Niat Puasa Tanggal 1 Bulan Dzulhijjah. Berikut keutamaan puasa Dzulhijjah yang dapat diketahui: a. Pahala Dilipatgandakan Umat Islam akan mendapatkan pelipatan pahala ketika memperbanyak ibadah dan berpuasa di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبَّ إِلَى اللّٰهِ أَنْ يُتَعَبَّدَ لَهُ فِيْهَا مِنْ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ يَعْدِلُ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِصِيَامِ سَنَةٍ وَقِيَامُ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ Artinya: "Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam Lailatul Qadar.". Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.".
Menurut mayoritas ulama, dosa-dosa yang dihapus karena puasa Arafah yaitu dosa kecil. Hari Pembebasan dari Siksa Neraka Rasulullah SAW bersabda, مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ: مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ؟ Artinya: "Tidak ada hari dimana Allah membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada Hari Arafah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan mereka di depan para Malaikat dan berkata: ‘Apa yang mereka inginkan?". Ibnu ‘Abbas radhiyallaahu ‘anhuma berkata, "Hari-hari yang telah ditentukan adalah 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.". Lebih diutamakan untuk umat Islam berdzikir di sepuluh hari pertama bulan Dzikir adalah memperbanyak takbir, tahlil dan tahmid. "Maka perbanyaklah di hari-hari tersebut dengan tahlil, takbir, dan tahmid.". "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa itu lebih wangi di sisi Allah daripada wangi minyak kasturi.".
Tahun ini pemerintah Indonesia menetapkan jadwal awal pelaksanaan puasa Dzulhijjah menurut penanggalan Masehi jatuh pada tanggal 1-7 Juli 2022. Niat puasa Dzulhijjah perlu diketahui dan dibaca karena sangat menentukan nilai dari amalan yang dilakukan.
Niat puasa Dzulhijjah menjadi pembeda antara perbuatan sebagai ibadah atau hanya kebiasaan belaka. Puasa di bulan Dzulhijjah bahkan disebut sebagai amalan yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah SAW.
Selain puasa Dzulhijjah, terdapat dua amalan lain yang duanjurkan untuk dilaksanakan sebelum Idul Adha.
Bisnis.com, JAKARTA - Bulan Dzulhijjah tidak hanya identik dengan hari raya kurban dan ibadah haji. Memasuki sepuluh hari pertama bulan tersebut, umat islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, seperti perbanyak dzikir, sedekah, baca Al-Qur’an, dan berbagai macam amalan sunnah lainnya.
Oleh karena itu, berpuasa pada sembilan hari pertama bulan tersebut juga memiliki keutamaan tersendiri. Untuk durasinya, sama seperti puasa pada umumnya, yaitu dari mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari.
Artinya: “Saya niat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah ta’âlâ.” Wallâhu a’lam. Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini : Ibadah Haji Puasa pahala.
Sementara jadwal awal pelaksanaan puasa Dzulhijjah menurut penanggalan Masehi jatuh pada tanggal 1 Juli 2022. Secara mufakat 1 Zulhijah jatuh pada hari Jumat tanggal 1 Juli 2022," ujar Wamenag Zainut Tauhid dikutip dari detikNews, Kamis (30/6/2022).
Berikut jadwal, niat dan keutamaan puasa Dzulhijjah yang dirangkum detikSulsel dari berbagai sumber:. Ibadah ini merupakan amalan yang dapat dilakukan dari awal bulan Dzulhijjah hingga sebelum hari raya Idul Adha. Banyak peristiwa besar yang menjadi momentum sejarah pergerakan umat Islam terjadi di bulan ini. Pada tanggal 2 Dzulhijjah adalah hari Allah mengabulkan doa Nabi Yunus AS dan mengeluarkannya dari perut ikan nun.
Maka orang yang melaksanakan puasa Dzulhijjah di hari itu sama seperti beribadah dan berpuasa satu tahun tanpa maksiat. Sehingga orang yang melaksanakan puasa Dzulhijjah di hari itu akan terlepas dari sifat munafik dan siksa kubur. Sehingga bagi orang yang melaksanakan puasa Dzulhijjah di hari itu akan dipandang Allah dengan penuh rahmat dan kasih sayang. Sedangkan tanggal 9 Dzulhijjah yakni waktu pelaksanaan puasa Arafah memiliki keutamaan mendatangkan kemuliaan bagi yang menjalankannya.
Diberikan kesempatan berada di bulan Dzulhijjah hendaknya dioptimalkan dengan melakukan aneka ibadah yang disarankan. Salah satunya adalah puasa, di samping memperbanyak dzikir, membaca Al-Qur’an, sedekah dan lainnya.
Untuk durasinya, sama seperti puasa pada umumnya, yaitu dari mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Selama durasi tersebut ia mesti mencegah dari hal-hal yang membatalkan puasa sebagaimana puasa-puasa lain.
Bahkan, menurut Sayyid Bakri Syatha (w. 1892 M.) dengan mengutip fatwa Al-Barizi menjelaskan, andaikan puasanya hanya niat qadha, maka mendapat pahala keduanya. Artinya: Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah ta’âlâ. Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta’âlâ. Artinya: Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah hari ini karena Allah ta’âlâ.
Artinya: Saya niat puasa sunnah Tarwiyah hari ini karena Allah ta’âlâ. Artinya: Saya niat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah ta’âlâ.
Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah adalah waktu yang mulia untuk mengerjakan amal shaleh. Disebutkan dalam sebuah hadits yang berasal dari Ibnu Umar ra.
Artinya: "Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah).". Setidaknya, ada 3 macam puasa yang bisa dilakukan sebelum Idul Adha.
Puasa Dzulhijjah adalah salah satu amalan mulia yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW semasa hidupnya. "Barangsiapa berpuasa 10 hari, maka untuk setiap harinya seperti puasa sebulan.
Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.". Selain menjalankan puasa sebelum Idul Adha, sahabat hikmah juga bisa melakukan amalan shaleh lainnya seperti berdzikir, sholawat, hingga sedekah. Lihat juga Video: Jelang Idul Adha, Dinas Peternakan Ciamis Temukan 1.600 Sapi Tak Layak Kurban.
Oleh karena itu, umat muslim dianjurkan memperbanyak amal ibadah di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, seperti sedekah, membaca Al Qur'an, hingga puasa sunnah. Pelaksanaan puasa Dzulhijjah dilandaskan dari salah satu riwayat hadits yang dikisahkan oleh Hafshah binti Umar bin Khattab RA.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama telah melaksanakan sidang isbat dan menetapkan Idul Adha 2022 jatuh pada Minggu, 10 Juli. Namun, puasa ini dianjurkan bagi mereka yang tidak bisa menunaikan ibadah haji untuk memenuhi panggilan Allah SWT di Baitullah. Jadi, letak geografis menjadi faktor utama yang membuat kedua negara tersebut mengalami perbedaan waktu melaksanakan Idul Adha.
Majelis Ulama Indonesia atau MUI menjelaskan bahwa perbedaan waktu Idul Adha adalah sesuatu yang biasa terjadi pada beberapa tahun sebelumnya.
Seperti puasa sunnah, memperbanyak bacaan sholawat, berdoa, hingga amalan kebajikan lainnya. Artinya: "Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah).".
Bahkan, dalam hadits lain dikatakan bahwa tidak ada amal yang lebih utama daripada 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah. "Tidak ada amal yang lebih utama daripada sepuluh hari bulan Dzulhijjah. Mereka (para sahabat) bertanya, "Wahai Rasulullah, tidak pula jihad di jalan Allah?".
Dalam bulan ini, Rasulullah SAW mengerjakan amalan berupa puasa 9 hari menjelang Idul Adha. berkata, "Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa hari Arafah, kemudian beliau menjawab bahwa puasa itu melebur dosa satu tahun yang telah berlalu dan yang akan datang.".
Fimela.com, Jakarta Pada bulan Dzulhijjah, umat muslim disunahkan untuk melaksankan puasa sunah Dzulhijjah. Ada beberapa puasa sunah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan di bulan Dzulhijjah. Puasa sunah tersebut mulai dari puasa Dzulhijjah sebanyak 7 hari di awal bulan Dzulhijjah dan puasa sunah Tarwiyah di hari ke-8 serta puasa Arafah di hari ke-9 Dzulhijjah.
Dari Hafshah RA, ia berkata, "Ada empat hal yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah SAW yaitu, puasa Asyura, puasa sepuluh hari di bulan Dzulhijjah, puasa tiga hari setiap bulan, dan dua rakaat sebelum Subuh," (HR Ahmad dan An Nasa'i).
Bagi umat Islam, bulan Dzulhijjah memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki bulan-bulan lainnya. Ayat di atas tentunya menjadi gambaran yang sangat jelas akan keutamaan dari puasa Dzulhijjah. Selain itu, berikut keutamaan lainnya yang bisa didapatkan dengan berpuasa di bulan Dzulhijjah:. Bagi yang ingin mengqadha puasa Ramadhan pun bisa melakukannya di bulan Dzulhijjah.
Hal ini dijelaskan oleh Sayyid Bakri Syatha yang juga mengutip fatwa Al-Barizi. Jangan lupa untuk berbagi kebahagiaan dengan sesama melalui kurban di Dompet Dhuafa.