Puasa Dalam Bahasa Arab Disebut Shaum Atau Siyam Apa Arti Siyam. Misalnya Shaum dan Shiyam, yang keduanya merujuk pada bahasa Arab. Dua kata itu juga terdapat di dalam Al Quran.
Adapun perbedaan shaum, shiyam dan puasa menurut "Dahsyatnya Puasa Wajib & Sunah" oleh Akhyar As-Shiddiq Muhsin, Lc & Dahlan menjelaskan, kata shaum dengan segala bentuknya dalam bahasa Arab disebut 13 kali dalam Al-Qur'an. Sementara itu, shaum tidak hanya mencegah makan, minum dan bergaul dengan istri/suami tetapi juga harus mencegah bicara, mendengar, melihat dan bahkan pikiran dari hal-hal yang merusak ibadah puasa. Menurut Imam Al-Ghazali di dalam Kitab Ihya 'Ulumiddin inilah bentuk puasa sesungguhnya yang akan mengantarkan manusia kepada derajat takwa. Sementara itu, puasa adalah bahasa Indonesia dari padanan shaum atau shiam.
Dalam buku '125 Masalah Puasa' oleh Muhammad Anis Sumaji, puasa adalah bentuk terjemahan dari kata shaum atau shiyam yang memiliki kata dasar sama yaitu sha-wa-ma, secara etiomologi berarti menahan dan tidak bepergian dari satu tempat ke tempat yang lain. Tentang shaum Ramadhan yang hukumnya wajib juga tegas dinyatakan oleh hadits berikut:.
Beliau menjawab: "Tidak, kecuali kamu hendak melaksanakan shaum sunnah.".
Kemenag pun gelar sidang isbat awal Ramadhan pada 12 April 2021 mendatang. Dikutip dalam buku "Bekal Ramadhan dan Idul Fitri (1): Menyambut Ramadhan" oleh Saiyid Mahadhir, Lc, MA yang menjelaskan kata puasa dalam bahasa adalah hasil terjamahan dari bahasa Arab yang diambil dari shaum atau shiyam. Dalam bahasa Arab kata shaum atau shiyam diartikan dengan imsak yang berarti menahan.
Di dalam Al-Qur'an kata shaum menunjukkan makna lebih umum ketimbang shaum yang justru sering digunakan untuk menunjukkan makna yang lebih khusus yaitu berpuasa dengan menahan makan dan minum. Artinya: "maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini". Ada hadits yang menyebutkan tentang keutamaan puasa Ramadhan. Allah SWT telah mewajibkan kepada kalian berpuasa di dalamnya, di bulan itu pintu-pintu langit akan dibuka dan pintu-pintu neraka akan ditutup, di bulan itu setan-setan akan diikat, di bulan itu ada malam yang lebih baik daripada seribu bulan, barangsiapa terhalang mendapatkan kebaikannya maka sungguh ia telah terhalang.". Simak Video "Anak Diam-diam Batal Puasa, Jangan Dimarahi".
SurabayaNetwork.id – As-shaum dan As-siyam sering dipahami sebagai arti kata ‘puasa’ oleh kebanyakan orang. Lalu, jika dua kata ini memiliki arti yang sama, kenapa penulisannya berbeda?
Perlu kita ketahui bahwa dalam bahasa Arab, setiap bertambahnya satu huruf dan harakat dalam satu kalimat, maka bisa dipastikan maknanya pun berbeda. Segala yang bermakna menahan, maka itu disebut dengan Saum.
Baca Juga: 6 Hal yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Puasa, Dr Zaidul Akbar: Bulan Ramadhan Bukan Untuk Memperbanyak Makan. Jika engkau melihat seseorang, maka katakanlah, “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pengasih, maka aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini.” Qs.
Kata shaum hanya disebutkan sekali di Al Qur’an dalam kisah Nabi Isa untuk menunjukkan mukjizatnya, yakni ketika Allah memerintahkan Maryam untuk menahan bicara agar kemudian Nabi Isa dengan mukjizatnya (sebagai bayi yang baru lahir namun sudah dapat berbicara) menjelaskan pada orang-orang yang berprasangka buruk tentang Maryam. Artinya, menahan diri dari segala hal yang ditetapkan oleh syariat baik yang membatalkan atau merusak puasa dengan syarat tertentu dengan ketentuan tertentu di waktu tertentu.
