Membayar Puasa Ramadhan Di Bulan Syawal. TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini adalah aturan membayar utang puasa Ramadhan. Setelah hari raya Idul Fitri, umat Islam bisa kembali berpuasa, yakni puasa sunah 6 hari di bulan Syawal. Padahal, ada beberapa kalangan umat Islam yang memiliki utang puasa, seperti wanita haid ketika Ramadhan, orang sakit, hingga musafir. Dengan syarat tertentu, umat Islam memang boleh tidak berpuasa Ramadhan dan menggantinya di lain waktu. Lebih dulu mana dengan puasa Syawal? Dikutip Tribunnews.com dari buku Panduan Ramadhan terbitan Pustaka Muslim tahun 2014, qadha artinya mengerjakan suatu ibadah yang memiliki batasan waktu di luar waktunya.

Namun ada pendapat yang menyebut qadha Ramadhan boleh ditunda. Yakni boleh dibayarkan di luar bulan Syawal, sehingga bisa melaksanakan puasa Syawal terlebih dahulu.

Hanya Bayar Utang Puasa Ramadan Tak Puasa Syawal

Membayar Puasa Ramadhan Di Bulan Syawal. Hanya Bayar Utang Puasa Ramadan Tak Puasa Syawal

Ustaz Abdul Somad Jelaskan Mana yang Lebih Utama Antara Bayar Utang Puasa atau Puasa Syawal. Ustaz Abdul Somad menjawab sebuah pertanyaan dari seorang perempuan soal puasa Syawal.

Tampak Ustaz Abdul Somad berdiri di atas mimbar. Dalam kesempatan tersebut, Ustaz Abdul Somad menjawab sebuah pertaanyaan "mana yang dikerjakan terlebih dahulu antara qadha (bayar utang) puasa atau puasa syawal?". Mendapat pertanyaan itu, Ustaz Abdul Somad lantas menjawab bahwa yang diutamakan terlebih dahulu adalah membayar utang puasa. "Hal itu berlaku untuk laki-laki maupun perempuan," ujar ustaz Abdul Somad. Diketahui, puasa sunnah Syawal memiliki sebuah keutamaan, bagi yang berpuasa Ramadan dengan sempurna lantas mengikutkan puasa 6 hari di bulan Syawal, maka ia akan mendapatkan pahala puasa setahun penuh. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Itulah dalil dari jumhur atau mayoritas ulama yag menunjukkan sunnahnya puasa Syawal. Artikel ini telah tayang di TribunWow.com dengan judul: Mana yang Diutamakan, Bayar Utang Puasa atau Puasa Syawal?

Mana yang Didahulukan, Puasa Qadha Ramadhan atau Syawal

Membayar Puasa Ramadhan Di Bulan Syawal. Mana yang Didahulukan, Puasa Qadha Ramadhan atau Syawal

Direktur Rumah Fiqih Indonesia, Ustaz Ahmad Sarwat, mengatakan bahwa memang ada perbedaan pendapat tentang hal tersebut. Pendapat ini merujuk pada kewajiban puasa qadha bersifat tarakhi, yakni boleh ditunda atau diakhirkan hingga menjelang masuknya bulan Ramadhan tahun berikutnya.

Dengan demikian, pendapat ini menekankan untuk membayarkan hutang puasa lebih dulu yang sifatnya wajib. Namun demikian, Ustaz Sarwat menjelaskan bahwa sebagian ulama meragukan kekuatan hadits tersebut. Ia mengatakan, ketika para mufti di Arab Saudi berfatwa tentang haramnya puasa enam hari bulan Syawal bagi mereka yang belum membayar hutang puasa Ramadhan, maka pendapat mereka itu sangat dipengaruhi oleh latar belakang mazhab Al-Hanabilah yang banyak dianut masyarakat Arab Saudi. Menurutnya, tidak ada keharusan untuk bersikap merasa paling benar, sebab hukumnya sendiri memiliki beberapa pendapat yang berbeda.

Sementara itu, Agus Arifin dalam buku berjudul "Step By Step Fiqih Puasa Edisi Revisi" menyebutkan hal sama terkait perbedaan pendapat soal mana yang harus didahulukan antara puasa sunnah enam hari bulan Syawal dan membayar qadha. Dikatakan, bahwa mengqadha puasa berkaitan dengan kewajiban (dzimmah) dan seseorang tidak mengetahui apakah ia masih lama hidup atau akan mati.

