Perintah Melaksanakan Puasa Ramadhan Terdapat Dalam Al Quran Surat. Puasa dalam bahasa Arab berasal dari kata shaum atau shiyam yang artinya menahan. Salah satunya dikatakan Imam Al Ghazali dalam Kitab Ihya' Ulumuddin bahwa puasa menjadi sangat istimewa dibandingkan ibadah lainnya. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin.

Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Dari Thalhah bin Ubaidillah RA, bahwa seorang datang kepada Nabi SAW dan bertanya, yang artinya:.

"Ya Rasulullah, katakan padaku apa yang Allah wajibkan kepadaku tentang puasa?". Barangsiapa yang tidak mendapatkan kebaikannya berarti ia telah benar-benar terhalang atau terjauhkan (dari kebaikan).". Itulah sejumlah dalil puasa Ramadan yang terdapat dalam Al Quran dan hadits.

4 Ayat Alquran yang Menjadi Landasan Puasa Ramadan

Perintah Melaksanakan Puasa Ramadhan Terdapat Dalam Al Quran Surat. 4 Ayat Alquran yang Menjadi Landasan Puasa Ramadan

Liputan6.com, Jakarta - Umat Muslim di seluruh dunia akan segera menyambut bulan Suci Ramadan 2022. Ketetapan di bulan Ramadan telah tertulis dalam kita suci Alquran.

Pada ayat 183 surah Al Baqarah, Allah SWT mewajibkan bagi orang-orang yang beriman kepada-Nya untuk menjalankan puasa Ramadan. Pada ayat 184 surah Al Baqarah, Allah SWT menjelaskan bagaimana kewajiban puasa Ramadan ini bisa ditangguhkan bagi orang yang sakit. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin.

6 Ayat Tentang Puasa yang Disinggung dalam Al Quran

Perintah Melaksanakan Puasa Ramadhan Terdapat Dalam Al Quran Surat. 6 Ayat Tentang Puasa yang Disinggung dalam Al Quran

Sebagai pedoman manusia dalam menjalankan syariat Islam, Al Quran telah banyak mengabadikan ayat-ayat tentang mengerjakan puasa. Artinya: Seluruh amalan kebaikan manusia akan dilipatgandakan menjadi sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Mengutip Memantaskan Diri Menyambut Ramadan karya Abu Maryam Kautsar Amru, kata puasa berasal dari bahasa Arab Ash Shoum yang maknanya menahan.

Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin.

Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Puasa nazar ini menjadi bersifat wajib ketika seseorang sudah bernazar untuk mengerjakannya.

Jika engkau melihat seseorang, maka katakanlah, "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pengasih, maka aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini.". Puasa kafarat ini dibebankan kepada pasangan suami istri dengan akibat tertentu yang memicunya.

Tetapi barangsiapa tidak mampu, maka (wajib) memberi makan enam puluh orang miskin.

Surat Al Baqarah Ayat 183: Kewajiban Berpuasa Atas Orang Beriman

Perintah Melaksanakan Puasa Ramadhan Terdapat Dalam Al Quran Surat. Surat Al Baqarah Ayat 183: Kewajiban Berpuasa Atas Orang Beriman

Surat Al Baqarah ayat 183 berisi tentang dalil kewajiban untuk berpuasa. Surat Al Baqarah ayat 183 di atas menjelaskan tentang perintah untuk berpuasa.

Dalam bahasa Arab, puasa berasal dari kata shaum atau shiyam yang artinya menahan. Menurut tafsir Kementerian Agama (Kemenag), kewajiban puasa dalam ayat di atas dilakukan untuk mendidik jiwa, mengendalikan syahwat, dan menyadarkan bahwa manusia memiliki kelebihan dibandingkan hewan.

Selain itu, puasa dilakukan agar manusia senantiasa bertakwa dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangannya. Puasa ini juga telah diwajibkan atas umat para nabi terdahulu.