Kesempatan beribadah tidak hanya untuk yang berhaji, tetapi bagi umat muslim juga dianjurkan memperbanyak amalan saleh, salah satunya menjalankan puasa. Dalam ceramah 'Fiqh Eidul Adha' di Masjid Al Ihsan Vila Jaka Setia Bekasi pada Kamis lalu (9/8/2018), Adi merinci hakikat puasa Arafah. Mengenai hal ini, Ustad Adi Hidayat menjelaskan bahwa dalam bahasa Arab kata 'siyam' menunjukkan ibadah puasa dengan ketentuan tertentu. Adi melanjutkan bahwa setelah jamaah haji menunaikan wufuk di Arafah, maka akan beranjak menuju Muzdalifah.
Berangkat pada tanggal 10 Dzulhijjah setelah menunaikan salat maghrib dan isya jama' qashar lalu siap-siap ke Muzdalifah," terang Adi. Dalam sembelihan itu bermakna bahwa manusia menyembelih nafsu yang sering melekat sehingga jauh dari Allah," jelasnya.
إعلم أن الصوم ثلاث درجات صوم العموم وصوم الخصوص وصوم خصوص الخصوص: وأما صوم العموم فهو كف البطن والفرج عن قضاء الشهوة كما سبق تفصيله، وأما صوم الخصوص فهو كف السمع والبصر واللسان واليد والرجل وسائر الجوارح عن الآثام، وأما صوم خصوص الخصوص فصوم القلب عن الهضم الدنية والأفكار الدنيوية وكفه عما سوى الله عز وجل بالكلية ويحصل الفطر في هذا الصوم بالفكر فيما سوى الله عز وجل واليوم الآخر. Yang dimaksud puasa umum ialah menahan perut dan kemaluan dari memenuhi kebutuhan syahwat.
Puasa khusus ialah menahan telinga, pendengaran, lidah, tangan, kaki, dan seluruh anggota tubuh dari dosa. Untuk puasa yang ketiga ini (shaumu khususil khusus) disebut batal bila terlintas dalam hati pikiran selain Allah SWT dan hari akhir.”.
Tingkatan kedua dan ketiga ini merupakan tujuan utama puasa dalam arti asshiyam diwajibkan. Menahan diri dari makan dan minum tidak ada artinya di sisi Allah tanpa disertai menahan diri dari perbuatan tercela dan maksiat kepada-Nya. Dalam hadis riwayat al-Bukhari dari Abu Hurairah, dia berkata bahwa Nabi Saw bersabda;. “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.”.
Sementara puasa, dalam satu literaturyang penulis temukan, berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu: "upavasa" berasal dari kata benda 'vas' yang berarti hidup, dan 'upa' yang berarti dekat. Secara terminologi Upavasa ini diartikan sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dalam menjalan hidup. Mendekatkan diri kepada Tuhan (taqarub illallah), sebagaimana dalam alquran surat 39 ayat 3 di bawah ini:.
Dalam QS 3:45, Isa putera Maryam, adalah sosok yang didekatkan dengan Allah (وَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ ). Dari penjelasan mengenai siapa yang mendekatakan diri kepada Allah di atas, kita dapat memahami bahwa keterkaitan puasa dengan ibadah shaum Ramadhan adalah mereka hamba Allah yang beriman, taat kepada Allah, mengimani dan menjadikan alquran sebagai tuntunan, serta tidak mendustakan berbagai kenimatan/rezeki yang telah dianugerahkanNya.
Inilah pelatihan/training program yang harus dilakukan oleh segenap kaum muminin dalam menjalankan ibadah shaum Ramadhan. Tiga Larangan yang menandakan mereka sedang melakukan kegiatan menahan diri (shiyam) adalah makan, minum dan berhubungan badan suami-istri.
Ketiga hal ini adalah aktivitas halal yang sering kali melupakan manusia dari upaya mendekatkan diri kepada Allah. Auto-kritik, terhadap kita yang terbiasa menjalankan shiyam atau puasa di bulan Ramadhan adalah, alih-alih mendapatkan label ketaqwaan atau ketundukan, namun pasca bulan Ramadhan kita kembali kepada fahsya & kemungkaran, jauh dari tuntunan alquran dan mendustakan segala nikmat-Nya.