Puasa Idul Fitri Wajib Atau Sunnah. Puasa pada tanggal 1 Syawal atau hari raya Idul Fitri dilarang oleh Rasulullah SAW. Atas pendapat beberapa ulama, Rasulullah SAW melarang umatnya untuk berpuasa di bulan ini karena masih termasuk dalam hari Ied. Salah satu hadits yang menjadi dasar larangan puasa di hari Syak sebagaimana diriwayatkan dalam Bukhari dan al Hakim,. Artinya: "Siapa yang puasa pada hari syak maka dia telah bermaksiat kepada Abul Qosim (Nabi Muhammad) shallallahu 'alaihi wa sallam.".
Seperti diketahui suci dari haid dan nifas adalah syarat untuk bisa menjalankan puasa. Adapun menjalankan puasa di waktu tersebut maka akan mendapat dosa karena melakukan larangan-Nya.
Artinya: "Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta'ala berfirman (yang artinya), "Kecuali amalan puasa. Syarat sah harus dipenuhi umat Islam yang hendak puasa. Jika tak dipenuhi maka ibadah puasa menjadi tidak sah.
"Ulama fikih membedakan syarah sah dan syarat wajib puasa. Syarat wajib yang tidak terpenuhi tak lantas membatalkan puasa.
Namun tidak demikian dengan syarat sah puasa," tulis Muhammad Muhsin Muiz dalam buku Ramadhan-Rembulan yang Dirindu, dikutip detikcom pada Kamis (26/8/2021). Kriteria mampu melakukan ibadah mencakup sehat dan kuat secara jasmani, bertempat tinggal, dan tidak ada halangan secara syariat.
Puasa tidak boleh dilakukan saat Idul Fitri 1 Syawal, Idul Adha 10 Dzulhijjah, serta hari tasyrik pada 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Massa Aksi Bela Islam Gelar Demo Desak Kapolri Tangkap Yaqut.
Namun bagi yang berhalangan dan ada uzur syar'i bisa membatalkan puasa Ramadhan dan wajib mengganti atau mengqadha puasa hari di lain hari. Tentang kelonggaran untuk membatalkan puasa Ramadhan disebutkan dalam Firman Allah SWT di Al Quran surat Al Baqarah ayat 185 yang berbunyi:.
Sedangkan, dalam ilmu fiqh, qadha artinya pelaksanaan suatu ibadah di luar waktu yang telah ditentukan oleh syariat Islam. Artinya: Aku niat puasa esok hari sebagai ganti fardhu Ramadhan karena Allah Ta'ala.
Namun, dalam sebuah hadist disebutkan puasa qadha boleh dilakukan secara terpisah. Berdasarkan hadist riwayat Daruquthni dan Ibnu Umar, Rasulullah SAW bersabda,.
"Qadha puasa Ramadhan itu jika ia berkehendak maka boleh melakukan secara terpisah. Dijelaskan dalam buku, pendapat di atas memperbolehkan umat Islam memilih salah satunya, yakni puasa qadha secara berurutan atau tidak berurutan.
Liputan6.com, Jakarta - Setelah Idul Fitri, umat Islam juga akan merayakan Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban atau Lebaran Haji. Biasanya, sebelum merayakan Idul Adha, umat Islam akan menjalankan puasa sunah. Jenis puasa sunah ini tentunya berbeda dengan saat Ramadan yang wajib dilaksanakan.
Ibadah itu disebut puasa Tarwiyah. Puasa ini dilakukan setiap tanggal 8 Zulhijah atau dua hari sebelum Hari Raya Idul Adha. Selain itu, ada pula puasa Arafah yang dijalani pada 9 Zulhijah atau sehari sebelum Idul Adha.
Meski tidak wajib, Rasullah Muhammad SAW sangat menganjurkan umatnya untuk berpuasa di bulan Zulhijah ini. Keutaman puasa sunah Tarwiyah dan Arafah sangat besar, salah satunya adalah keberkahan yang terkandung di dalamnya.
Dalam Hadis Riwayat Tirmidzi, "Rasulullah SAW berkata: Tak ada hari lain yang disukai Allah SWT untuk beribadah seperti 10 hari ini (di bulan Dzulhijjah).". Berikut sejarah dan niat puasa sunah yang dilakukan sebelum dan jelang Idul Adha:.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah perayaan Idul Fitri, disunnahkan untuk menjalankan puasa di bulan Syawal. Direktur Rumah Fiqih Indonesia, Ustaz Ahmad Sarwat, mengatakan bahwa memang ada perbedaan pendapat tentang hal tersebut.
Pendapat ini merujuk pada kewajiban puasa qadha bersifat tarakhi, yakni boleh ditunda atau diakhirkan hingga menjelang masuknya bulan Ramadhan tahun berikutnya. Dengan demikian, pendapat ini menekankan untuk membayarkan hutang puasa lebih dulu yang sifatnya wajib. Namun demikian, Ustaz Sarwat menjelaskan bahwa sebagian ulama meragukan kekuatan hadits tersebut. Ia mengatakan, ketika para mufti di Arab Saudi berfatwa tentang haramnya puasa enam hari bulan Syawal bagi mereka yang belum membayar hutang puasa Ramadhan, maka pendapat mereka itu sangat dipengaruhi oleh latar belakang mazhab Al-Hanabilah yang banyak dianut masyarakat Arab Saudi. Menurutnya, tidak ada keharusan untuk bersikap merasa paling benar, sebab hukumnya sendiri memiliki beberapa pendapat yang berbeda. Sementara itu, Agus Arifin dalam buku berjudul "Step By Step Fiqih Puasa Edisi Revisi" menyebutkan hal sama terkait perbedaan pendapat soal mana yang harus didahulukan antara puasa sunnah enam hari bulan Syawal dan membayar qadha.
Dikatakan, bahwa mengqadha puasa berkaitan dengan kewajiban (dzimmah) dan seseorang tidak mengetahui apakah ia masih lama hidup atau akan mati. Pendapat ini diperkuat dengan perkataan Sa'id bin Al Musayyib mengenai puasa sepuluh hari di bulan Dzulhijjah.
Wakil Presiden Indonesia Ma'ruf Amin menyatakan bahwa memasuki puasa Ramdhan lalu biasanya ada perjalanan mudik saat Idul Fitri 2022 akan diwajibkan bukti vaksin. Pada mudik puasa Ramdhan dan Idul Fitri 2022 diwajibkan bukti vaksin masih menghitung kemungkinan kenaikan kasus saat Ramadhan. Baca Juga: Jelang Puasa RAMADHAN 2022, Menteri Pertanian Pastikan Ketersediaan Pangan Aman dan Terkendali. Selain sebagai syarat beberapa kegiatan di tengah pandemik COVID-19, pemerintah merencanakan masyarakat diwajibkan sertakan bukti vaksin saat mudik Idul Fitri 2022.
"Vaksin 1 dan 2 kemudian booster nanti itu juga jadi syarat kalau orang mau mudik. Gak perlu PCR, namun itu kalau suasananya landai, dan tidak ada lonjakan," ujar Ma'ruf di Pondok Pesantren Al Ittifaq, Kabupaten Bandung, Selasa 22 Maret 2022. Ma'ruf bilang, vaksinasi di daerah juga harus terus dipercepat hingga target yang diberikan pemerintah pusat dapat dicapai dengan cepat dan sesuai harapan.