Pahala Puasa Arafah Menurut Keterangan Hadits Adalah. وكذلك صوم يوم عرفة كفارة سنتين ويوم عاشوراء كفارة سنة واذا وافق تأمينه تأمين الملائكة غفر له ما تقدم من ذنبه والجواب ما أجابه العلماء أن كل واحد من هذه المذكورات صالح للتكفير فان وجد ما يكفره من الصغائر كفره وان لم يصادف صغيرة ولا كبيرة كتبت به حسنات ورفعت به درجات وان صادفت كبيرة أو كبائر ولم يصادف صغيرة رجونا أن يخفف من الكبائر والله أعلم. Puasa hari Arafah dapat menjadi kafarah bagi dosa dua tahun orang yang mengamalkannya.
Adapun berikut ini adalah keutamaan puasa hari Arafah 9 Dzulhijjah berdasarkan hadits riwayat Imam Baihaqi melalui Sayyidah Aisyah RA:. وكذلك صوم يوم عرفة كفارة سنتين ويوم عاشوراء كفارة سنة واذا وافق تأمينه تأمين الملائكة غفر له ما تقدم من ذنبه والجواب ما أجابه العلماء أن كل واحد من هذه المذكورات صالح للتكفير فان وجد ما يكفره من الصغائر كفره وان لم يصادف صغيرة ولا كبيرة كتبت به حسنات ورفعت به درجات وان صادفت كبيرة أو كبائر ولم يصادف صغيرة رجونا أن يخفف من الكبائر والله أعلم. Puasa hari Arafah dapat menjadi kafarah bagi dosa dua tahun orang yang mengamalkannya.
Adapun berikut ini adalah keutamaan puasa hari Arafah 9 Dzulhijjah berdasarkan hadits riwayat Imam Baihaqi melalui Sayyidah Aisyah RA:.
Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,. Adapun orang yang sedang berhaji dan saat itu berada di Arafah, menurut Imam Syafi’ secara ringkas dan ini juga menurut ulama Syafi’iyah bahwa disunnahkan bagi mereka untuk tidak berpuasa karena adanya hadits dari Ummul Fadhl.”.
“Dari Ummul Fadhl binti Al Harits, bahwa orang-orang berbantahan di dekatnya pada hari Arafah tentang puasa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Dari Maimunah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa orang-orang saling berdebat apakah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada hari Arafah.
Juga jika risalah sederhana ini bisa disampaikan pada keluarga dan saudara kita yang lain, itu lebih baik. “Demi Allah, sungguh satu orang saja diberi petunjuk (oleh Allah) melalui perantaraanmu, maka itu lebih baik dari unta merah (harta amat berharga di masa silam, pen).” (Muttafaqun ‘alaih).
Awalnya sejumlah sahabat pernah bertanya langsung kepada Rasulullah SAW tentang keutamaan Puasa Arafah. Kepada para sahabat tersebut kemudian Rasulullah SAW menjelaskan tentang keutamaan Puasa Arafah. Sebagaimana diriwayatkan dalam Hadits Imam Muslim, salah satu keutamaan Puasa Arafah adalah menghapus dosa setahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang.
Salah seorang sahabat bertanya 'Apakah lebih baik daripada jihad fii sabiilillaah?'. Lebih baik daripada jihad fii sabiilillaah, kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan harta dan jiwa raganya kemudian dia tidak pernah kembali lagi (mati syahid)'".
Hadits keutamaan Puasa Arafah di atas dengan redaksi hampir sama juga diriwayatkan oleh Imam At Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah. Puasa Arafah merupakan salah satu amalan utama dari 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.
Puasa Arafah bulan ini sesuai hasil sidang Isbat Kementerian Agama jatuh pada tanggal 30 Juli 2020. Sebagian ulama berpandangan bahwa ibadah meski sunah harus diawali dengan membaca niat.
