Niat Mandi Wajib Puasa Mutih. JAKARTA, iNews.id - Tata cara puasa mutih dalam ajaran Islam memang tidak ada syariatnya. Puasa mutih merupakan tradisi masyarakat Jawa yang dilakukan untuk menyucikan batin dengan tujuan agar hajatnya terkabul dan berjalan lancar. Puasa mutih ini lazimnya dilakukan oleh calon pengantin terutama kaum perempuan jelang pernikahan. Sama seperti melakukan puasa yang disyariatkan, puasa mutih juga dianjurkan untuk makan sahur dengan hanya nasi putih dan air putih. Kalau terlupa sahur, boleh membaca niat pagi harinya sebelum masuk waktu zuhur. Selain menghindari hawa nafsu, dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah saat melakukan puasa mutih baik dengan membaca Al Quran, berdzikir maupun sholawat.
karena itu, dianjurkan untuk berdoa kepada Allah SWT agar hajat yang akan dilakukan bisa dikabulkan dan berjalan sesuai yang dikehendaki Allah SWT. Artinya: Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf suka memberi maaf, maka maafkanlah daku". Jika waktu magrib tiba, dianjurkan untuk menyegerakan berbuka puasa.
Jadi secara filosofisnya, seseorang yang melakukan puasa mutih adalah untuk membersihkan hati dan jiwanya serta mendapatkan keberkahan di dalamnya.
Mengutip buku berjudul Mengenal Agama Manusia karangan Jonar Situmorang (2021: 245) , poso mutih atau puasa putih adalah puasa yang tidak boleh makan apa-apa, kecuali hanya nasi putih dan air putih. Nasi putihnya pun tidak boleh ditambah apa-apa lagi (seperti gula, garam, dan lain-lain). Sebelum melakukan puasa mutih, biasanya seorang pelaku melakukan mandi dan keramas dahulu.
Puasa mutih berasal dari istilah Jawa, di mana kata. mutih.
diartikan sebagai memutihkan. Jika dilihat dari segi filosofis, tradisi ini dinilai mampu memutihkan hati, membersihkan jiwa, dan memberi berkah.
PORTAL SULUT – Berikut ini merupakan pembahasan mengenai tata cara puasa mutih beserta dengan manfaat-manfaatnya. Ketika mempunyai hajat tertentu, para leluhur Jawa terdahulu melakukan puasa mutih agar hajatnya tersebut cepat terkabul.
Selain dengan tujuan agar hajatan cepat terkabul, puasa mutih juga memiliki makna-makna filosofis yang bersifat spiritual. Pada dasarnya puasa mutih dilakukan dengan niatan untuk membersihkan hati dan pikiran menuju tuhan yang maha kuasa Allah SWT.
Dengan hati dan pikiran yang bersih, maka segala hajat akan cepat terkabul. Dengan mengembalikan kesucian hatinya dan juga pikirannya termasuk mengendalikan hawa nafsunya, maka harapan serta hajatnya akan cepat terkabul.
Kegiatan ini merupakan tradisi yang biasanya diikuti oleh calon pengantin untuk membersihkan diri sebelum menikah. "Mutih selama 40 hari itu sangat berisiko, yaitu kekurangan protein yang akan membuat tubuh mengalami penurunan fungsi. Nah, vitamin dan mineral juga akan kurang, seperti kekurangan zat besi yang menyebabkan anemia. Sekadar informasi, mereka yang melakukan puasa ini diperkenankan untuk makan dan minum di siang hari, kapanpun. Waktu puasa ini dimulai ketika adzan subuh dan akan berakhir pada saat azan maghrib. Pada prinsipnya puasa ini boleh dilaksanakan namun jangan sampai berlebihan, karena bisa menimbulkan masalah kesehatan jika dilakukan dalam waktu yang lama.
Jenis puasa ini merupakan tradisi masyarakat Kejawen di masa lampau, tetapi hingga kini masih ada sebagian orang yang menjalankannya. Puasa ini dilakukan bertujuan untuk meminta sesuatu (hajat) agar dikabulkan sesuai dengan keinginan. “Aku niat berpuasa pada hari kelahiran untuk mendapatkan (sebutkan hajat) karena Allah Ta’ala”. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, berikut ini tata caranya sesuai dengan beberapa catatan kitab Jawa:.
Apabila muslim, sebelum subuh melakukan salat dua rakaat dan selalu menjaga wudu sepanjang hari. Persiapkan tujuh jajanan pasar di waktu berbuka serta bubur merah dan putih untuk buka. Akan lebih baik jika melakukan mandi kembang tujuh rupa, siramkan dari atas kepala sampai ujung kaki.
Selain untuk diri sendiri, puasa kelahiran juga bermanfaat pada orang di sekitar termasuk pasangan. Puasa weton juga dapat membuat hubungan rumah tangga harmonis, terhindar dari kesalahpahaman dan saling menerima kekurangan pasangan.