Puasa Arafah Dan Tarwiyah Nu Online. Puasa ini sangat dianjurkan bagi orang-orang yang tidak menjalankan ibadah haji. Keutamaan puasa Arafah ini bisa disimak antara lain dalam hadits yang diriwayatkan Abu Qatadah rahimahullah, Rasulullah bersabda:.
"Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lepas" (HR Muslim). Sabda Rasulullah, 'Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian kembali tanpa membawa apa-apa.". Sebagai catatan, jika terjadi perbedaan dalam penentuan awal bulan Dzulhijjah antara pemerintah Arab Saudi dan Indonesia, maka umat Islam Indonesia melaksanakan puasa Arafah dan Tarwiyah sesuai dengan ketetapan pemerintah setempat. Disebutkan dalam hadist Qudsi: Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku-lah yang akan membalasnya. Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun.
Banyak cara yang dapat dilakukan kaum muslimin saat akan memasuki hari istimewa, termasuk di bulan Dzulhijjah. Keutamaan puasa Arafah ini bisa disimak antara lain dalam hadits yang diriwayatkan Abu Qatadah rahimahullah, Rasulullah bersabda:. Sabda Rasulullah: Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian kembali tanpa membawa apa-apa. Kendati selama dua tahun terakhir ibadah penyempurna rukun Islam tersebut tidak dapat dilaksanakan karena virus Corona. Sebagai catatan, jika terjadi perbedaan dalam penentuan awal bulan Dzulhijjah antara pemerintah Arab Saudi dan Indonesia, maka umat Islam Indonesia melaksanakan puasa Arafah dan Tarwiyah sesuai dengan ketetapan pemerintah setempat.
Rukyatul hilal atau observasi bulan sabit yang dilakukan untuk menentukan awal bulan Qamariyah atau Hijriyah berlaku secara nasional, yakni rukyat yang diselenggarakan di dalam negeri masing-masing dan berlaku satu wilayah hukum. (Lebih lanjut tentang hal ini silakan klik di rubrik Syari’ah dan Iptek)Penentuan hari arafah itu juga ditegaskan dalam Bahtsul Masa’il Diniyah Maudluiyyah pada Muktamar Nahdlatul Ulama XXX di Pondok Pesantren Lirboyo, akhir 1999. Ditegaskan bahwa yaumu arafah atau hari Arafah yaitu tanggal 9 Dzulhijjah berdasarkan kalender negara setempat yang berdasarkan pada rukyatul hilal.Adapun tentang fadhilah atau keutamaan berpuasa hari Arafah tanggal 9 Dzulhijjah didasarkan pada hadits berikut ini:Puasa hari Arafah menebus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang dan puasa Asyura (10 Muharram) menebus dosa setahun yang telah lewat.
Abnu Abbas RA meriwayatkan Rasulullah SAW bersabda:Diriwayatkan Rasulullah SAW bersabda: Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah SWT, dari pada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Rasulullah bersabda: Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian tidak kembali selama-lamanya atau menjadi syahid.
(HR Bukhari)Puasa Arafah dan Tarwiyah sangat dianjurkan bagi yang tidak menjalankan ibadah haji di tanah suci. Adapun teknis pelaksanaannya mirip dengan puasa Ramadhan.Bagi kaum Muslimin yang mempunyai tanggungan puasa Ramadhan juga disarankan untuk mengerjakannya pada hari Arafah ini, atau hari-hari lain yang disunnahkan untuk berpuasa.
Kondisi ini semakin mendukung di tengah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat sejak Sabtu hingga Selasa (03-20/07/2021). Untuk puasa sunah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak Subuh hingga gelincir matahari atau Dluhur. Dalam suasana normal, pada 09 Dzulhijjah jamaah haji sedang melaksanakan wuquf di Arafah. Namun lantaran selama dua tahun terakhir ibadah haji ditiadakan, maka hal tersebut tidak terjadi. Oleh karenanya para ulama memasukkannya ke dalam puasa sunah yang sangat dianjurkan (muakkad). Artinya: Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun yang telah lalu dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapus dosa setahun yang lalu.
Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah SWT.”. Orang yang pada malam hingga terbit fajar belum niat tetap boleh menjalankan ibadah puasa. Asalkan, orang tersebut belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa, seperti makan, minum, ataupun bersetubuh sejak terbit fajar hingga ia membaca niat. Sebab, paling tidak, orang yang berpuasa Arafah mendapatkan dua keutamaan yang sangat menguntungkan, sebagaimana dilansir NU Online pada tulisan berjudul Puasa Dzulhijjah: Tata Cara, Niat, dan Keutamaannya.
Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu” (HR Muslim). Mayoritas ulama berpendapat, bahwa dosa-dosa yang dihapus sebab puasa Arafah adalah dosa-dosa kecil, sebagaimana diterangkan oleh Imam Nawawi dalam Syarah Muslim juz 3 (h. 113). Kedua, orang yang berpuasa pada hari Arafah juga dibebaskan dari segala macam siksa neraka.
Sebab, sebagaimana disebutkan Rasulullah saw dalam sebuah haditsnya, bahwa Allah lebih banyak membebaskan hamba-Nya dari api neraka pada hari Arafah dibanding hari-hari lainnya. "Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada Hari Arafah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan mereka di depan para Malaikat dan berkata: ‘Apa yang mereka inginkan?".
Selain itu, memasuki sepuluh hari pertama bulan tersebut, kita dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, seperti perbanyak dzikir, sedekah, baca Al-Qur’an, dan berbagai macam amalan sunnah lainnya. Lebih tegas lagi, Syekh Zakaria al-Anshari (w. 1520 M) dalam Asnâ al-Mathâlib menjelaskan, pada tanggal satu sampai sembilan Dzulhijjah, disunnahkan untuk berpuasa. Untuk tanggal satu sampai tujuh disunnahkan bagi orang yang sedang menunaikan ibadah haji ataupun tidak, sementara tanggal delapan (hari Tarwiyyah) dan sembilannya (hari ‘Arafah), hanya disunnahkan bagi yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji.
Untuk durasinya, sama seperti puasa pada umumnya, yaitu dari mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Bahkan, menurut Sayyid Bakri Syatha (w. 1892 M.) dengan mengutip fatwa Al-Barizi menjelaskan, andaikan puasanya hanya niat qadha, maka mendapat pahala keduanya. Oleh karena itu, berpuasa pada sembilan hari pertama bulan tersebut juga memiliki keutamaan tersendiri.
Keutamaan puasa Arafah ini bisa disimak antara lain dalam hadits yang diriwayatkan Abu Qatadah rahimahullah, Rasulullah bersabda:.
Umat Islam Indonesia saat ini telah memasuki bulan Dzulhijjah 1443 H. Pada tanggal 10 Dzulhijjah nanti atau bertepatan dengan Ahad, 10 Juli 2022 M mendatang, umat Islam di Indonesia akan merayakan Idul Adha 1443 H. sebagaimana dilansir NU Online dalam tulisan yang berjudul Ini Lafal Niat Puasa Tarwiyah 8 Dzulhijjah.
Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i sunnati yaumit tarwiyah lillâhi ta‘ālā. Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Tarwiyah esok hari karena Allah SWT.”. Hal ini sebagaimana ditulis Syekh Said Muhammad Ba’asyin dalam kitabnya yang berjudul Busyral Karim (Beirut: Darul Fikr, 2012 M/1433-1434 H], juz II, halaman 488), bahwa “Puasa selama 8 hari sebelum hari Arafah dianjurkan.
Untuk diketahui, ada tiga pendapat mengenai penamaan tanggal 8 Dzulhijjah itu disebut hari tarwiyah, yakni (1) perenungan Nabi Adam ketika membangun Ka’bah, (2) perenungan mendalam Nabi Ibrahim setelah bermimpi diperintah untuk menyembelih anaknya, dan (3) perenungan orang haji mengenai doa-doa yang hendak dipanjatkan pada hari Arafah nanti. Hal ini sebagaimana dilansir dari NU Online dalam tulisan Penamaan Hari Tarwiyah, Arafah, dan Keutamaannya.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwasanya berpuasa di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah akan dilipatgandakan pahalanya bahkan setara dengan berpuasa sunnah selama satu tahun, termasuk dengan puasa tarwiyah dan arafah di dalamnya. Oleh karena itu, tak heran jika banyak umat Muslim berbondong-bondong ingin melakukan puasa sunnah di bulan yang mulia ini.