Dalam Islam, salah satu ibadah yang unggul dan utama adalah berpuasa. Dalam Maklumat PP Muhammadiyah No.1/MLM/I.0/E/2022 tentang penetapan hasil hisab ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah 1443 Hijriyah, ditetapkan bahwa hari Arafah (9 Dzulhijah) jatuh pada Jumat 08 Juli 2022. Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) UM Surabaya Mohammad Ikhwanuddin menjelaskan keutamaan puasa arafah bagi seorang muslim.
Rasulullah kemudian menjawab bahwa puasa Arafah itu memberikan seseorang kesempatan untuk mendapatkan ampunan dosa-dosa tahun lalu, dan dosa-dosa yang akan datang. Terlebih, dalam telaah takhrij hadis, ditemukan bahwa keberadaan para perawi dalam transmisi sanad memiliki kualitas yang baik dan saling tersambung, maka umat Islam tentu akan mempertimbangkan dengan baik untuk turut serta melaksanakan puasa Arafah yang jatuh pada Jumat, 08 Juli 2022 ini.
Terkait dengan makna “ampunan dosa”, pada hadisdi atas, Imam al-Nawawi menjelaskan dalam al-Minhaj Syarh Sahih Muslim bin Hajjaj (Juz 03, h. 113) bahwa bahwa penghapusan dosa yang tertuang dalam hadis tersebut adalah untuk dosa-dosa kecil (al-saghair). “Jika seseorang itu tak memiliki dosa kecil, maka puasa ini akan dicatat sebagai kebaikan (kutibat bi hasanat) dan menyebabkan seseorang terangkat derajatnya (rufi’at bihi darajat),”jelas Ikhwan yang juga wakil ketua Asosiasi Dai-Daiah Indonesia (ADDAI) Jawa Timur Minggu (3/7/22). Bahkan, penjelasan Imam al-Nawawi, jika seseorang memiliki satu atau beberapa dosa besar (kabiratan au kabair), sementara dosa kecil telah tiada, maka puasa ini diharapkan menjadi peringan (takhfif) atas dosa-dosa tersebut.
Oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo. Dari Abu Qatadah berkata:“Bahwa Rasulullah ditanya tentang puasa arafah, beliau menjawab: Dapat mengahapus dosa tahun lalu dan setelahnya”. Oleh karena itu hal ini sekaligus sebagai dorongan agar umat Rasulullah gemar melaksanakan aktivitas ibadah yang dapat menjadi bekal untuk kehidupannya di akhirat kelak.
Karena itu saat masuknya bulan Dzulhijjah kaum Muslimin tidak perlu bingung dan bimbang, acuan utamanya adalah mengikuti ketentuan kerajaan al-Arabiyah as-Saudiyah, karena merekalah yang memiliki padang Arafah dan kapan pelaksanaanya tergantung dari keputusan Kerajaan al-Arabiyah as-Saudiyah. Menurut pendapat ini puasa Arafah dilakukan pada tanggal 9 Dzulhihha sesuai dengan hasil hisab atau rukyat lokal. Dengan demikian dimungkinkan terjadi perbedaan hari antara di Makkah yang terdapat padang Arafah dan negeri Muslim lainnya.
Kaum Muslimin di Indonesia sudah sama-sama dewasa dalam menyikapi perbedaan ini, sehingga sekalipun berbeda mereka dapat saling menghormati dan menghargai satu sama lainnya. Dengan demikian tingkat kondusifitas kehidupan berbangsa dan bernegara di negeri ini sangat baik.
