Perintah Melaksanakan Puasa Pertama Kali Turun Pada Tahun. Syaikh Abu Bakar Jabal Al-Jazairi dalam kitabnya Minhajul Muslim menyebutkan perintah puasa diturunkan bertepatan dengan hari Senin bulan Sya'ban tahun kedua Hijriyah. Masih dalam kitab yang sama, Syaikh Abu Bakar Jabal menjelaskan, secara etimologi puasa bermakna menahan. Sedangkan secara terminologi puasa adalah menahan makan, minum, menggauli perempuan, dan seluruh hal yang melampaui batas untuk tujuan ibadah mulai dari terbit fajar sampai tenggelamnya matahari. Ketika mereka telah memasukinya maka pintu ditutup dan tidak ada lagi yang masuk melaluinya". Puasa juga memiliki banyak manfaat di samping keutamaan yang diperoleh kelak.
"Puasa Ramadhan pertama disyariatkan pada hari Senin, bulan Sya'ban, tahun ke-2 Hijriah," bunyi tulisan Syekh Sulaiman Ahmad Yahya Al Faifi dalam buku Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq. Berdasarkan ayat ini, dapat dipahami bahwa ibadah puasa sudah ada sejak masa sebelum kerasulan Nabi Muhammad SAW,.
Tepatnya, bagi para mukalaf yang sehat, berakal, baligh dan mampu melaksanakan puasa selama satu bulan penuh. Secara pasti, pemerintah belum menetapkan kapan jatuhnya 1 Ramadhan 1443 Hijriah menurut sistem penanggalan kalender Masehi. Perkiraan jadwal tersebut diunggah dalam Kalender Islam Global 1443 H terbitan dari Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.
Ormas Islam tersebut melakukan konversi penanggalan Hijriah menjadi Masehi sesuai dengan Kriteria Kongres Turki pada tahun 2016. Untuk itu, didasarkan dari perkiraan kalender tersebut, puasa Ramadhan 2022 akan berlangsung selama 51 hari lagi.
Jadi, yuk mulai siapkan amalan yang telah turun perintahnya sejak tahun ke-2 Hijriah ini sebaik mungkin!
Sejarah puasa Ramadhan bagi umat Islam memiliki makna yang sangat mendalam terutama untuk mempercayai adanya kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan beribadah kepada Allah SWT. Puasa juga dilakukan tidak hanya saat waktu bulan Ramadhan saja.
Namun orang Islam juga melakukan puasa-puasa lain di luar bulan Ramadhan. Allah menyuruh kaum jahiliah untuk melakukan ibadah puasa Ramadhan namun mereka menentangnya. Kemudian pada jaman Nabi Muhammad SAW puasa Ramadhan kembali di lakukan lagi atas perintah Allah SWT, melalui beberapa proses. Berikut ini Liputan6.com sudah merangkum sejarah puasa Ramadhan dihimpun dari berbagai sumber, Rabu (1/5/2019).
JAKARTA, AYOJAKARTA.COM -- Selama berabad-abad, puasa merupakan salah satu ritual yang dijalani oleh sebagian masyarakat untuk memenuhi tuntutan agama atau tradisi. Di kalangan masyarakat Arab, khususnya orang-orang Quraisy, kebiasaan berpuasa bukan sesuatu yang sama sekali asing. Di dalam Shahih Bukhari sebagaimana diriwayatkan oleh Aisyah radhiallahu ‘anha disebutkan bahwa sejak zaman jahiliyah, orang-orang Quraisy biasa berpuasa pada hari Asyura’ (10 Muharram). Sejak saat itu puasa Asyura’ menjadi sesuatu yang sunnah bagi kaum Muslimin.
Puasa di bulan Ramadhan baru diperintahkan pada tahun ke-2 setelah Hijrah Nabi shallallahu ‘alaihiwasallam ke Madinah. Begitu pula satu atau dua hari sebelum Idul Fitri pada tahun itu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan para sahabat untuk mengeluarkan zakat fitrah.
Namun demikian, penulis memiliki banyak pertanyaan tentang efek, dampak, dan pengaruh puasa terhadap orang-orang yang melaksanakannya. Terlebih, akhir-akhir ini, kita menyaksikan berita-berita negatif seperti kasus persekusi, kelaparan, politisasi bertopeng agama, ketidakadilan terhadap kaum lemah, ketumpulan hukum, rekayasa dan konflik politik di Timur Tengah (Palestina, Irak, Iran, Turki, Yaman, Libya, Suriah, Lebanon, Mesir, dan terakhir Qatar) hingga mengakibatkan ribuan bahkan jutaan nyawa melayang.
