Menggabung Puasa Wajib Dan Sunnah. Mengingat, terkadang puasa ramadan kita masih ada yang bolong karena satu dan lain hal. Namun demikian, bagi perempuan, menjalankan ibadah sunnah puasa syawal seringkali menimbulkan pertanyaan.

Seperti yang kita tahu, puasanya seorang perempuan biasanya tak akan genap selama 30 hari lantaran mengalami haid. Meski demikian, apabila sudah terlanjur, maka niat utamanya adalah untuk membayar utang puasa ramadhan. Dengan membedakan antara puasa wajib dan sunnah, diharapkan umat muslim dapat memperoleh pahala yang berkah dari keduanya. Hal ini berlaku untuk puasa syawal yang apabila disendirikan pelaksanaannya maka semoga mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

Ustadz Sarwat dari Rumah Fiqih Indonesia mengatakan, pendapat manapun terkait hal ini hukumnya sebetulnya boleh saja.

Bolehkah Menggabung Puasa Sunnah dengan Qadha Puasa

Menggabung Puasa Wajib Dan Sunnah. Bolehkah Menggabung Puasa Sunnah dengan Qadha Puasa

Memasuki pertengahan Bulan Muharram seperti saat ini , umat muslim dianjurkan untuk mengerjakan puasa sunnah Ayyamul Bidh Puasa Putih). Puasa Ayyamul Bidh adalah puasa tiga hari yang dilaksanakan pada tanggal 13, 14, dan 15 hijriyah tiap bulannya. • Tata Cara dan Niat Qadha atau Mengganti Sholat Lima Waktu, Bacaan dalam Bahasa Arab dan Latin. Wakil Sekretaris PWNU DIY Ustaz Muhajir mengatakan, untuk menggabungkan dua puasa antara puasa sunnah dan qadha puasa Ramadhan ada dua hukumnya dalam Islam.

Sedangkan puasa wajib seperti Ramadhan dilarang untuk mengqadhanya," jelasnya kepada Tribunjogja.com, pada Selasa (11/08/2020). Pendapat Ustaz Muhajir pun diperjelas dalam fatwa Syabakah Islamiyah:.

فإن من عليه صيام واجب من قضاء رمضان، أو من كفارة، أو نحو ذلك، فلا يصح له أن يجمعه مع صوم التطوع بنية واحدة، لأن كلاً من الصوم الواجب وصوم التطوع عبادة مقصودة مستقلة عن الأخرى، ولا تندرج تحتها، فلا يصح أن يجمع بينهما بنية واحدة. Karena masing-masing, baik puasa wajib maupun puasa sunah, keduanya adalah ibadah yang harus dikerjakan sendiri-sendiri. Sehingga tidak boleh digabungkan niatnya.” (Fatawa Syabakah Islamiyah, no.

Hukum Menggabungkan Puasa Syawal dan Qadha Ramadhan

Menggabung Puasa Wajib Dan Sunnah. Hukum Menggabungkan Puasa Syawal dan Qadha Ramadhan

Para ulama berbeda pendapat terkait hal itu. REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap Muslim wajib mengganti atau meng-qadha puasa Ramadhan bila sebelumnya terhalang berpuasa di bulan suci tersebut karena uzur syar'i. Namun, bila seorang Muslim menggganti puasa Ramadhan di bulan Syawal dan menggabungkannya dengan niat puasa sunnah Syawal, apa hukumnya? Para ulama berbeda pendapat terkait hal itu.

Mazhab Hanafi berpendapat, jika seseorang menggabungkan niat puasa sunnah dan wajib, maka yang dianggap adalah puasa sunnahnya. Hal ini karena adanya perbedaan antara puasa wajib dan sunnah, dan ini menimbulkan kelalaian dalam niat orang tersebut.

Sehingga, menurut mazhab Hanafi, puasa yang dilakukan menjadi sunnah. Pendapat kedua datang dari mazhab Maliki, sebagian besar mazhab Syafii, dan Hanbali. Mereka berpendapat, penggabungan niat puasa Syawal dan puasa qadha Ramadhan adalah sah.

