Puasa Ramadhan Diwajibkan Pada Tahun. Liputan6.com, Jakarta Sejarah puasa Ramadhan merupakan yang melatar belakangi puasa Ramadhan itu menjadi ibadah yang harus dilakukan khususnya di bulan Ramadhan. Namun orang Islam juga melakukan puasa-puasa lain di luar bulan Ramadhan.
Berikut penjelasan Ustaz Q Nuron Habibie dari Pondok Pesantren Al Ihya Bogor kepada Suara.com tentang beberapa peristiwa penting yang terjadi selama Syaban, termasuk sejarah mengenai asal mula atau asal usul perintah puasa Ramadhan:. Pada saat Nabi Muhammad SAW telah kembali dari perjalanan Isra Miraj, diwajibkan bagi setiap kaum Muslimin untuk melaksanakan shalat dan menjadikan Baitul Maqdis atau Masjidil Aqsho sebagai kiblatnya. "Ini dikarenakan jika menghadap Baitul Maqdis maka mereka shalat dalam keadaan membelakangi Kabah, itu membuat hati Nabi Muhammad SAW gelisah," terangnya.
Sebagaimana Allah SWT sebutkan dalam Firman-Nya dalam Surat Al-Baqarah Ayat 144, yang artinya: “Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan Kami hadapkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. "Kewajiban itu (puasa Ramadhan) ketika di tahun pertama setelah hijrah ke Kota Madinah, pada Tahun ke-2, tepatnya di Bulan Syaban, turunlah Ayat Alquran Surat Al Baqarah Ayat 183-186, yang menjelaskan kewajiban puasa selama Bulan Ramadhan," jelasnya.
"Di antaranya adalah puasa tiga hari setiap bulan dan puasa pada tanggal 10 Muharram (Asyura’)," kata Ustadz Ahmad Sarwat Lc. Lalu turunlah ayat yang memerintahkan beliau untuk mengerjakan puasa fardhu hanya di bulan Ramadhan saja.
Beliau sempat berpuasa sebelum Ramadhan selama 17 bulan lamanya. An-Nawawi(w. 676 H) menuliskan dalam kitabnya AlMajmu' Syarah Al sebagai berikut: Rasulullah SAW berpuasa Ramadhan selama 9 tahun.
Puasa Ramadhan adalah bagian dari rukun Islam yang lima.
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa” (QS. Demikian pula beberapa ayat setelahnya, Allah Ta’ala menyebutkan dalam ayat yang mulia ini bahwa Dia telah mewajibkan puasa atas umat ini sebagaimana yang telah Allah Ta’ala wajibkan atas umat-umat sebelumnya. Sebagian ulama berkata tentang tafsir ayat di atas, ”Ibadah puasa diwajibkan bagi para Nabi dan bagi umat mereka, sejak Adam hingga akhir zaman.” Allah menyebutkan yang demikian itu karena sesuatu yang berat untuk dikerjakan, akan terasa mudah dan lebih menenangkan jiwa manusia jika dikerjakan oleh banyak orang.
Al-Hasan berkata, “Puasa Ramadhan dulu diwajibkan atas orang-orang Yahudi. Puasa ketika itu menyebabkan mereka mendapatkan kesulitan saat bepergian atau pun saat mencari nafkah.
Pada awal-awal Islam, umat Islam boleh memilih antara berpuasa atau membayar fidyah, berdasarkan firman Allah Ta’ala,. “Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin.
Adanya pilihan tersebut (antara berpuasa atau membayar fidyah) kemudian dihapus dengan mewajibkan puasa itu sendiri dengan adanya firman Allah Ta’ala,. “Karena itu, barangsiapa di antara kamu yang hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu” (QS.
Ketika mereka belum terbiasa berpuasa, jika langsung diwajibkan berpuasa dari awal, maka hal itu akan memberatkan mereka. Akan tetapi yang benar bahwa ayat tersebut (tentang pilihan untuk berpuasa atau membayar fidyah) hanya dihapus untuk orang yang mampu berpuasa.
Barangsiapa yang tidak berpuasa karena sakit atau bepergian (safar), maka wajib bagi mereka untuk meng-qodho’ puasa karena firman Allah Ta’ala,. “Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.
Dan mereka semua berdiskusi tentang tatacara sholat lima waktu? Dan mereka pun mengumandangkan adzan atau menyeru orang-orang untuk melaksanakan sholat. Dalam kaitannya dengan puasa, Mu’adz bin Jaba r.a berkata: (Sesungguhnya Rasulallah saw ketika berada di Madinah, beliau berpuasa tiga hari pada tiap bulannya, Kemudian beliau berpuasa 17 bulan yang dimulai pada bulan Rabiul Awwal, sampai pada bulan Ramadhan, yaiut dengan berpuasa tiga hari dalam setiap bulannya.
Dan ketika beliau hijrah, yang pada waktu itu puasa ramadhan belum diwajibkan, akan tetapi beliau saw sedang dalam keadaan berpuasa, dan sebelum itu beliau berpuasa sebagian bulan ketika beliau berada di Makkah al Mukarromah, dan beliua berpuasa ‘Asyuro di Makkah. Dan dikatakan disini bahwa Rasulullah saw berpuasa puasa ‘Asyuro, karena memang diwajibkan oleh pada saat itu puasa ‘Asyuro yaitu pada tahun kedua hijrah. Dan pada tahun yang sama diwajibkanlah puasa Ramadhan, dengan kata lain bahwa puasa ‘Asyuro diganti atau dihapus dengan puasa adanya Ramadhan. Dengan begitu turunlah ayat tentang kewajiban berpuasa pada bulan Ramadhan, yaitu:. Dan Rasulullah saw berpuasa pada Bulan Ramadhan semenjak diwajibkan pada tahun kedua hijrah sampai akhirnya Nabi saw wafat pada bulan Rabiul Awwal pada tahun ke 11 hijrahnya.
Saudara-saudara kita yang beragama lain bahkan penganut aliran kepercayaan sekalipun melaksanakan puasa. Disamping keutamaan-keutamaan puasa, dalam bulan Ramadhan Allah SWT juga menjanjikan pahala yang berlipat untuk ibadah atau perbuatan baik lainnya. Melalui puasa semoga kita menjadi manusia yang taat dan berkualitas.