Puasa Ramadhan Disyariatkan Pada Tahun Berapa Hijriyah. Puasa Ramadhan mulai disyariatkan pada tanggal 10 Sya`ban tahun kedua Hijriah atau satu setengah tahun setelah umat islam berhijrah dari Mekah ke Madinah, atau setelah umat islam diperintahkan untuk memindahkan kiblatnya dari masjid Al- Aqsa ke Masjidil Haram.
Nabi berpuasa sebagaimana merasakan kepedihan para budak itu. Sehingga inilah yang membuat para senior, para elite di Makkah, menerima Muhammad sebagai seorang.
prophet. dengan sangat mudah.
Puasa pada Bulan Ramadhan merupakan salah satu ritual keagamaan umat islam yang senantiasa ditunaikan pada bulan ramadhan, oleh seluruh umat manusia di dunia. Sampai beliau melakukan perjalana ke langit, maka diwajibkanlah lima waktu sholat yang saat ini lakasanakan oleh umat islam di seluruh dunia.
Ketika tiba di Madinah, mereka ingin mendirikan sholat dengan berjamaah. Sampai saatnya ketika mereka hampir membuat lonceng tersebut, Abdullah bin Zaid r.a mengutarakan pendapatnya agar diadakan adzan, dan kemudian dia datang dan mengabarkan kepada Nabi Muhammad saw, selain itu Umar r.a juga memiliki pandangan yang sama, Maka setelah itu Rasulullah saw memerintahkan mereka untuk mengumandangkan adzan.
Dan mereka pun mengumandangkan adzan atau menyeru orang-orang untuk melaksanakan sholat. Dalam kaitannya dengan puasa, Mu’adz bin Jaba r.a berkata: (Sesungguhnya Rasulallah saw ketika berada di Madinah, beliau berpuasa tiga hari pada tiap bulannya, Kemudian beliau berpuasa 17 bulan yang dimulai pada bulan Rabiul Awwal, sampai pada bulan Ramadhan, yaiut dengan berpuasa tiga hari dalam setiap bulannya. Dengan begitu turunlah ayat tentang kewajiban berpuasa pada bulan Ramadhan, yaitu:.
Kemudian dikatakan bahwa barangsiapa hendak berpuasa hendaklah ia berpuasa dan barangsiapa yang hendak memberikan makan 60 orang miskin maka dibolehkan, beginilah kondisi puasa ramadhan kala itu. Sehingga Rasululllah saw sempat menjalankan puasa ramadhan selama sembilan tahun lamanya.
Sumber: Syarhu Kitab al Jami’ Li Ahkam As shiyam wa A’amal Ramadhan, Syaikh Ath Thobib Ahmad Hathibah.
Akan tetapi, mereka tetap berusaha mencari nafkah sendiri karena tidak ingin menjadi beban orang lain. Ayat-ayat Alqur'an yang mengingatkan orang mukmin agar mengeluarkan sebagian harta kekayaannya untuk orang-orang miskin diwahyukan kepada Rasulullah SAW ketika beliau masih tinggal di Makkah.
Fakta ini menunjukkan bahwa kewajiban zakat pertama kali diturunkan saat Nabi SAW menetap di Makkah, sedangkan ketentuan nisabnya mulai ditetapkan setelah Beliau hijrah ke Madinah. Setelah hijrah ke Madinah, Nabi SAW menerima wahyu berikut ini, ''Dan dirikanlah shalat serta tunaikanlah zakat.
Kewajiban zakat ini tidak dibatasi harta yang diwajibkan untuk dizakati dan ketentuan kadar zakatnya. Akan tetapi, mulai tahun kedua setelah hijrah -- menurut keterangan yang masyhur -- ditetapkan besar dan jumlah setiap jenis harta serta dijelaskan secara teperinci.
Dalam perjalanannya, sejarah puasa Ramadan cukup menarik untuk dikaji lebih mendalam. Berbagai pertanyaan mungkin saja pernah terlintas di benak Anda tentang kapankah ibadah puasa Ramadhan mulai disyariatkan?
Bagaimana model puasa yang dilakukan umat Islam pertama kali? Atau mungkin pertanyaan lain yang berkenaan dengan puasa, berikut pemaparannya.
Puasa Ramadan mulai disyariatkan pada tanggal 10 Syakban tahun kedua Hijriah atau satu setengah tahun setelah umat Islam berhijrah dari Mekah ke Madinah, atau setelah umat Islam diperintahkan untuk memindahkan kiblatnya dari masjid Al-Aqsa ke Masjidil Haram. Perintah puasa Ramadan didasarkan pada firman Allah di dalam surah Al-Baqarah ayat 183.
Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa puasa telah dilakukan sebelum masa kerasulan Muhammad SAW. Hanya saja, praktiknya tidak seperti yang dilakukan umat Muslim sekarang ini. Setelah ayat tersebut turun, puasa Ramadan menjadi kewajiban yang harus dilaksanakan oleh umat Muslim selama satu bulan dengan memenuhi syarat dan rukun yang telah disyariatkan.
