Niat Puasa Mutih Menurut Islam. Puasa mutih dilakukan dengan hanya satu kali makan saat berbuka puasa dan dilanjutkan hingga bangun tidur di hari kedua lalu kembali makan atau minum hanya jenis makanan berwarna putih saja.

Hukum Puasa Mutih Menurut Pandangan Islam, Bolehkah

Niat Puasa Mutih Menurut Islam. Hukum Puasa Mutih Menurut Pandangan Islam, Bolehkah

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Adapula jenis puasa lain yang sebenarnya tidak ada di dalam syariat agama, tetapi di kerjakan oleh sebagian orang karena menjadi sebuah tradisi yang sudah turun temurun sejak dulu yaitu puasa mutih. Ada sebagian pendapat yang menyebutkan bahwa puasa mutih merupakan perkara bid’ah alasannya karena Rasulullah Saw dulu tidak pernah melakukannya. Jadi secara filosofisnya, seseorang yang melakukan puasa mutih adalah untuk membersihkan hati dan jiwanya serta mendapatkan keberkahan di dalamnya.

Hal ini tentu saja telah menyalahgunakan hakikat dari ibadah puasa itu sendiri. Karena pada dasarnya puasa adalah salah satu ibadah yang di anjurkan dan Rasulullah Saw sering melakukannya.

وتكفي نية مطلقة النفل المطلق ) كما في نظيره ) من الصلاة ( ولو قبل الروال لابعده) لأنه صلى الله عليه وسلم قال لعائشة يوماهل عندكم من غداء قالت لاقا فإني إذا أ صوم قالت وقال لي يوما آخر أعندكم شيء قلت نعم قال إغذذاأفطروإن كنت فرضت الصوم. Dengan demikian, hukum puasa mutih bukan termasuk dalam perkara sunnah ataupun wajib, melainkan puasa mutlak dan di perbolehkan dalam Islam selama niatnya karena Allah Swt dan bukan karena hal-hal yang di larang oleh syariat agama.

Puasa Mutih Menurut Ajaran Islam, Ada Enggak Sih?

Niat Puasa Mutih Menurut Islam. Puasa Mutih Menurut Ajaran Islam, Ada Enggak Sih?

Sebagaimana diketahui, setelah Aurel Hermansyah menggunggah momen dirinya ketika menjalani puasa mutih, tradisi ini ramai diperbincangkan oleh masyarakat. Baca Juga: Dilakukan Aurel Hermansyah, Apa Sih Manfaat Puasa Mutih untuk Nikah? Bukan hanya itu, pelaksanaan puasa mutih bagi beberapa orang juga memiliki tujuan untuk bisa mendapatkan petunjuk, keberkahan, dan penghapusan dosa dari Allah SWT. Puasa mutih biasanya dilakukan pada tanggal tertentu saat datangnya bulan purnama yang memunculkan sinar putih.

Meski puasa mutih tidak dijelaskan menurut Islam, tradisi ini masih dipegang teguh oleh sebagian orang. Baca Juga: Anaknya Disebut Selingkuh dengan Hotma Sitompul, Mertua Bams Marah: Saya Dizalimi.

Orang Jawa terdahulu percaya untuk menjalani sebuah tujuan atau hajat besar seperti pernikahan harus dilakukan puasa mutih. Puasa mutih sebelum hari H pernikahan konon dipercaya mampu membuat penganti terhindar dari hal negatif.

Tak hanya itu, puasa mutih juga dipercaya membuat pengantin perempuan terlihat lebih cantik dan auranya terpancar saat hari pernikahan. Menurut tradisi Jawa pula, puasa mutih dipercaya bisa membersihkan diri sebelum hari H pernikahan.

Puasa Mutih Sebelum Menikah, Tradisi Pengantin Jawa dan

Niat Puasa Mutih Menurut Islam. Puasa Mutih Sebelum Menikah, Tradisi Pengantin Jawa dan

Mereka yang kontra, percaya puasa mutih bukanlah bagian dari ajaran keagamaan, sehingga tidak wajib dilakukan. Puasa mutih adalah ritual kebudayaan yang melekat pada aliran kejawen di tanah jawa.

Ritual ini dilakukan dengan tidak makan dan minum selain yang berwarna putih. Mengapa calon pengantin yang menjalankan proses pernikahan secara adat Jawa disarankan untuk menjalani puasa mutih?

Dikutip dari hasil riset berjudul, Studi Kasus Tentang Tradisi Puasa Mutih Bagi Calon Pengantin dalam Perspektif Hukum Islam, disebutkan tujuan pengantin melakukan ritual puasa mutih sebelum menikah adalah untuk menghormati serta melestarikan budaya leluhur. Plus, ritual ini bertujuan untuk memohon kelancaran pada setiap prosesi pernikahan yang akan digelar.

Menariknya, riset tersebut juga menyebutkan kalau pengantin pria dan wanita dianjurkan untuk melakukan puasa mutih sebelum menikah. Selama menjalani puasa mutih, calon pengantin juga dianjurkan untuk melakukan sholat hajat sebanyak dua rakaat setiap malamnya.

Ini mengapa puasa mutih merupakan wujud dari pelaksanaan tradisi kebudayaan secara turun temurun. Jika ingin tetap menjalani puasa mutih, maka sebaiknya dilakukan dengan niat meredam gejolak hawa nafsu serta sebagai bentuk permohonan kepada Sang Khalik agar segala niat baik calon pengantin untuk menikah dapat dilancarkan dan dijauhkan dari hal-hal yang negatif.

Related Posts

Leave a reply