Perintah Menjalankan Puasa Ditujukan Kepada Orang Yang. Secara rinci penjelasan mengenai puasa (process business) diuraikan dalam hadits yang disampaikan oleh Nabi Muhammad. Tanpa program kerja yang jelas dan rinci, tujuan organisasi akan sulit tercapai.
Hal ini menyiratkan bahwa terdapat kesinambungan usaha atau ongoing concern dalam berorganisasi. Hanya dengan upaya yang berkesinambungan, maka tujuan suatu organisasi dapat tercapai. Dapat pula disiratkan dalam ayat ini bahwa upaya yang berkesinambungan membutuhkan suatu sistem, norma, nilai dan aturan yang disepakati bersama dan ditetapkan, sehingga dapat dijalankan oleh generasi-generasi berikutnya.
Penunjukkan sumber daya manusia yang keliru hanya akan mengakibatkan pekerjaan menjadi terbengkalai dan pada akhirnya tujuan organisasi tidak tercapai.
Disamping keutamaan-keutamaan puasa, dalam bulan Ramadhan Allah SWT juga menjanjikan pahala yang berlipat untuk ibadah atau perbuatan baik lainnya. Ketentuan-ketentuan Allah SWT mengenai puasa Ramadhan yang demikian sempurna mengisyaratkan kemuliaan dan pentingnya puasa bagi orang yang beriman, yaitu agar kita menjadi orang yang bertaqwa. Dengan demikian puasa Ramadhan memiliki makna ketaatan mahluk pada Penciptanya karena dengan berbagai persyaratan yang ditentukan dengan ikhlas kita tetap melaksanakannya dan sekaligus menjadi media untuk meningkatkan kualitas diri, yaitu dengan shaum dari perbuatan yang tidak baik, tetapi memperbanyak perbuatan baik.
Allah SWT mewajibkan kita sebagai umat Islam untuk berpuasa melalui surat Al-Baqarah ayat 183 yang berbunyi:. Di saat itulah untuk pertama kalinya umat Islam pada masa itu melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Dilansir dari laman Muslim.or.id, berikut ini makna di balik untaian kata-kata pada ayat 183 dari surat Al-Baqarah tersebut:.
“Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, membenarkan keduanya dan mengikrarkan keimanan kepada keduanya”. “Firman Allah Ta’ala ini ditujukan kepada orang-orang yang beriman dari umat manusia dan ini merupakan perintah untuk melaksanakan ibadah puasa”. Tafsir ayat ini menurut Imam Al Qurthubi adalah:.
Kamā kutiba 'alallażīna ming qablikum (sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian). Sedangkan menurut Ibnu Abbas dan Mujahid, yang dimaksud “orang-orang sebelum kalian’ di sini adalah Ahlul Kitab.
Keutamaan Puasa dan Bulan Ramadan bagi Umat Islam. Ada beberapa keutamaan berpuasa dan bulan Ramadhan yang dianugerahkan kepada umat Islam.
Dalam hadits riwayat Ahmad, Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda mengenai keutamaan berpuasa yang diibaratkan sebagai pelindung diri dari neraka. “Pada malam pertama bulan Ramadan setan-setan dibelenggu, dan jin-jin pembangkang dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, dan tidak ada satu pun pintunya dibuka.
Allah SWT mewajibkan puasa kepada umat Islam melalui Alquran Surat Al Baqarah Ayat 183. Baca Juga: Gurih dan Manis, Resep Cumi Puyuh Saus Tiram untuk Buka Puasa Bersama.
Hal ini untuk mengisyaratkan bahwa seandainya bukan Allah SWT yang mewajibkannya, manusia sendiri akan melaksanakannya setelah tahu besar manfaatnya. Baca Juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa Ramadan di DKI Jakarta Senin 27 April 2020. Al Qurthubi menafsirkan ayat ini: “Sebagaimana Allah Ta’ala telah menyebutkan wajibnya qishash dan wasiat kepada orang-orang yang mukallaf pada ayat sebelumnya, Allah Ta’ala juga menyebutkan kewajiban puasa dan mewajibkannya kepada mereka. Kata la’alla dalam Alquran memiliki beberapa makna, diantaranya ta’lil (alasan) dan tarajji ‘indal mukhathab (harapan dari sisi orang diajak bicara). Dengan makna ta’lil, dapat kita artikan bahwa alasan diwajibkannya puasa adalah agar orang yang berpuasa mencapai derajat taqwa.
Liputan6.com, Jakarta Sejarah puasa Ramadhan merupakan yang melatar belakangi puasa Ramadhan itu menjadi ibadah yang harus dilakukan khususnya di bulan Ramadhan. Namun orang Islam juga melakukan puasa-puasa lain di luar bulan Ramadhan.
Termasuk ketika menjalankan ibadah puasa, maka akan ada manfaat yang dapat kita peroleh. “Setiap amal anak Adam akan dilipat gandakan, satu kebaikan menjadi sepuluh hingga tujuh ratus kebaikan sekehendak Allah, Allah berfirman, “Kecuali puasa, puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya, ia tinggalkan makan dan minumnya karena Aku. Puasa yang dilaksanakan dari subuh hingga adzan magrib berkumandang tentu bukan hal mudah jika kita tidak terbiasa menahan diri.
Ketika berpuasa kita tidak banyak untuk membeli makanan atau minuman, dan menahan diri dari segala hal duniawi. Bahkan, para pakar kesehatan banyak merekomendasikan orang-orang yang sedang mengalami penyakit tertentu untuk melakukan puasa.
Jika dilakukan terus menerus maka hal ini akan menambah keistiqomah kita dalam beribadah dan juga melaksanakan perintah-perintah Allah lainnya. Untuk ibadah puasa akan membuat kita semakin bermakna dan nikmat menjadi ummat Rasulullah SAW.