Niat Puasa Tasua Asyura Nu Online. Niat merupakan salah satu rukun puasa dan ibadah lain pada umumnya. Di samping qashad, seseorang juga menyebutkan hukum wajib atau sunah perihal ibadah yang akan dilakukan. Sedangkan hal lain yang mesti diingat saat niat adalah penyebutan nama ibadahnya (ta’yin).

Sebagian ulama menyatakan bahwa seseorang harus mengingat ‘puasa sunah Asyura’ saat niat di dalam batinnya. Sedangkan sebagian ulama lain menyatakan bahwa tidak wajib ta’yin.

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatit Tasû‘â awil âsyûrâ lillâhi ta‘âlâ. Artinya, “Perkataan ‘Tetapi mencari…’ merupakan ungkapan yang digunakan di Mughni, Nihayah, dan Asna.

Bila ditanya, Imam An-Nawawi berkata di Al-Majmu‘, ‘Ini yang disebutkan secara mutlak oleh ulama Syafi’iyyah. Karena kewajiban niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib (menurut madzhab Syafi’i).

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Tasu’a atau Asyura hari ini karena Allah SWT.” Wallahu a’lam.

Besok Sunnah Puasa Asyura, Berikut Niat dan Keutamaannya

Niat Puasa Tasua Asyura Nu Online. Besok Sunnah Puasa Asyura, Berikut Niat dan Keutamaannya

Tahun baru Hijriyah 1443 jatuh pada Selasa, 10 Agustus 2021 sebagaimana diikhbarkan Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU). Karenanya, hari ‘Asyura atau tanggal 10 Muharram jatuh pada esok, Kamis, 19 Agustus 2021. bersabda, “Puasa hari Asyura, aku berharap kepada Allah agar Ia mengampuni dosa setahun yang lalu”. Karena keutamaannya itu, bagi umat Islam yang memiliki kemampuan untuk menjalankan puasa agar dapat melaksanakannya.

Untuk melaksanakan puasa ‘Asyura itu, umat Islam harus niat terlebih dahulu di malam harinya. Jika telah lewat pagi hingga sebelum matahari tergelincir ke Barat (zawal), umat Islam masih disunnahkan untuk memulai puasa ‘Asyura dengan membaca niatnya dalam hati.

Ini Lafal Niat Puasa Asyura

Rasulullah SAW sendiri dalam riwayat Muslim mengatakan bahwa ia akan menunaikan puasa tasu’a atau Asyura sekiranya ada umur pada tahun mendatang. Dalam konteks puasa sunah Asyura (10 Muharram), ulama berbeda pendapat perihal ta‘yin (penyebutan nama ibadahnya).

Sebagian ulama menyatakan bahwa seseorang harus mengingat ‘puasa sunah Asyura saat niat di dalam batinnya. Artinya, “Perkataan ‘Tetapi mencari…’ merupakan ungkapan yang digunakan di Mughni, Nihayah , dan Asna . Bila ditanya, Imam An-Nawawi berkata di Al-Majmu‘ , ‘Ini yang disebutkan secara mutlak oleh ulama Syafi’iyyah.

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT.”. Karena kewajiban niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib (menurut mazhab Syafi’i).

Ia juga dianjurkan untuk melafalkan niat puasa Asyura di siang hari.

Mengapa Dianjurkan Puasa Tasu'a dan Asyura? Berikut

Keterangan ini sebagaimana disampaikan Abi ‘Abdillah Muhammad bin Isma’il al-Bukhari dalam Sahih Bukhari, kitab al-Shaum, bab Man lam Yada’ Qaula al-Zur wa al-‘Amala bihi fi al-Shaum, nomor. Sebelumnya, Nabi Musa selalu mengajak Fir’aun untuk beribadah kepada Allah, tapi angkuh dan enggan menerima ajakan tersebut. Dari perkataan itu, betapa angkuh dan sombongnya Fir’aun, kemudian Allah melenyapkan di Laut Merah bersama pasukannya. Artinya: Dari Ibnu Abbaz bahwa Rasulullah Sallahu Alaihi Wasallam tiba di Madinah, dan mendapati seorang Yahudi dalam keadaan berpuasa pada hari Asyura.

