrib dan kemudian berbuka. Sedangkan yang seorang lainnya, berbuka dulu baru kemudian mengerjakan shalat Maghrib.”. Di bulan Ramadan, Rasulullah SAW senantiasa memperbanyak amalan, seperti salat malam, tadarus Alquran, dzikir, tasbih, dan juga sedekah. Saat memasuki 10 hari terakhir di bulan Ramadan, Rasulullah SAW meningkatkan aktivitas ibadahnya, terutama dengan iktikaf.
Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani menulis: “Hadits ini merupakan dalil keutamaan puasa sunah di bulan Sya’ban.” (Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari). Dari Aisyah RA berkata: “Aku tidak pernah melihat beliau SAW lebih banyak berpuasa sunah daripada bulan Sya’ban. “Ia adalah bulan di saat manusia banyak yang lalai (dari beramal shalih), antara Rajab dan Ramadhan. Bersegera menuju ampunan Allah dan melaksanakan perintah-perintah-Nya adalah hal yang harus segera kita lakukan sebelum bulan suci Ramadhan benar-benar datang.
Menyiapkan anak-anak dan istri untuk menyambut kedatangan Ramadhan dengan mengenalkan kepada mereka persiapan-persiapan yang telah disebutkan di atas.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai umat Islam, kita semua tentu bercita-cita dapat melakukan setiap ibadah sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Dalam Alquran, Allah memuji Rasulullah SAW sebagai suri teladan yang baik bagi umat.
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah" (QS al-Ahzab [33]: 21). Sudah selayaknya kaum Muslimin meneladani kepribadian Rasulullah SAW dalam segala hal, termasuk ketika berpuasa. Berikut adalah beberapa cara yang biasa dilakukan Rasulullah SAW dalam menjalankan ibadah puasa dan menghidupkan Ramadhan. Setiap akan berpuasa, Rasul SAW selalu makan sahur dengan mengakhirkannya, yakni menjelang datangnya waktu imsak.
Selama bulan Ramadhan, Rasul SAW senantiasa memperbanyak amalan, seperti shalat malam, tadarus Alquran, zikir, tasbih, dan sedekah. Memasuki 10 hari terakhir di bulan Ramadhan, Rasul SAW meningkatkan aktivitas ibadahnya, terutama dengan iktikaf.
Puasa Ramadhan juga dijelaskan dalam sebuah hadits sebagai salah satu tiang agama:. Di bulan Ramadhan, dosa-dosa yang telah lalu akan diampuni sebagaimana disebutkan dalam hadits. Dikutip dalam buku "Ramadhan Antara Syariat dan Tradisi" oleh Ahmad Sarwat, Lc., MA, para ulama sepakat bahwa berbuka puasa disyariatkan ketika matahari terbenam yang menandakan datangnya waktu Maghrib. Dari Sahl bin Saad bahwa Nabi SAW bersabda, "Umatku masih dalam kebaikan selama mendahulukan berbuka.". Pada bulan Ramadhan juga Al-Qur'an diturunkan sekaligus dari Lauh Al-Mahfudz ke langit dunia. Dan menjadi lebih baik lagi saat bulan Ramadhan ketka Jibril as mendatanginya.
Menahan diri dari keburukan, jika melakukan hal-hal buruk bisa membuat ibadah puasa kita sia-sia. Rasulullah SAW bersabda, "Betapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali hanya lapar saja.".
Dalam hadist riwayat Ibnu Umar, Anas, dan Aisyah radhiyallahu 'anha berkata bahwa "Nabi shallallahu alaihi wa sallam biasa beritikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan sejak beliau tiba di Madinah sampai beliau wafat.".
Berpuasa berarti menahan diri pada siang hari dari hal-hal yang membatalkan puasa dengan niat ibadah sejak terbit fajar hingga terbenam matahari. Makan sahur tetap disunnahkan walau tidak terlalu banyak, meskipun hanya segelas air putih saja.
dengan riwayat marfu', "Umatku masih dalam kebaikan selama mendahulukan buka puasa dan mengakhirkan sahur". Rasulullah Saw telah menegaskan bahwa makan sahur memiliki banyak hikmah, salah satunya adalah agar puasa kita di siang hari menjadi semakin tahan dan kuat sehingga fokus menjalankan ibadah yang lain.
Rasulullah Saw bersabda: "Mintalah bantuan dengan menyantap makan sahur agar kuat puasa di siang hari. Meski pada dasarnya tidak membatalkan puasa selama dalam koridor syar'i, tetapi disunnahkan untuk meninggalkannya.