Jadwal pelaksanaan puasa sunnah tersebut dapat disesuaikan dengan hasil ketetapan sidang isbat awal Dzulhijjah dari pemerintah. Mengutip Tuntunan Manasik Haji dan Umrah terbitan Kementerian Agama (Kemenag), wukuf atau berdiam diri di Arafah dalam keadaan ihram dilaksanakan saat matahari tergelincir pada 9 Dzulhijjah (hari Arafah) sampai terbit fajar hari nahar (Idul Adha) pada 10 Dzulhijjah. Barangsiapa yang datang pada malam hari jam'in (10 Dzulhijjah sebelum terbit fajar) maka sesungguhnya ia masih mendapatkan haji," (HR At-Tirmidzi). Keterangan hadits tersebut diriwayatkan dari Hafshah binti Umar bin Khattab kala menjelaskan amalan yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah,. Bagi muslim di Indonesia, pelaksanaan kedua amalan sunnah ini dapat mengacu pada keputusan hasil sidang isbat awal Dzulhijjah oleh Kemenag. Untuk itulah, menurut Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jaza'iri dalam Kitab Minhajul Muslim, niat puasa Arafah dan Tarwiyah tidak harus dilakukan pada malam hari sebelum waktu berpuasa.
Di samping memperhatikan aturan membaca niatnya, puasa Arafah dan Tarwiyah juga perlu diperhatikan waktu pelaksanaannya agar muslim tidak keliru dalam mengamalkannya. Semoga informasi di atas dapat menjawab pertanyaan soal kapan puasa Arafah dan Tarwiyah 2022 dilaksanakan ya, detikers.
Rukyatul hilal atau observasi bulan sabit yang dilakukan untuk menentukan awal bulan Qamariyah atau Hijriyah berlaku secara nasional, yakni rukyat yang diselenggarakan di dalam negeri masing-masing dan berlaku satu wilayah hukum. (Lebih lanjut tentang hal ini silakan klik di rubrik Syari’ah dan Iptek)Penentuan hari arafah itu juga ditegaskan dalam Bahtsul Masa’il Diniyah Maudluiyyah pada Muktamar Nahdlatul Ulama XXX di Pondok Pesantren Lirboyo, akhir 1999.
Ditegaskan bahwa yaumu arafah atau hari Arafah yaitu tanggal 9 Dzulhijjah berdasarkan kalender negara setempat yang berdasarkan pada rukyatul hilal.Adapun tentang fadhilah atau keutamaan berpuasa hari Arafah tanggal 9 Dzulhijjah didasarkan pada hadits berikut ini:Puasa hari Arafah menebus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang dan puasa Asyura (10 Muharram) menebus dosa setahun yang telah lewat. Abnu Abbas RA meriwayatkan Rasulullah SAW bersabda:Diriwayatkan Rasulullah SAW bersabda: Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah SWT, dari pada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Rasulullah bersabda: Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian tidak kembali selama-lamanya atau menjadi syahid. (HR Bukhari)Puasa Arafah dan Tarwiyah sangat dianjurkan bagi yang tidak menjalankan ibadah haji di tanah suci.
Adapun teknis pelaksanaannya mirip dengan puasa Ramadhan.Bagi kaum Muslimin yang mempunyai tanggungan puasa Ramadhan juga disarankan untuk mengerjakannya pada hari Arafah ini, atau hari-hari lain yang disunnahkan untuk berpuasa.
Namun bagaimana jika seorang perempuan sedang menunaikan ibadah puasa Arafah, lalu pada siang harinya ia haid. Anggota Fatwa Dar al-Ifta Mesir, Syekh Muhammad Abdul Sami menjelaskan, jika ada seorang perempuan melaksanakan puasa Arafah, lalu tiba-tiba ia haid, maka pahala tetap didapatkan karena telah berniat berpuasa. "Perempuan tersebut memperoleh pahala melalui niat berpuasa di hari Arafah.
Jadi tidak ada masalah dengan itu," tutur dia seperti dilansir Elbalad, Rabu (6/7/2022). Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang biasa menghidupkan malam hari (dengan beribadah), kemudian ia jatuh sakit sehingga tidak bisa melaksanakan qiyamullail, maka Allah tetap mencatat pahala qiyamullail untuknya, dan tidurnya adalah sedekah.". Puasa Arafah hanya diperuntukkan bagi mereka yang tidak berangkat haji.
Imam Syafi'i mengatakan, puasa Arafah adalah hadiah bagi mereka yang tidak berangkat haji.