(Muslim ibn al-Hajjaj, Shahih Muslim, bab Shaumu Yaumi ‘Asyura, nomor 1130, Bairut: Dar Ihya’ al-Turath al-‘Araby, juz 2, halaman: 796 dan dengan redaksi berbeda dalam kitab Shahih Bukhari, kitab al-Shaum, bab Shiyam Yaumi ‘Asyura, nomor: 2004, Bairut: Dar Ibn Kathir, 2002, halaman: 480). (Imam Abi al-Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Nisaburi, Shahih Muslim, kitab al-Shiyam, bab Ayyi Yaumin Yusaamu fi ‘Asyura’, nomor 1134, Bairut: DKI, 1991, halaman 798 dan Ibnu Majah, Sunan Ibn Majah, penerbit Dar Ihya’ al-Kitab al-‘Arabiyah, bab Shiyam di Yaumi ‘Asyura, juz 1, halaman: 552).

Panduan Puasa Muharram: Tata Cara, Hukum, dan

Sebab bisa jadi Nabi saw baru diberi tahu keutamaan Muharram yang melebihi Sya’ban di masa-masa akhir hidupnya, atau bisa jadi Nabi saw sudah mengetahuinya namun tidak sempat memperbanyak puasa di bulan Muharram karena berbagai halangan, seperti sakit bepergian, dan semisalnya (Yahya bin Syaraf an-Nawawi, al-Minhâj Syarhun Shahîh Muslim bin al-Hajjâj, [Bairut, Dârul Ihyâ-it Turâtsil ‘Arabi, 1392 H], cetakan kedua, juz VIII, h. 55). Artinya, “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw bersabda: ‘Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa’.” (HR at-Thabarani dalam al-Mu’jamus Shaghîr. Keempat, khusus puasa hari Asyura pada tanggal 10 Muharram, maka akan menjadi pelebur dosa setahun yang telah lewat. Ketiga, melaksanakan puasa dengan menahan diri dari segala hal yang membatalkan, seperti makan, minum dan semisalnya. Keempat, lebih menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan pahala puasa seperti berkata kotor, menggunjing orang, dan segala perbuatan dosa.

Dalil Kesunahan Puasa Tasu'a dan Asyura

Bahkan ada yang ekstrem menyebut bahwa puasa di dua hari itu dianggap tidak memiliki dasar dan bukan ajaran Islam. Dimana dijelaskan dalam kitab tersebut empat hadits shahih dan satu pendapat berdasar kesepakatan ulama. Sedangkan pendapat para ulama terdahulu menyebutkan bahwa pahala puasa Asyura adalah mendapatkan pengampunan tujuh puluh tahun dari dosa-dosa yang pernah dilakukan.

Dan tentunya masih banyak sekali keutamaan hari Asyura yang dijelaskan dalam kitab Irsyadul 'Ibad berdasarkan hadits-hadits Nabi Muhammad. Syaikh Abdul Hamid al-Qudsi dalam kitab Kanzun Najah Wassurur menjelaskan bahwa Muharram merupakan bulan yang dimuliakan Allah SWT dan di dalamnya terdapat banyak amalan sunah, termasuk puasa.

Melihat kemuliaan bulan Muharram ini, alangkah baiknya jika sebagai umat Islam melaksanakan amalan-amalan baik sebagaimana ajaran Rasulullah.

Lafal Niat Puasa Muharram, Tasu'a, Asyura dan Keutamaannya

Niat Puasa Tasua Asyura Nu Online. Lafal Niat Puasa Muharram, Tasu'a, Asyura dan Keutamaannya

JAKARTA, suaramerdeka.com - Umat Islam sebentar lagi memasuki tahun baru Hijriyah atau bulan Muharram. Di bulan Muharram umat Islam dianjurkan untuk menjalankan ibadah Sunnah, seperti puasa.

Rasulullah SAW bersabda: "Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw bersabda: ‘Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR Muslim). Menurut Imam Nawawi, hadits tersebut merupakan dasar hukum atau dalil yang sangat jelas bahwa bulan yang paling utama untuk berpuasa setelah Ramadhan adalah puasa Muharram. Di dalam Kitab Fiqhul Islam wa Adillatuhu juz 3, Wahbah Az Zuhaili mengatakan, puasa Tasu'a disepakati oleh para ulama termasuk jenis ibadah Tathawwu' atau sunnah.

Besok Sempatkan Puasa Tasu'a, Berikut Lafal Niatnya

Kaum muslimin diharapkan pada 9 Muharram 1443 H yang bertepatan Rabu (18/08/2021) menyempatkan untuk berpuasa. Disebut dengan puasa Tasu’a yang pahalanya demikian besar dan tentu saja sayang bila dilewatkan. Rasulullah SAW sendiri dalam riwayat Muslim mengatakan bahwa akan menunaikan puasa tersebut sekiranya ada umur pada tahun mendatang. Artinya: Dari Abdullah bin Abbas RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: Kalau sekiranya aku hidup hingga tahun depan, niscaya aku kan puasa pada hari sembilan (Muharram).