"Orang yang beriman akan patuh melaksanakan perintah berpuasa dengan sepenuh hari, karena ia merasa kebutuhan jasmaniah dan rohaniah adalah dua unsur pokok bagi kehidupan manusia yang harus dikembangkan dengan bermacam-macam latihan, agar dapat dimanfaatkan untuk ketenteraman hidup yang bahagia di dunia dan akhirat," bunyi tafsir Kemenag dikutip pada Minggu (19/12/2021). Ulama tafsir, Ibnu Katsir, dalam tafsirnya mengatakan, puasa mengandung hikmah menyucikan tubuh dan mempersempit jalan-jalan setan. Artinya: "Hai para pemuda, barang siapa di antara kalian mampu memberi nafkah, maka kawinlah, dan barang siapa yang tidak mampu (memberi nafkah), hendaklah ia berpuasa, karena sesungguhnya puasa merupakan peredam baginya.". Dalam ayat selanjutnya, yakni pada surat Al Baqarah ayat 184, Allah SWT menjelaskan batas yang dilakukan untuk berpuasa dan hukum lain yang berhubungan dengan kewajiban umat muslim tersebut.

Belajar Berorganisasi dari Bulan Ramadhan

Salah satu yang barangkali luput dari perhatian kita adalah bahwa kita dapat mengambil pelajaran berorganisasi dari adanya perintah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Dalam Al-Quran surat Al-Baqoroh ayat 183, Allah berfirman: ” Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.” Dalam ayat itu jelas bahwa tujuan akhir dari puasa di bulan Ramadhan adalah agar menjadi orang yang bertakwa.

Secara rinci penjelasan mengenai puasa (process business) diuraikan dalam hadits yang disampaikan oleh Nabi Muhammad. Tanpa program kerja yang jelas dan rinci, tujuan organisasi akan sulit tercapai. Hal ini menyiratkan bahwa terdapat kesinambungan usaha atau ongoing concern dalam berorganisasi. Hanya dengan upaya yang berkesinambungan, maka tujuan suatu organisasi dapat tercapai.

Dapat pula disiratkan dalam ayat ini bahwa upaya yang berkesinambungan membutuhkan suatu sistem, norma, nilai dan aturan yang disepakati bersama dan ditetapkan, sehingga dapat dijalankan oleh generasi-generasi berikutnya. Penunjukkan sumber daya manusia yang keliru hanya akan mengakibatkan pekerjaan menjadi terbengkalai dan pada akhirnya tujuan organisasi tidak tercapai.

perintah melaksanakan puasa ramadhan terdapat dalam al Quran

Perintah Melaksanakan Puasa Ramadhan Terdapat Dalam Al Quran Surat. perintah melaksanakan puasa ramadhan terdapat dalam al Quran

Kewajiban menjalankan puasa Ramadan tertulis dalam kitab suci Alquran surah Al Baqarah ayat 183, 184, 185, dan ayat 187.Ayat ini berisi tentang Allah SWT mewajibkan bagi orang-orang yang beriman kepada-Nya untuk menjalankan puasa Ramadan. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain.

Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan istrimu.

Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Itulah ketentuan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya.

Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, agar mereka bertakwa.

Surat Al Baqarah Ayat 183: Kewajiban Berpuasa Atas Orang Beriman

Perintah Melaksanakan Puasa Ramadhan Terdapat Dalam Al Quran Surat. Surat Al Baqarah Ayat 183: Kewajiban Berpuasa Atas Orang Beriman

Surat Al Baqarah ayat 183 di atas menjelaskan tentang perintah untuk berpuasa. Dalam bahasa Arab, puasa berasal dari kata shaum atau shiyam yang artinya menahan. Kewajiban puasa dalam ayat di atas dilakukan untuk mendidik jiwa, mengendalikan syahwat, dan menyadarkan bahwa manusia memiliki kelebihan dibandingkan hewan. Selain itu, puasa dilakukan agar manusia senantiasa bertakwa dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangannya.

“Orang yang beriman akan patuh melaksanakan perintah berpuasa dengan sepenuh hari, karena ia merasa kebutuhan jasmaniah dan rohaniah adalah dua unsur pokok bagi kehidupan manusia yang harus dikembangkan dengan bermacam-macam latihan, agar dapat dimanfaatkan untuk ketenteraman hidup yang bahagia di dunia dan akhirat,”.

Related Posts

Leave a reply