Bahkan, yang mengherankan, semua itu dilakukan oleh antar umat Islam sendiri dengan rekayasa atau provokasi dari pihak-pihak lain. Bentuk pertobatan atas kesalahan yang dilakukannya, selain mengucapkan kalimat istighfar, adalah dengan berpuasa selama 3 hari di setiap pertengahan bulan dimana puasa ini disebut dengan “puasa putih” (shaum al-baydl). Tapi, jauh sebelumnya, umat Nasranilah yang pertama kali melaksanakannya terlebih dahulu berdasarkan perintah Tuhan. Inilah potret dari esensi dan hakikat puasa yang tercermin dari teladan para nabi dan utusan Allah SWT yakni menyeimbangkan diri untuk menahan diri baik secara fisik maupun non fisik (transenden). Dengan berpuasa di bulan suci Ramadhan tercipta kesetaraan dan persamaan umat manusia di hadapannya dimana tolak ukurnya adalah ketakwaan yang dalam hal ini adalah kalbu (isi/esensi) bukan sekadar hal-hal lahiriah (kulit).
Sejarah puasa Ramadhan bagi umat Islam memiliki makna sangat mendalam, karena berpuasa di bulan ini sifatnya wajib. Hukum berpuasa Ramadan yaitu fardhu (diwajibkan) bagi seseorang Muslim dewasa, kecuali mengalami halangan untuk melakukannya seperti sakit, sudah tua, dalam perjalanan, hamil, menyusui, atau menstruasi (haid).
Selama berpuasa dari pagi hari hingga petang, Muslim dilarang untuk makan, minum cairan apa pun, merokok, dan berhubungan seksual suami-istri. Hingga akhirnya, puasa Ramadan mulai diwajibkan pada tahun ke-2 Hijriah (624 Masehi), bersamaan dengan syariat salat Idul Fitri, zakat fitrah, dan kurban. Kewajiban puasa Ramadan bertepatan dengan sejarah turunnya Alquran pertama kali sebagai wahyu yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Peristiwa yang dikenal dengan Nuzulul Quran itu terjadi di Gua Hira melalui perantara malaikat Jibril. Bersama dengan para sahabat, Nabi Muhammad berhasil menaklukkan Kota Makkah dalam perang Fathu Mekah pada 20 Ramadan tahun 8 Hijriah.
Maka, rugilah ketika datangnya bulan ini jika dilakukan hanya dengan sia-sia saja. Nabi besar Muhammad SAW telah mencontohkan kepada seluruh umatnya bagaimana hal yang sunah untuk dilakukan semasa hidupnya.
Seperti dalam bulan Ramadhan ini Nabi Muhammad SAW telah mencontohkan kepada umatnya apa saja amalan sunah yang dapat dilakukan pada bulan suci Ramadhan, salah satunya dalah membaca Al-qur’an.Ketahuilah, bahawa Al-qur’an pertama kali di turunkan pada bulan Rahamdhan. Tentunya tak heran jika Rasulullah SAW sering membaca Al-qur’an pada bulan ini.
Insya Allah dengan melakukan hal ini maka kita akan menjadi insan yang berkah. Membuat target juga untuk menghatam al-qur’an sesungguhnya amalan yang sungguh luar biasa pahalanya.
Keistimewaan lain lagi dalam membaca al-qur’an adalah ketika sesorang mendaptkan masalah ekonomi, hokum, keluarga, pendidikan, pasangan, ilmu pengetahuan, dan lain sebaginya. Mendapatkan pahala yang berlipat ganda Menjauh dari godaan setan Lebih mengetahui apa saja yang terdapat dalam kandungan al-qur’an Membuat hati tenang Membangun pikiran positif.
Berbagai pertanyaan mungkin saja pernah terlintas di benak Anda tentang kapankah ibadah Puasa Ramadhan mulai disyariatkan? Puasa Ramadhan mulai disyariatkan pada tanggal 10 Sya`ban tahun kedua Hijriah atau satu setengah tahun setelah umat islam berhijrah dari Mekah ke Madinah, atau setelah umat islam diperintahkan untuk memindahkan kiblatnya dari masjid Al- Aqsa ke Masjidil Haram.
Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa puasa telah dilakukan sebelum masa kerasulan Muhammad saw. Allah telah memerintahkan kepada kalian untuk berpuasa di dalamnya…” (HR Ahmad dan Nasa’i).
Persamaan puasa umat islam dengan umat-umat terdahulu adalah dalam hal kewajiban, bukan pada tata caranya.