Sejarah puasa Ramadhan bagi umat Islam memiliki makna yang sangat mendalam terutama untuk mempercayai adanya kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan beribadah kepada Allah SWT. Puasa juga dilakukan tidak hanya saat waktu bulan Ramadhan saja.
Namun orang Islam juga melakukan puasa-puasa lain di luar bulan Ramadhan. Perintah untuk melaksanakan puasa sendiri sudah tercantum dalam Q.S. Allah menyuruh kaum jahiliah untuk melakukan ibadah puasa Ramadhan namun mereka menentangnya. Kemudian pada jaman Nabi Muhammad SAW puasa Ramadhan kembali di lakukan lagi atas perintah Allah SWT, melalui beberapa proses. Berikut ini Liputan6.com sudah merangkum sejarah puasa Ramadhan dihimpun dari berbagai sumber, Rabu (1/5/2019).
Ketika itu, Rasulullah SAW mengumpulkan sahabatnya untuk bermusyawarah, tentang cara memberi tahu umat Islam akan tibanya waktu sholat. Di antaranya, ada yang mengusulkan dengan menggunakan bendera sebagai tanda waktu sholat telah tiba. Abdullah bin Zaid berkata, ''Suatu hari Rasulullah SAW menyuruh memukul lonceng agar orang-orang berkumpul untuk sholat.
Dia pun berkata, 'Mau engkau kuberi tahu (panggilan) yang lebih baik dari (bunyi lonceng) itu?'. Demikian asal mula atau sejarah ditetapkannya adzan sebagai seruan memanggil umat Islam, untuk menunaikan sholat berjamaah.
Adapun pensyaritan sholat, pada mulanya ketika Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم tiba di Madinah beliau sholat selama lebih kurang 17 bulan menghadap arah Baitul Maqdis Palestina, hingga akhirnya Allah menurunkan ayat-Nya:"Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, Maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai.". Al-Baqarah: 144)Sehingga terjadilah perubahan arab kiblat dengan menghadap ke arah Masjid Haram Makkah. Ini dinilai sebagai tahapan pertama dalam pensyariatan sholat.Muadz Melanjutkan, tatkala mereka berkumpul di masjid untuk sholat maka satu dengan yang lainnya saling memanggil untuk shalat, hampir-hampir di antara mereka ada yang membunyikan suara lonceng agar dengan mudah mengumpulkan jamaah untuk shalat.Kemudian datanglah Abdullah bin Zaid, laki-laki dari kalangan Anshar kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم sambil menceritakan apa yang dilihatnya dalam mimpi, bahwa dia melihat seorang laki-laki dengan memakai kain hijau berdiri menghadap kiblat dan meneriakkan: "Allahu Akbar… Allahu Akbar… dst (lafazh adzan sekarang), lalu setelah selesai tidak berapa lama dari sana lak-laki tadi kembali melafalkan lafazh tersebut. Dan cerita tentang adzan serta iqamah ini dinilai sebagai tahapan kedua dalam pensyariatan shalat. Muadz melanjutkan, bahwa tatkala sholat sudah berlangsung sebagian dari sahabat ketinggalan jamaah, maka sebagian sahabat berijtihad sendiri dengan mempercepat sholat hingga pada akhirnya bisa menyusul roakaat imam, dan pada akhirnya bisa salam bersama imam.Namun, berbeda dengan apa yang dilakuakan oleh Muadz, beliau tidak melakukan seperti itu. Awalnya, ketika tiba di Madinah, Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan para sahabat berpuasa tiga hari pada setiap bulannya, dan beliau juga berpusa di hari Asyuro.
Siapa yang dengan sengaja tanpa alasan tidak mau berpuasa mereka boleh tidak berpuasa, asalkan menggantinya dengan fidyah, tapi ketika Allah menurunkan ayatNya:"Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu. Sampai di sini dinilai sebagai tahapan kedua syariat berpuasa.Seperti yang sudah disinggung pada sebab turun di atas, di awal pensyariatan para sahabat boleh untuk makan dan minum dan berhubungan suami istri setelah tiba waktu berbuka dengan syarat itu semua dilakukan sebelum tidur. Dan jika sudah tertidur maka semua yang tadi tidak boleh dilakukan walaupun terjaganya sebelum fajar.Adalah Shirmah, atau dalam riwayat lain dia adalah anaknya Shirmah yang bernama Qais, karena terlalu capek bekerja akhirnya dia tertidur kala waktu berbuka, dan dia belum memakan apapun, juga belum meminum walau seteguk air.
Tapi esoknya beliau tetap berpuasa dengan kondisi yang sangat lemah, dan bahkan dalam riwayat lain diceritan sempat pingsan karena fisik yang melemah.Dalam waktu bersamaan, Umar bin Khattab juga menceritakan bahwa dia sempat mendatangi istrinya, padahal itu dia lakukan setelah bangun dari tidur yang sebenarnya tidak boleh dilakukan.
Welcome to WordPress. This is your first post. Edit or delete it, then start writing!
Rate this post.