Lafadz Niat Puasa Ramadhan Satu Bulan Penuh. Artinya, “Aku sengaja berpuasa bulan Ramadhan sekaliannya karena Allah ta’ala.” (Kitab Perukunan Melayu Besar, [Jakarta, Al-Aidrus: tanpa tahun], halaman 14). Artinya, “Seseorang harus berniat puasa pada malam hari di awal Ramadhan.
Cukup niat sekali di awal,” (Syekh Ahmad bin Ghanim An-Nafrawi Al-Maliki, Al-Fawakihud Dawani, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 1997 M/1418 H], juz I, halaman 467). Orang tidak perlu khawatir bila lupa berniat puasa pada malam-malam Ramadhan berikutnya.
Setelah fiks akhir hari Sya’ban, seseorang dapat berniat pada malam pertama Ramadhan. Meski demikian, Mazhab Maliki tetap menganjurkan orang untuk berniat puasa pada setiap malam Ramadhan.
Dalam Al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 183 dijelaskan perintah atau hukum menjalankan ibadah puasa Ramadhan adalah wajib. Hukum puasa Ramadhan bagi umat Islam adalah wajib sesuai surat al-Baqarah ayat 183 sebagaimana tafsir dari Kementerian Agama RI. Dijelaskan hukum puasa Ramadhan bagi umat Islam adalah wajib dilakukan untuk mendidik jiwa, mengendalikan syahwat, dan menyadarkan bahwa manusia memiliki kelebihan dibandingkan hewan.
"Orang yang beriman akan patuh melaksanakan perintah berpuasa dengan sepenuh hari, karena ia merasa kebutuhan jasmaniah dan rohaniah adalah dua unsur pokok bagi kehidupan manusia yang harus dikembangkan dengan bermacam-macam latihan, agar dapat dimanfaatkan untuk ketenteraman hidup yang bahagia di dunia dan akhirat," sesuai tafsir Kementerian Agama RI dilansir pada Jumat (1/4/2022). "Islam itu dibangun di atas lima dasar, yaitu persaksian (syahadat) bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan salat, menunaikan zakat, haji (ke Baitullah) dan puasa pada Ramadhan.". Barangsiapa yang tidak bisa mendapatkan kebaikannya berarti ia telah benar-benar terhalang atau terjauhkan (dari kebaikan).".
Ia beralasan, hal ini dilakukan sebagai langkah kehati-hatian seandainya seseorang lupa berniat pada malam tertentu puasanya akan tetap dianggap sah dan tidak ada kewajiban untuk menggantinya. Pendapat ini merujuk pada apa yang dipercaya mazhab Malikiyyah, seperti yang sudah disinggung sebelumnya.
Liputan6.com, Jakarta - Umat muslim di Tanah Air akan menjalani puasa Ramadhan dalam beberapa jam lagi. Namun, kegiatan berpuasa tidak hanya menahan rasa lapar dan haus. Tapi lebih dari itu, umat muslim juga harus bisa mengendalikan emosi dan hawa nafsu.
Saat menjalani puasa Ramadhan, tiap individu belajar untuk bisa lebih bersabar, berbagi dan menghargai orang lain. Sebelum menjalankan puasa Ramadhan, penting untuk membaca niat puasa Ramadhan terlebih dahulu.
Bacaan niat puasa ini wajib diucapkan meski dalam hati, namun pelafalan niat puasa sangat dianjurkan. * Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sebagian besar ulama menyatakan niat puasa Ramadan dilafalkan pada malam hari sebelumnya atau sesaat sebelum waktu Subuh tiba. Seperti yang dilansir pada laman Dream.co.id, hal ini didasarkan pada hadis riwayat Imam Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, An Nasa'i dan Ibnu Majah dari Hafshah Ummul Mukminin RA. Rasulullah Muhammad SAW bersabda, "Siapa yang tidak berniat puasa di malam hari sebelum terbitnya fajar, maka tidak ada puasa baginya.". Lalu apakah selama sebulan penuh berpuasa harus melafalkan niat setiap malamnya? Mayoritas ulama mensyaratkan niat puasa dilakukan setiap hari selama Ramadhan. Sebab, puasa Ramadan merupakan ibadah mustaqillah (mandiri) yang tidak dapat dikaitkan dengan hari sebelum maupun sesudahnya.
“Nawaitu shauma ghadin an adaai fardli syahri ramadlani hadzihis sanati fardlal lillahi ta’ala.”. Artinya: “Saya berniat puasa esok hari untuk menjalankan kewajiban di bulan Ramadan tahun ini karena Allah Ta’ala.”.