Bolehkah Niat Puasa Rajab Digabung dengan Qadha Puasa

Meski tidak ada hadits shahih yang secara khusus menjelaskan keutamaan puasa Rajab, namun kesunnahan puasa Rajab sudah tercakup dalam dalil anjuran berpuasa secara umum dan anjuran umum berpuasa di bulan-bulan mulia. Sementara puasa qadha’ Ramadhan tergolong puasa wajib yang wajib ditentukan jenis puasanya, misalkan dengan niat “Saya niat berpuasa qadha Ramadhan fardlu karena Allah”.

Bahkan menurut Syekh al-Barizi, meski hanya niat mengqadha’ puasa Ramadhan, secara otomatis pahala berpuasa Rajab bisa didapatkan. وبالتعيين فيه النفل أيضا فيصح ولو مؤقتا بنية مطلقة كما اعتمده غير واحد. (وقوله ولو مؤقتا) غاية في صحة الصوم في النفل بنية مطلقة أي لا فرق في ذلك بين أن يكون مؤقتا كصوم الاثنين والخميس وعرفة وعاشوراء وأيام البيض أو لا كأن يكون ذا سبب كصوم الاستسقاء بغير أمر الإمام أو نفلا مطلقا.

(قوله بنية مطلقة ) متعلق بيصح فيكفي في نية صوم يوم عرفة مثلا أن يقول نويت الصوم ( قوله كما اعتمده غير واحد) أي اعتمد صحة صوم النفل المؤقت بنية مطلقة وفي الكردي ما نصه في الأسنى ونحوه الخطيب الشربيني والجمال الرملي الصوم في الأيام المتأكد صومها منصرف إليها بل لو نوى به غيرها حصلت إلخ زاد في الإيعاب ومن ثم أفتى البارزي بأنه لو صام فيه قضاء أو نحوه حصلا نواه معه أو لا وذكر غيره أن مثل ذلك ما لو اتفق في يوم راتبان كعرفة ويوم الخميس انتهى. “Ucapan Syekh Zainuddin, sebagaimana pendapat yang dipegang oleh lebih dari satu ulama, maksudnya lebih dari satu ulamaberpegangan dalam keabsahan puasa sunnah dengan niat puasa mutlak.

Dalam kitabnya Syekh al-Kurdi disebutkan, dalam kitab al-Asna demikian pula Syekh Khatib al-Sayarbini dan Syekh al-Jamal al-Ramli, berpuasa di hari-hari yang dianjurkan untuk berpuasa secara otomatis tertuju pada hari-hari tersebut, bahkan apabila seseorang berniat puasa beserta niat puasa lainnya, maka pahala keduanya berhasil didapatkan.

Bolehkah Menggabungkan Puasa Syawal dan Qadha Ramadhan

Menggabung Puasa Wajib Dan Sunnah. Bolehkah Menggabungkan Puasa Syawal dan Qadha Ramadhan

JAKARTA, iNews.id - Ulama berbeda pendapat mengenai boleh tidaknya menggabungkan puasa syawal dan qadha Ramadhan. Sebagian ulama terutama dari mazhab Syafi'i dan Maliki membolehkan, namun ada juga ulama dari mazhab Hanbali (Hanabilah) yang menyatakan tidak sah menggabungkan puasa syawal dengan qadha Ramadhan. Imam Syihabudin Ar Ramli (w 957 H), ulama kenamaan dari Mazhab Syafi’i abad ke 10 dalam kitab Fatawa Ar Ramliy mengatakan, diperbolehkan menggabung niat puasa 6 hari bulan syawal dengan qadha ramadhan dan keduanya mendapatkan pahala. Sayyid Bakri dalam Kitab I‘anatut Thalibin menerangkan orang yang berpuasa pada hari-hari tertentu yang sangat dianjurkan untuk dipuasakan akan mendapatkan keutamaan sebagai mereka yang berpuasa sunnah pada hari tersebut, meskipun niatnya adalah qadha puasa atau puasa nazar. Ustadz Ahmad Zarkasih, dalam bukunya Yang Harus Diketahui Dari Puasa Syawal terbitan Rumah Fiqih Publishing 2020, menjelaskan bahwa maksud Imam Ar Ramli dalam fatwanya ini adalah orang yang berpuasa lalu niatnya digabungkan antara puasa qadha dan sunnah, baik itu syawal atau selainnya. Akan tetapi, kata dia, tidak mendapatkan kemuliaan puasa setahun penuh untuk ibadah Syawalnya karena belum melengkapi Ramadhan yang diwajibkan atasnya.