Pendapat ini diperkuat dengan perkataan Sa'id bin Al Musayyib mengenai puasa sepuluh hari di bulan Dzulhijjah.

Puasa Syawal dan Qadha Puasa Ramadhan, Mana yang Harus

Membayar Puasa Ramadhan Di Bulan Syawal. Puasa Syawal dan Qadha Puasa Ramadhan, Mana yang Harus

Selesai bulan Ramadhan, umat Islam disunahkan menjalankan ibadah Puasa Syawal selama 6 hari. Puasa Syawal yang bisa dilakukan setelah hari raya Idul Fitri ini punya keutamaan yang sudah dijelaskan dalam banyak hadits. Dalam sebuah hadits dari Abu Ayyub Al-Ansari disebutkan bahwa 6 hari Puasa Syawal yang dikerjakan setelah 30 hari berpuasa di bulan Ramadhan keutamaannya seperti berpuasa terus menerus. Artinya: Abu Ayyub al-Ansari RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Dia yang berpuasa selama Ramadhan dan melanjutkannya dengan enam hari puasa saat bulan Syawal akan seperti melakukan puasa terus menerus.". Namun, adakalanya sebagian muslim punya utang puasa yang harus dibayar selepas Ramadhan. Jika sudah lunas, umat Islam bisa melanjutkannya dengan Puasa Syawal.

Terkait menggabungkan Puasa Syawal dengan melunasi utang Ramadhan, umat Islam sebaiknya tidak melakukan hal tersebut. Mufti dari Leicester, Inggris, tersebut mengutip pendapat dalam Fatawa Darul Uloom Deoband. Jika terlanjur menggabungkan keduanya, maka niat utama adalah membayar utang Puasa Ramadhan. Saat melunasi utang, diharapkan umat Islam memperoleh berkah Syawal dari Allah SWT.

Puasa Syawal atau Qadha Puasa Ramadhan Terlebih Dahulu

Membayar Puasa Ramadhan Di Bulan Syawal. Puasa Syawal atau Qadha Puasa Ramadhan Terlebih Dahulu

Anggota Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), KH Hamdan Rasyid, menjelaskan, puasa enam hari Syawal memiliki keutamaan yang istimewa, seperti yang diterangkan Rasulullah SAW dalam sabdanya:. Lebih lanjut, lulusan doktoral ushul fikih UIN Jakarta ini menyarankan untuk mendahulukan ibadah fardhu, seperti membayar hutang puasa Ramadhan, sebelum melakukan puasa sunnah Syawal.

Dia juga menganjurkan agar hutang (qadha) puasa Ramadhan, disegerakan, dan lebih baik lagi jika dapat ditunaikan di bulan Syawal. “Tentu seharusnya mendahulukan yang wajib, karena ibadah itu selalu memprioritaskan yang Fardhu, jadi bagi siapapun yang punya hutang puasa ramadhan, baik karena bepergian (musafir), hamil, haid, sakit, atau lainnya, itu sebelum dia puasa sunnah Syawal, sebaiknya dahulukan membayar qadha puasanya, baru setelahnya puasa sunnah Syawal,” jelasnya.

Dia juga menegaskan bahwa kedua niat puasa tersebut tidak dapat digabungkan. Adapun pengerjaan puasa Syawal, menurut mantan anggota KPU DKI ini tidak harus dilakukan secara berturut-turut.

Selain untuk mendulang pahala, puasa Syawal, kata Kiai Hamdan, juga berguna sebagai penyempurna ibadah yang mungkin belum maksimal saat Ramadhan. Puasa Syawal, kata dia, juga difungsikan sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Bolehkah Niat Berpuasa Syawal sekaligus dengan Qadha Puasa

Membayar Puasa Ramadhan Di Bulan Syawal. Bolehkah Niat Berpuasa Syawal sekaligus dengan Qadha Puasa

Namun, muncul pertanyaan, apakah yang lebih dulu diutamakan, membayar utang puasa Ramadan atau melakukan puasa Syawal? Seperti dikutip dari islam.nu.or.id, orang-orang yang memiliki utang puasa Ramadan dianjurkan untuk mengqadha segera utang puasanya. ولو صام في شوال قضاء أو نذرا أو غير ذلك ، هل تحصل له السنة أو لا ؟ لم أر من ذكره ، والظاهر الحصول.

لكن لا يحصل له هذا الثواب المذكور خصوصا من فاته رمضان وصام عنه شوالا ؛ لأنه لم يصدق عليه المعنى المتقدم ، ولذلك قال بعضهم : يستحب له في هذه الحالة أن يصوم ستا من ذي القعدة لأنه يستحب قضاء الصوم الراتب ا هـ. Artinya, “Kalau seseorang mengqadha puasa, berpuasa nazar, atau berpuasa lain di bulan Syawal, apakah mendapat keutamaan sunah puasa Syawal atau tidak? Alhafiz Kurniawan menjawab, saya tidak melihat seorang ulama berpendapat demikian, tetapi secara zahir, orang yang berpuasa qadha di bulan Ramadan, tetap mendapatkan nilai puasa Syawal. Tetapi memang ia tidak mendapatkan pahala yang dimaksud dalam hadis khususnya orang luput puasa Ramadan dan mengqadhanya di bulan Syawal karena puasanya tidak memenuhi kriteria yang dimaksud.

Karena itu, sebagian ulama berpendapat bahwa dalam kondisi seperti itu ia dianjurkan untuk berpuasa enam hari di bulan Dzul qa’dah sebagai qadha puasa Syawal. Meski demikian, tetap dianjurkan mengqadha puasa Ramadan terlebih dahulu, sebelum berpuasa Syawal.

Puasa Syawal atau Dahulukan Qadha Bayar Utang Puasa

Membayar Puasa Ramadhan Di Bulan Syawal. Puasa Syawal atau Dahulukan Qadha Bayar Utang Puasa

Biasanya, di kalangan perempuan, sering muncul pertanyaan, puasa Syawal lebih dahulu atau mengutamakan membayar qadha utang puasa Ramadhan (karena haid). Baca Juga: Grebeg Syawal 2021 Ditiadakan Keraton Yogyakarta Guna Cegah Penularan Covid-19.

Berdasarkan hadis di atas, banyak umat Islam ingin meraihnya. Perempuan sudah baligh hampir semuanya mempunyai utang berpuasa dengan waktu bervariasi, lantaran mendapatkan menstruasi atau haid di bulan Ramadhan.

Utang tersebut harus dibayarkan setelah bulan Ramadhan dan disebut sebagai qadha. Qadha adalah utang dan harus dibayarkan oleh siapa saja yang berhalangan dengan alasan syar’i tidak melaksanakan puasa Ramadhan. Baca Juga: Ibadah Puasa Menurut Ketua Umum PP Muhammadiyah, Simak Penjelasannya.

Mengingat perempuan di bulan Syawal juga kemungkinan besar bertemu dengan masa haid dan tidak dapat melaksanakan puasa kembali.

Apakah Qadha Puasa Ramadan di Bulan Syawal Harus Berurutan

Membayar Puasa Ramadhan Di Bulan Syawal. Apakah Qadha Puasa Ramadan di Bulan Syawal Harus Berurutan

Apakah membayar utang puasa Ramadhan di bulan Syawal harus dilakukan berurutan? Dalam artikel ini juga terdapat ulasan kapan waktu untuk bayar utang puasa.

Qadha puasa berlaku bagi orang yang sanggup berpuasa, tapi terhambat karena adanya halangan tertentu. Bagi umat muslim yang pada bulan Ramadhan kemarin tidak mampu menunaikan ibadah puasa selama satu bulan penuh, Allah memberi keringanan untuknya dengan cara qadha puasa. Dikutip dari kepri.kemenag.go.id, ketentuan qadha puasa, yaitu bagi mereka yang tidak mampu melaksanakan puasa karena dalam keadaan sakit atau dalam perjalanan yang jauh dan bersifat temporer. Baca juga: Doa untuk Palestina Lewat Bacaan Qunut Nazilah Minta Dilindungi dari Malapetaka, Peperangan.

Related Posts

Leave a reply