Puasa Idul Adha Sebelum Shalat. Ada satu anjuran sebelum penunaian shalat Idul Adha yaitu tidak makan sebelumnya. Karena di hari tersebut kita kaum muslimin yang mampu disunnahkan untuk berqurban.
Oleh karenanya, anjuran tersebut diterapkan agar kita nantinya bisa menyantap hasil qurban. “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat ‘ied pada hari Idul Fithri dan beliau makan terlebih dahulu.
قال أحمد: والأضحى لا يأكل فيه حتى يرجع إذا كان له ذبح، لأن النبي صلى الله عليه وسلم أكل من ذبيحته، وإذا لم يكن له ذبح لم يبال أن يأكل. “Imam Ahmad berkata: “Saat Idul Adha dianjurkan tidak makan hingga kembali dan memakan hasil sembelihan qurban. “Jika seseorang makan pada hari Idul Adha sebelum berangkat shalat ‘ied di tanah lapang (mushalla), maka tidak mengapa.
Namun sekali lagi, puasa pada hari ‘ied -termasuk Idul Adha- adalah haram berdasarkan ijma’ (kesepakatan) para ulama kaum muslimin. Jadinya, kita dianjurkan tidak makan sebelum shalat ‘ied dan nantinya menyantap hasil sembelihan tersebut.” (Al Mughni, 2: 228).
-- Sepuluh hari di awal bulan Dzulhijjah menjadi momen yang penting bagi umat Islam. Di antara waktu tersebut, ada dua hari di mana muslim dianjurkan berpuasa, yakni puasa Tarwiyah pada 8 Dzulhijjah dan puasa Arafah pada 9 Dzulhijjah.
Kedua puasa dilakukan sebelum perayaan hari raya Idul Adha yang jatuh 10 Dzulhijjah.Kedua puasa mengusung keistimewaan masing-masing. Tarwiyah diyakini akan menghapus dosa yang dibuat tahun lalu, sementara puasa Arafah kerap identik dengan puasa sehari yang menghapus dosa dua tahun.Berkat keistimewaannya itu juga banyak umat Islam kemudian jarang melewatkannya.
Mengutip HR Muslim disebutkan, "Puasa Arafah bisa menghapuskan dosa setahun lalu dan setahun yang akan datang. ""Puasa sunah Tarwiyah dan Arafah sangat dianjurkan bagi umat muslim sedunia, agar kita dapat turut merasakan nikmatnya seperti yang dirasakan oleh para jama’ah haji. Namun, bagi jamaah haji sendiri haram hukumnya untuk berpuasa di hari Arafah 9 Dzulhijjah," ungkap ustaz H.M Lutfi saat dihubungi, pada Selasa (29/8).Ia menambahkan, yang dimaksud dengan puasa Arafah adalah (Mengetahui) puasa yang dilaksanakan pada hari Arafah yakni pada tanggal 9 Dzulhijjah yaitu hari pada saat jama’ah haji melakukan wukuf di padang Arafah.Tahun ini, puasa Arafah jatuh pada Kamis (31/8), ketika Kementerian Agama Indonesia menetapkan 1 Dzulhijjah jatuh pada Rabu (23/8) lalu. Sementara Hari Raya Idul Adha sendiri jatuh pada Jumat (1/9).Berbeda dari puasa Arafah, kata Ustaz Lutfi, puasa Tarwiyah adalah 'Merenung atau berpikir', puasa yang dilaksanakan pada hari tarwiyah yakni 8 Dzulhijjah, hari sebelum hari wukuf.Berdasarkan Hadis Nabi Muhammad SAW, barang siapa yang menjalankan Puasa Tarwiyah akan dihapus dosa satu tahun yang lalu yang telah terlewati. Sedangkan yang berpuasa di hari Arafah akan dihapus dosa dua tahun (1 tahun yang lalu dan 1 tahun yang akan datang). "Dan yang melaksanakan dua puasa ini akan dianugrahi oleh Allah SWT dengan 10 macam kemuliaan," ujarnya.Kesepuluh kemuliaan itu, yakni Allah akan memberi keberkahan pada kehidupannya, bertambah harta, dijamin kehidupan rumah tangganya, dibersihkan dirinya dari segala dosa dan kesalahan yang telah lalu, dan dilipatgandakan amal dan ibadahnya.Selain itu, mereka yang berpuasa juga dimudahkan kematiannya, diterangi kuburnya selama di alam Barzah, diberatkan timbangan amal baiknya di Padang Mahsyar, diselamatkannya dari kejatuhan kedudukan di dunia, serta dinaikkan martabatnya di sisi Allah SWT.
Salah satu hari raya umat islam adalah Idul Adha. Sebelum merayakan hari istimewa itu seseorang disunnahkan untuk menjalankan puasa.
Dalam hari raya Idul Adha, umat Islam akan melaksanakan kurban dan menyembelih hewan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Quran surat Al Kausar ayat 2. Bahkan, dalam syarah sahih muslim puasa sebelum Idul Adha sangat disunnahkan. "Dari Hunaidah ibn Khalid, dari istrinya, dari istri-istri Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, mereka berkata, 'Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam biasa berpuasa sembilan hari di bulan Dzulhijjah, berpuasa di hari Asyura, berpuasa tiga hari di setiap bulannya, puasa Senin pertama dan juga hari Kamis di setiap bulannya.".
Walaupun begitu, ada hadist riwayat Muslim dari Aisyah RA, "Saya tidak pernah melihat sama sekali Rasulullah SAW berpusa di sepuluh hari (pertama bulan Dzulhijjah)". Melihat hal itu, Imam An Nawawi melakukan kompromi (Al Jam'u) sebagai berikut, "Para ulama menjelaskan bahwa hadist itu harus dipahami bahwa ibunda Aisyah tidak melihatnya. Akan tetapi dalam waktu yang sama bukan juga berarti Rasulullah meninggalkannya. Semoga kita bisa mengamalkan puasa sebelum Idul Adha ya!