Keterangan ini disampaikan Syekh Zakaria Al-Anshari dalam kitabnya Asnal Mathalib, juz V, halaman: 388 sebagaimana berikut:. Hikmah di balik ganjaran penghapusan dosa dua tahun untuk puasa sunnah Arafah dan penghapusan dosa setahun untuk puasa Asyura adalah karena Arafah adalah harinya umat Nabi Muhammad SAW, yakni puasa sunnah Arafah bersifat khusus untuk umat Nabi Muhammad SAW. وفي الكردي ما نصه في الأسنى ونحوه الخطيب الشربيني والجمال و الرملي الصوم في الأيام المتأكد صومها منصرف إليها بل لو نوى به غيرها حصلت إلخ زاد في الإيعاب ومن ثم أفتى البارزي بأنه لو صام فيه قضاء أو نحوه حصلا نواه معه أو لا. Artinya: Di dalam Al-Kurdi terdapat nash yang tertulis pada Asnal Mathalib dan sejenisnya yaitu Al-Khatib as-Syarbini, Syekh Sulaiman al-Jamal, Syekh ar-Ramli bahwa puasa sunah pada hari-hari yang sangat dianjurkan untuk puasa memang dimaksudkan untuk hari-hari tersebut. Tetapi orang yang berpuasa dengan niat lain pada hari-hari tersebut, maka dapatlah baginya keutamaan… Ia menambahkan dalam kitab Al-I‘ab.
Sejak 1 Juli 2022 lalu, kita sudah memasuki awal bulan Dzulhijjah 1443 H. Pada tanggal 8 Dzulhijjah, atau dua hari sebelum merayakan Idul Adha, umat Islam disunnahkan melaksanakan Puasa Tarwiyah, yang bertepatan dengan Jumat, 8 Juli 2022 mendatang. Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun" (HR Abus Syekh Al-Ishfahani dan Ibnun Najar). Mereka menyimpulkan bahwa hadits ini tidak dapat dijadikan sandaran atau hujjah syar’iyyah. Hadits berikut ini menunjukkan keutamaan amal saleh yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Keterangan ini dapat kita lihat dari pernyataan Syekh M Nawawi Banten berikut:. والثامن صوم الثمانية أيام قبل يوم عرفة سواء في ذلك الحاج وغيره.
Artinya : "(Kedelapan) puasa delapan hari sebelum hari Arafah (dianjurkan) bagi mereka yang sedang melaksanakan ibadah haji maupun mereka yang tidak melaksanakan ibadah haji". Artinya : Aku berniat puasa sunnah Tarwiyah esok hari karena Allah swt.
TAHUN 2021 ini, masyarakat Indonesia kembali tidak bisa menjalankan Ibadah haji lantaran pandemi Covid-19. Sementara puasa Arafah hanya disunnahkan bagi yang tidak berhaji.
Kita dapat memasang niat puasa tarwiyah 8 Dzulhijjah pada siang hari, dengan catatan belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa, seperti makan, minum, atau melakukan hubungan suami istri. Bagi mazhab Syafi’i, seseorang boleh berpuasa sunnah tarwiyah atau puasa sunnah apa saja dengan memasang niat pada siang hari, sejauh belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.
Pandangan mazhab Syafi’i ini didasarkan pada hadits riwayat Muslim dari ummul mukminin Sayyidah Aisyah RA sebagai berikut:. Artinya, “Dari Aisyah, ummul mukminin RA, ia bercerita, ‘Suatu hari Nabi Muhammad SAW menemuiku. Ia berkata, ‘Apakah kamu memiliki sesuatu (yang dapat kumakan)?’ Kami jawab, ‘Tidak.’ ‘Kalau begitu aku puasa saja,’ kata Nabi. Tetapi pada hari lain, Rasul pernah menemui kami. Kami katakan kepadanya, ‘Ya rasul, kami memiliki hais, makanan terbuat dari kurma dan tepung, yang dihadiahkan oleh orang.’ ‘Perlihatkan kepadaku meski aku sejak pagi berpuasa,’ kata Nabi.