Puasa Menjelang Hari Raya Qurban. Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah adalah waktu yang mulia untuk mengerjakan amal shaleh. Artinya: "Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah).".
Puasa Dzulhijjah adalah salah satu amalan mulia yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW semasa hidupnya. Selain menjalankan puasa sebelum Idul Adha, sahabat hikmah juga bisa melakukan amalan shaleh lainnya seperti berdzikir, sholawat, hingga sedekah. Lihat juga Video: Jelang Idul Adha, Dinas Peternakan Ciamis Temukan 1.600 Sapi Tak Layak Kurban.
Bola.com, Jakarta - Kurang dari sepekan, umat Islam akan merayakan Iduladha. Menyembelih hewan kurban menjadi satu di antara amalan yang sangat dianjurkan saat Iduldha tiba. Hari Iduladha diperingati setiap tanggal 10 Dzulhijjah.
Pemerintah Indonesia telah memutuskan hari raya Iduladha 2021 jatuh pada Selasa (20/7/2021). Iduladha memang banyak dikenal sebagai Idul Kurban.
Namun, sebelum Hari Raya Iduladha, umat Muslim disunahkan melaksanakan puasa. Ibadah ini dianjurkan dilaksanakan pada 9 Dzulhijjah atau sehari sebelumnya Idul Adha. Ada pula amalan yang dianjurkan dijalankan selama 10 hari pertama Dzulhijjah.
Berikut ini bacaan niat puasa sunah menjelang Hari Raya Iduladha, seperti disadur dari Fimela, Rabu (14/7/2021).
Ada pula amalan yang dianjurkan dijalankan selama sembilan hari pertama Zulhijah. Masyarakat juga mengenal istilah puasa sunah 1-7 Zulhijah, Tarwiyah, dan Arafah. Puasa di awal bulan Zulhijah sangat dianjurkan sebagai perwujudkan syukur dan jalan untuk memperoleh keberkahan dari Allah SWT. Artinya, "Saya niat puasa sunah bulan Dzulhijjah karena Allah Ta’ala.".
Setelah membaca niat ini di malam sebelum tanggal 1 Zulhijah, umat Muslim bisa memulai puasa dengan sahur pada dini hari. Setelah selesai melaksanakan puasa sunnah tujuh hari di awal bulan Zulhijah, umat Islam yang masih ingin memperoleh keberkahan dari Allah SWT bisa melanjutkan dengan puasa Tarwiyah.
Liputan6.com, Jakarta - Setelah Idul Fitri, umat Islam juga akan merayakan Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban atau Lebaran Haji. Biasanya, sebelum merayakan Idul Adha, umat Islam akan menjalankan puasa sunah. Jenis puasa sunah ini tentunya berbeda dengan saat Ramadan yang wajib dilaksanakan. Ibadah itu disebut puasa Tarwiyah.
Puasa ini dilakukan setiap tanggal 8 Zulhijah atau dua hari sebelum Hari Raya Idul Adha. Selain itu, ada pula puasa Arafah yang dijalani pada 9 Zulhijah atau sehari sebelum Idul Adha.
Meski tidak wajib, Rasullah Muhammad SAW sangat menganjurkan umatnya untuk berpuasa di bulan Zulhijah ini. Keutaman puasa sunah Tarwiyah dan Arafah sangat besar, salah satunya adalah keberkahan yang terkandung di dalamnya.
Dalam Hadis Riwayat Tirmidzi, "Rasulullah SAW berkata: Tak ada hari lain yang disukai Allah SWT untuk beribadah seperti 10 hari ini (di bulan Dzulhijjah).". Berikut sejarah dan niat puasa sunah yang dilakukan sebelum dan jelang Idul Adha:.
Dikutip dari buku Amalan Ibadah Bulan Dzulhijjah karya Hanif Luthfi (28/6) puasa Tarwiyah merupakan puasa sunnah yang dikerjakan pada 8 Dzulhijjah atau dua hari sebelum Hari Raya Idul Adha. Sementara puasa Arafah dikerjakan pada 9 Dzulhijjah atau satu hari sebelum Idul Adha. Selain itu, puasa ini disebut puasa Tarwiyah karena jemaah haji meminum air untuk menghilangkan rasa dahaga sebelum melanjutkan perjalanan ke Mina yang tidak ada air.
Bagi umat muslim yang tidak menunaikan haji disunahkan untuk berpuasa pada tanggal 9 Dzulhijjah. Perintah untuk melaksanakan puasa Tarwiyah dan Arafah ini berdasarkan sebuah hadist.
Rasulullah SAW bersabda, "Puasa di hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah) akan mengampuni dosa setahun yang lalu. Sedangkan puasa hari Arafah (9 Dzulhijah) akan mengampuni dosa dua tahun.". Jika melihat kalender, maka puasa Arafah bisa dilakukan tanggal 9 Dzulhijjah 1443 H bertepatan pada Jumat, 8 Juli 2022. Diriwayatkan dari Hafshah binti Umar bin Khattab tentang amalan yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah SAW. Jika tidak ada halangan atau kendala, usahakan untuk menjalankan ibadah puasa sunah Tarwiyah dan Arafah serta hanya mengharap limpahan pahala dari Allah SWT.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat ‘ied pada hari Idul Fithri dan beliau makan terlebih dahulu. “Imam Ahmad berkata: “Saat Idul Adha dianjurkan tidak makan hingga kembali dan memakan hasil sembelihan qurban. “Jika seseorang makan pada hari Idul Adha sebelum berangkat shalat ‘ied di tanah lapang (mushalla), maka tidak mengapa.
Namun sekali lagi, puasa pada hari ‘ied -termasuk Idul Adha- adalah haram berdasarkan ijma’ (kesepakatan) para ulama kaum muslimin. Jadinya, kita dianjurkan tidak makan sebelum shalat ‘ied dan nantinya menyantap hasil sembelihan tersebut.” (Al Mughni, 2: 228).