Dalam konteks puasa sunah Tasu‘a (9 Muharram), ulama berbeda pendapat perihal ta‘yin (penyebutan nama ibadahnya). Sebagian ulama menyatakan bahwa seseorang harus mengingat ‘puasa sunah Tasu’a’ saat niat di dalam batinnya.

Artinya: Perkataan ‘Tetapi mencari…’ merupakan ungkapan yang digunakan di Mughni, Nihayah, dan Asna. Bila ditanya, Imam An-Nawawi berkata di Al-Majmu‘, ‘Ini yang disebutkan secara mutlak oleh ulama Syafi’iyah.

Artinya: Aku berniat puasa sunah Tasu‘a esok hari karena Allah SWT.

Sejarah Lengkap dan Hadist Puasa Tasu'a dan Asyura Menurut

Niat Puasa Tasua Asyura Nu Online. Sejarah Lengkap dan Hadist Puasa Tasu'a dan Asyura Menurut

Rembang Bicara - Umat Islam sangat dianjurkan mengerjakan sunnah Rasulullah Nabi Muhammad SAW, disamping taat melaksanakan ibadah wajib. Sebentar lagi akan tiba waktu untuk mengerjakan puasa sunah Asyura dan Tasu'a pada 9 dan 10 Muharram.

Syarat Wajib Mendapat BPUM BRI di eform.bri.co.id Mendapatkan 1,2 Juta. Sejarah Puasa Tasu'a dan Asyura. Dikutip dari NU Online, Puasa Tasu'a dan Asyura berawal dari peristiwa Nabi Muhammad SAW hijrah dari Makkah ke Madinah pada Rabiul Awal. Setelah beberapa bulan di Madinah, Nabi melihat orang-orang Yahudi di Madinah puasa Asyura pada 10 Muharram. Ibnu Abbas seorang sahabat, saudara sepupu Nabi yang dikenal sangat ahli dalam tafsir Al-Qur’an meriwayatkan bahwa saat Nabi berhijrah ke Madinah, beliau menjumpai orang Yahudi di sana mengerjakan puasa Asyura. Baca Juga: Bacaan Niat dan Keutamaan Puasa Tasu'a dan Asyura.

Nabi pun bertanya tentang alasan mereka berpuasa.

Niat Puasa Tasu'a dan Asyura di Bulan Muharram

Niat Puasa Tasua Asyura Nu Online. Niat Puasa Tasu'a dan Asyura di Bulan Muharram

Jakarta: Pada bulan Muharram umat Islam dianjurkan untuk melakukan amalan sunnah. Adapun niat puasanya sebagai berikut seperti dikutip Medcom.id dari laman NU Online.“Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati taasuu’aa sunnatan lillahi ta’ala.”Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tasu’a esok hari karena Allah SWT.”“Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati asyura lillahi ta’ala.”Artinya: “Saya niat puasa sunnah Asyura karena Allah SWT.”Untuk melengkapi ibadah puasa berikut panduan lengkap Puasa Tasu’a dan Asyura:Makan sahur lebih utama dilakukan menjelang masuk waktu subuh, sebelum imsak.Sama seperti ibadah puasa lainnya, baik wajib maupun sunnah, kita harus bisa menahan diri dari segala hal yang membatalkan, seperti makan, minum, dan perbuatan lain yang dapat merusak maupun membatalkan puasa.Selain menahan, penting juga untuk diingat adalah menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan pahala puasa seperti berkata kotor, menggunjing orang, dan segala perbuatan dosa.1. Seperti diriwayatkan HR Muslim:“Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra: sungguh Rasulullah saw bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: ‘Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat’.” (HR Muslim)”.2.

Pembeda dengan kaum YahudiPuasa Tasu’a pada 9 Muharram dan puasa 11 Muharram yang dijadikan pelengkap puasa Asyura pada 10 Muharram, menjadi pembeda umat Islam dengan umat Yahudi yang sama-sama berpuasa di hari Asyura. Diriwayatkan:“Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra dengan status marfu (Rasulullâh bersabda): ‘Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya’.” (HR Ahmad).

Related Posts

Leave a reply