Berikut lafaz niat menggabungkan Puasa Syawal dan Qadha Ramadhan:. Nawaitu Shouma Ghadin 'An Qadhooi Fardhi Syahri Romadhona wa 'An Sittin Min Syawwalin Lillahi Ta'ala.

Menggabung Puasa Qadha Ramadhan dan Puasa Syawal, Berikut

Menggabung Puasa Wajib Dan Sunnah. Menggabung Puasa Qadha Ramadhan dan Puasa Syawal, Berikut

Mahasiswa Fakultas Syari'ah Universitas Al-Ahgaff Hadhramaut YamanPuasa merupakan termasuk ibadah paling utama dalam Islam. Puasa juga banyak mengandung kelebihan, baik itu dari segi ilmu agama ataupun ilmu kesehatan.Sebaiknya seorang muslim yang taat itu memperbanyak puasa, baik itu puasa fardhu ataupun puasa sunnah. Puasa merupakan penjauh seseorang dari api neraka. Sebagaimana dalam hadis diterangkan:"Siapa yang berpuasa satu hari saja karena Allah ta'ala, niscaya Allah jauhkan ia dari api neraka dengan jarak kejauhan tujuh puluh tahun.". Nabi Muhammad shallalllahu 'alaihi wasallam bersabda:"Barang siapa yang telah berpuasa ramadhan kemudian ia melanjutkannya dengan puasa enam Syawal, niscaya ia seperti puasa satu tahun".

Menggabungkan Utang Puasa Ramadan dengan Puasa Sunah

Menggabung Puasa Wajib Dan Sunnah. Menggabungkan Utang Puasa Ramadan dengan Puasa Sunah

- Puasa di bulan Ramadan merupakan salah satu ibadah wajib yang harus dilakukan umat Islam. Di bulan ini, kaum muslim berusaha meningkatkan ibadah mereka, dengan harapan mendapatkan pahala yang berlipat ganda sebagai keutamaan dari bulan tersebut.Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dr Abdul Moqsith Ghazali menyebutkan ibadah puasa bukanlah ibadah yang unik dan khusus bagi umat Islam. Ibadah puasa juga dilakukan oleh umat-umat terdahulu.Seperti firman Allah yang disebutkan di dalam Alquran: Ya ayyuhalladzina amanu kutiba 'alaikumush shiyamu kama kutiba 'alal ladzina min qablikum la'allakum tattaqun.Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa (QS Al Baqarah: 183).Namun, pada kondisi tertentu, antara lain wanita yang datang bulan, sakit, atau musafir, ibadah puasa tidak bisa ditunaikan. Alhasil, mereka yang mengalami hal tersebut harus menunggu waktu lain atau membayar utang puasanya di bulan lain. "Karena itu, jika umat Islam tidak bisa menyelenggarakan ibadah puasa karena berbagai hal yang dimungkinkan dari sudut syariat Islam, dia wajib mengganti di bulan-bulan berikutnya," ujar Moqsith.Terkait ibadah puasa ini, rupanya masih banyak orang yang bertanya bagaimana kalau mengganti puasa Ramadan itu dibarengi dengan puasa-puasa sunah lainnya.Misalnya, sambil melaksanakan puasa sunah Senin dan Kamis sekaligus diniatkan mengganti puasa Ramadan. Atau sambil berpuasa di bulan Syawal.Dikatakan Moqsith, para ulama terdahulu sudah memberikan jawaban dalam bentuk kaidah fikih.

"Karena itu, jika umat Islam, kaum perempuan, laki-laki yang punya utang puasa, maka dia bisa mendapatkan pahala dari mang-qada (mengganti) puasanya. "Inilah enaknya Islam, satu ibadah tapi dengan dua pahala.

Tidak jarang mungkin umat agama lain iri, 'Kok bisa terjadi yang seperti ini.'. Karena Islam banyak memberikan kemudahan kepada umatnya," tutup Moqsith.Simak penjelasan lebih lengkapnya dalam sketsa berikut ini:Saksikan program, setiap hari pukul 17:35 WIB selama Ramadan di detikcom.Tonton juga video spesial Ramadan lainnya tentang mengaji berikut ini:.

Related Posts

Leave a reply