Pengertian Puasa Menurut Para Ahli. Puasa adalah terjemahan bahasa Arab al-Shaum yang secara etimologis berarti menahan diri dari apa pun. Dalam ensiklopedia hukum Islam, puasa adalah menahan diri dari apa pun baik kata atau perbuatan.Penggunaan kata - kata al-Saum dalam arti etimologi ini ditemukan dalam Al-Quran dalam surat Maria ayat 26 yang berbunyi:Kemudian makan, minum, dan bergembira.
Jika Anda melihat seorang manusia, maka katakan: "Sesungguhnya aku telah berpuasa kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, dan aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari itu. "Sedangkan terminologi (istilah) makna puasa diungkapkan oleh banyak sarjana, antara lain:Taqiyu al-Din Abi Bakar bin Muhammad al-Husaini, berpuasa sebagai pengekangan terhadap hal-hal tertentu dari orang tertentu, pada waktu-waktu tertentu, disertai dengan kondisi tertentu. Sayyid Sabiq dalam bukunya Fiqh Sunnah, berpuasa sebagai menahan diri dari apa pun yang membatalkan puasa, dari subuh hingga matahari terbenam dengan niat.Muhammad bin Ismail al-Kahlani, berpuasa sebagai menahan diri dari makan, minum, dan hubungan seksual dan orang lain yang diperintahkan untuk menahan diri dari itu sepanjang hari dengan cara yang ditentukan.
Selain itu, menahan diri dari kata-kata tanpa kata (membuat), merangsang (porno) adalah kata lain yang ilegal atau tidak senonoh pada waktu tertentu dan sesuai dengan kondisi yang ditentukan.Dapat ditafsirkan bahwa puasa atau sembilan adalah ibadah Allah swt, dengan syarat dan aturan tertentu dengan menahan diri dari makan, minum, hubungan seksual dan tindakan lain yang dapat membahayakan atau mengurangi makna atau nilai puasa, sejak subuh fajar sampai matahari terbenam.Referensi Makalah®Mahmud Yunus,, (Jakarta: Great Work, 1990). al.,, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996). Taqiyudin al-Din Abi Bakar bin Muhammad al-Husaini,, (Surabaya: Build Science, 1984).
Tentang hal ini, Imam Al Ghazali memberikan beberapa penjelasan yang menuntun kita untuk mendapatkan keutamaan puasa seutuhnya. Menjaga nafsu dan syahwat memang sudah cukup bagi ulama fiqh untuk memenuhi syarat sah puasa. Tidak satu pun dari lima hal ini menunjukkan perilaku makan, minum, atau berhubungan suami istri.
Ini tentu berkaitan dengan makna sah itu sendiri; terwujudnya maksud puasa, untuk berakhlak mulia, dalam diri sang sa’im (orang yang berpuasa). Imam Al Ghazali juga mengingatkan kita tentang hadits-hadits yang menunjukkan betapa Allah memperlakukan puasa secara spesial. Nabi juga pernah bersumpah bahwa bau mulut seorang yang berpuasa beraroma jauh lebih wangi di sisi Allah dibandingkan dengan minyak misik.
Imam Al Ghazali kemudian menjelaskan beberapa waktu yang diutamakan untuk berpuasa, dari level minggu, bulan, hingga tahun. Waktu-waktu utama ini dijelaskan akan menjadi kaffarah (pembebas dosa) yang dilakukan selama seminggu, sebulan, dan setahun.
Karena diketahui bahwa pelaksanaan ibadah puasa dinilai berbeda tergantung dengan kebijakan serta tata cara yang ditetapkan kepercayaan tertentu. Ibadah ini juga dilaksanakan selama satu bulan penuh lalu akan ditutup dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri. Sebaliknya apabila seorang umat muslim tidak melaksanakan puasa jenis ini maka ia akan mendapatkan dosa atau ganjaran. Umat muslim dalam menjalankan ibadah puasa pastilah memiliki beberapa syarat-syarat wajib menurut syariat islam yang harus terpenuhi. Selain itu, Allah akan memberi kelebihan kepada muslim yang berpuasa dengan menjauhkannya dari api neraka sejauh 70 tahub perjalanan masa akhiratnya. Seperti yang kami katakana di awal bahwa ibadah puasa ini tak hanya dilaksanakan oleh agama islam saja.
Di dalam ajaran Yahudi, ibadah puasa diartikan sebagai kegiatan dimana mengharuskan untuk menahan makan dan minum, termasuk air sekalipun. Di dalam agama Buddha, puasa menjadi bagian dari pelaksanaan kegiatan Atthasila yang biasanya dilaksanakan pada hari uposatha. Nah itulah beberapa informasi yang dapat kami berikan mengenai pengertian puasa baik secara umum, Bahasa, maupun dalam agama islam.
Dikutip dalam buku "Bekal Ramadhan dan Idul Fitri (1): Menyambut Ramadhan" oleh Saiyid Mahadhir, Lc, MA yang menjelaskan kata puasa dalam bahasa adalah hasil terjamahan dari bahasa Arab yang diambil dari shaum atau shiyam. Dalam bahasa Arab kata shaum atau shiyam diartikan dengan imsak yang berarti menahan. Di dalam Al-Qur'an kata shaum menunjukkan makna lebih umum ketimbang shaum yang justru sering digunakan untuk menunjukkan makna yang lebih khusus yaitu berpuasa dengan menahan makan dan minum. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini".
Elon Musk: Aku Puasa Secara Berkala dan Merasa Lebih Sehat.
Mari kita persiapkan segala hal untuk menyambutnya, terutama ilmu seputar puasa. Dengan kata lain menahan dan mencegah diri dari memenuhi hal-hal yang boleh meliputi keinginan perut dan keinginan kelamin dengan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dijelaskan dalm Fiqih Al Manhaji, puasa dalam bahasa Arab disebut ash Shiyam (الصيام) yang secara bahasa berarti al imsaaku anisy syai’i (الإمساك عن الشيئ) yakni menahan dari sesuatu baik perkataan ataupun makanan. Dalam Al Qur’an, Allah Subhanahu wa Ta’ala menceritakan tentang Maryam. “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhanku Yang Maha Pengasih” (QS. Al-Jami’ Fiqih An Nisa merupakan buku fikih wanita yang disusun oleh Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah.