Membatalkan Puasa Sunnah Saat Bertamu. Namun juga saat bulan Syawal, sering jadi ajang silaturahmi dan berkunjung ke rumah saudara. Beberapa orang memilih membatalkan puasa demi menghargai tuan rumah yang menawarkan makanan. Ternyata hukumnya boleh membatalkan puasa sunnah termasuk Syawal saat berkunjung ke rumah orang dan ditawari makan.
Hal ini demi menghormati tuan rumah yang sudah menyiapkan hidangan. Baca Juga: 5 Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh 3 Hari di Tengah Bulan Hijriah, Dilakukan Mulai Besok! Hal ini juga dijelaskan dalam hadis riwayat Imam Al-Baihaqi dari Abu Sa’id Al-Khudri, dia berkata:.
AKURAT.CO, Dalam agama Islam, banyak puasa sunah yang bisa kita kerjakan untuk menambah pahala. Saat melakukan puasa sunah, ada kalanya kita sedang bertamu kemudian diberi hidangan oleh tuan rumah.
Dalam situasi semacam ini, apakah sebaiknya kita membatalkan puasa sunah tersebut atau melanjutkannya? Terkait dengan membatalkan puasa saat bertamu, kita perlu menanyakan dahulu apakah tuan rumah tersebut keberatan atau tidak.
Imam Nawawi dalam kitab Syarh Sahih Muslim berkata, "Apabila sampai orang yang mengundang (tuan rumah) merasa tidak suka jika orang yang diundang tetap berpuasa, maka hendaklah ia membatalkan puasanya. Selain itu dalam kitab Kifayatul Akhyar dikatakan bahwa membatalkan puasa sunah untuk menghormati tuan tumah yang sudah menjamunya termasuk bagian dari uzur syar'i.
Adapun bagi yang membatalkan puasa sunah, terdapat perbedaan pendapat dalam hal menggantinya (qadha). Ketika membatalkan puasa sunah demi menghormati tuan rumah, justru menurut sebagian ulama dapat menjadi sarana melatih diri untuk tidak riya dalam ibadah.
Semoga bagi yang sedang menjalankan puasa sunah khususnya di bulan Syawal ini mendapat limpahan karunia-Nya.
Ketika kita sedang puasa sunnah dan kebetulan kita bertamu atau diajak teman untuk makan, menurut para ulama, dalam keadaan seperti ini hukumnya ditafsil atau diperinci sebagai berikut;. ولكن يكره الخروج منه -صوم التطوع- بلا عذر، لظاهر قوله تعالى: ولا تبطلوا أعمالكم وللخروج من خلاف من أوجب إتمامه، فإن كان هناك عذر كمساعدة ضيف في الأكل إذا عز عليه امتناع مضيفه منه، أو عكسه فلا يكره الخروج منه، بل يستحب..أما إذا لم يعز على أحدهما امتناع الآخر من ذلك، فالأفضل عدم خروجه منه، كما في المجموع. Juga karena keluar dari perbedaan pendapat ulama yang mewajibkan menyempurnakan puasa sunnah. Jika ada udzur, seperti menemani tamu makan jika ia tersinggung bila tua rumahnya tidak makan atau sebaliknya, maka tidak makruh bahkan dianjurkan membatalkan puasa. Ini sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Abu Bakar Syatha dalam kitab I’anatut Thalibin berikut;. Imam Al-Ghazali berkata: Disunnahkan berniat untuk menyenangkan perasaan pemilik hidangan pada saat membatalkan puasa.
Jadi bukan seolah olah harus dua duanya puasa senin kamis itu dilaksanakan sehingga menjadi tidak berpahala, tapi puasa senin kamis itu berdiri sendiri. "Kalau dilaksanakan puasa senin aja pahalanya dapat, kalau kamis aja juga pahalanya dapat," ujar Ustad Aam Amirudin. Ustad Aam Amirudin juga menyebutkan dalam Islam puasa sunnah, seperti puasa senin kamis bisa batal ditengah perjalanan salah satu alasannya untuk menghormati tamu. Baca Juga: Berita Persib Bandung Hari Ini, Dituntut Mundur oleh Bobotoh, Robert Alberts Siapkan Tim Hadapi Bhayangkara FC.
Baca Juga: Rene: Kami Pun Merasa Kecewa... Persib Bandung Bermain Seri Beruntun Di Liga 1 BRI 2021. Misal, ada tamu jauh dari luar kota, dan memberikan jamuan makan siang, kalau pun kita sedang puasa boleh untuk membatalkan puasa. Dan pahalanya pun tetap dapat, malah ditambah pahala menghormati tamu. Begitu juga saat kita bertamu, tiba tiba yang punya rumah untuk mengajak makan bersama, meski sedang puasa senin kamis, boleh membatalkan puasanya dengan tujuang menghormati tuan rumah. Namun hal tersebut menurut Aa Amirudin tidak berlaku bagi puasa wajib, seperti kita saat berpuasa qadlo di hari kamis atau hari senin.