Puasa Ramadhan Adalah Puasa Yang Dilaksanakan Pada Bulan. Niat puasa Ramadan merupakan salah satu ibadah wajib yang harus ditunaikan karena juga termasuk kedalam rukun Islam. Untuk itu, kita harus memahami dengan baik mengenai bacaan niat puasa Ramadan, hukumnya, hingga syarat bagi seorang muslim. Niat Puasa Ramadan.
Berikut bacaan niat puasa Ramadan yang dapat dilafalkan seorang muslim. Syarat ini berdasar pada hadits Rasulullah SAW, ‘Siapa yang tidak memalamkan niat sebelum fajar, maka tiada puasa baginya.’ Karenanya, tidak ada jalan lain kecuali berniat puasa setiap hari berdasar pada hadits,” (Syekh Sulaiman Al-Bujairimi, Hasyiyatul Iqna).
Hal ini menandakan betapa pentingnya umat Islam untuk menunaikan ibadah puasa di bulan suci Ramadan. Hukum puasa Ramadhan terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 183 yang berbunyi:.
Melainkan juga harus mengerti dan memahami tentang syarat sahnya berpuasa di bulan Ramadan.
Saudara-saudara kita yang beragama lain bahkan penganut aliran kepercayaan sekalipun melaksanakan puasa. Disamping keutamaan-keutamaan puasa, dalam bulan Ramadhan Allah SWT juga menjanjikan pahala yang berlipat untuk ibadah atau perbuatan baik lainnya. Melalui puasa semoga kita menjadi manusia yang taat dan berkualitas.
[1] Menurut ajaran Islam, puasa di bulan Ramadan dapat menghapus kesalahan atau dosa yang telah diperbuat, asalkan dilakukan dengan iman dan mengharapkan pahala dari ridha Allah SWT. [1] Puasa pada bulan Ramadan merupakan pelaksanaan dari rukun Islam yang keempat. Menurut ajaran Islam puasa pada bulan Ramadan merupakan puasa yang wajib dilaksanakan selama satu bulan[3] sehingga jika dengan sengaja dilaksanakan, orang tersebut akan berpahala. Maka barang siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. [3] Jika tidak mampu berpuasa, seorang Muslim diharuskan untuk mengganti puasa tersebut pada hari-hari yang lain.
TRIBUNNEWS.COM - Puasa merupakan satu dari beberapa amalan wajib yang harus dilaksanakan umat Muslim di bulan Ramadhan. Baca juga: Lupa Sahur saat Ramadan Apakah Sah Puasanya? Ramadhan.
Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Puasa sunnah ini dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah oleh orang yang tidak melaksanakan ibadah haji. Dalam hadits riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda, "Puasa hari Arafah itu menghapus dosa dua tahun, setahun silam dan setahun yang akan datang.
Puasa Tasu'a dan Asyura dilaksanakan pada tanggal 9 & 10 Muharram. "Ketika Rasulullah SAW berpuasa pada hari 'Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa pada hari itu, mereka berkata, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya hari 'Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nasrani.'. Puasa 6 Hari di bulan Syawal. "Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan dan meneruskan dengan enam hari di bulan Syawal, maka seperti ia berpuasa di sepanjang tahun.".
Melaksanakan macam-macam puasa sunnah di bulan Syaban merupakan bentuk ibadah. "Puasa yang paling utama setelah bulan Ramadhan adalah bulan Muharram.
Rasulullah melaksanakan puasa sunnah di hari Senin dan Kamis. Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Berpuasalah selama tiga hari pada setiap bulan, karena sesungguhnya kebaikan dikalikan sepuluh, sehingga puasa itu (3 hari) sama dengan puasa satu tahun penuh.". Pelaksanaan puasa Nabiyullah Dawud dilaksanakan dengan satu hari dilakukan satu hari berbuka.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2817752/original/070122900_1559033222-iStock-1142815561.jpg)
Terlepas dari kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan, puasa sebenarnya bisa menjadi kebiasaan baik yang dilakukan setiap saat. Jenis puasa yang bisa dilakukan setelah Ramadhan ini bahkan menjadi salah satu anjuran Rasulullah pada umatnya.
Puasa adalah ibadah yang dilakukan dengan menahan diri dari segala hawa nafsu mulai terbit fajar sampai terbenam matahari, waktu Maghrib. Dalam Islam, ada 4 macam puasa wajib yang tidak boleh ditinggalkan.
Dikutip dari kitab Al-Fiqhul Islamy wa Adillatuhu oleh Wahbah Az-Zuhaili, ada 4 puasa yang wajib dilakukan bagi setiap muslim. Kata-kata yang terucap tersebut merupakan janji seorang hamba kepada Allah SWT. Di antara contoh kemaksiatan tersebut antara lain membunuh karena kesalahan, membatalkan sumpahh, membatalkan puasa Ramadhan karena melakukan hubungan suami istri pada siang hari, dan zihar (menganggap istri seperti ibunya). Tetapi barangsiapa tidak mampu, maka (wajib) memberi makan enam puluh orang miskin.
Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Diisebutkan dalam sebuah hadits yang berasal dari Ibnu Umar ra. "Islam itu dibangun atas lima dasar: dua kalimat syahadat, mendirikan sholat, mengeluarkan zakat, melaksanakan haji, dan puasa pada bulan Ramadhan.". Terkait puas, qadha berarti mengganti kekurangan hari dalam puasa wajib di bulan Ramadhan ketika seseorang tidak bisa melakukannya dengan sempurna karena ada halangan atau uzur yang diperbolehkan oleh syara'. "Barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2815493/original/037972200_1558772546-iStock-846936024.jpg)
Puasa Syawal dilakukan 6 hari di bulan Syawal. Puasa 6 hari di bulan Syawal ini sebaiknya dilakukan secara berurutan, namun boleh juga tidak. Waktu puasa Syawal juga lebih utama bila dilaksanakan secara berurutan dalam 6 hari.
Namun tidak apa-apa juga bila dilaksanakan tidak secara berurutan asalkan masih di bulan Syawal. Hal ini agar waktu puasa Syawal dilaksanakan, maka keutamaannya akan ikut didapatkan karena telah menyempurnakan puasa ramadan.
