Keutamaan Puasa Tarwiyyah Dan Arafah. PUASA Tarwiyah dilaksanakan pada hari kedelapan dalam bulan Zulhijah. Pelaksanaan dua puasa itu sangat dianjurkan bagi umat Islam yang tidak pergi haji.
Dalam hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Tirmizi disebutkan bahwa puasa Arafah akan menghapuskan dosa satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah puasa. Keutamaannya tercantum dalam salah satu hadis yang berarti bahwa puasa pada hari Tarwiyah menghapuskan dosa satu tahun dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun.
Namun peringkat dari hadis itu dhaif atau tidak kuat riwayatnya. Para ulama sepakat bahwa boleh mengamalkan hadis dhaif hanya dalam rangka fadla'ilul a'mal (untuk memperoleh keutamaan) selagi hadis tersebut tidak berkaitan dengan masalah akidah dan hukum.
Baca juga: Niat Puasa Sembilan Hari sebelum Idul Adha: Arab, Latin, dan Artinya. Puasa sunah Arafah bisa menghapus dosa setahun yang lalu dan akan datang.
Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Puasa Arafah (9 Zulhijah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang.
Liputan6.com, Jakarta Keutamaan puasa Tarwiyah dan Arafah tidak boleh dilewatkan oleh umat muslim. Bagaimana tidak, kedua amalan puasa tersebut memiliki keutamaan yang begitu besar.
Hal ini berkaitan dengan pengampunan dosa bagi seorang muslim. Seperti yang telah diketahui, bulan Dzulhijjah memang penuh dengan keistimewaan, terutama di 10 hari pertamanya.
“Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah).” (HR. Sementara itu puasa Arafah bisa dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, tepatnya pada hari Senin, 19 Juli 2021. Keutamaan puasa Tarwiyah dan Arafah bisa menghapuskan dosa seorang muslim. Oleh karena itu, akan sangat merugi bila kamu tidak mengamalkannya. Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (16/7/2021) tentang keutamaan puasa Tarwiyah dan Arafah.
Salah satu ibadah yang sangat dianjurkan saat umat Islam berada di bulan Dzulhijjah adalah puasa. Keutamaan puasa Arafah ini bisa disimak antara lain dalam hadits yang diriwayatkan Abu Qatadah rahimahullah, Rasulullah bersabda:.
Artinya: Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lepas. Sabda Rasulullah: Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian kembali tanpa membawa apa-apa. Sebagai catatan, jika terjadi perbedaan dalam penentuan awal bulan Dzulhijjah antara pemerintah Arab Saudi dan Indonesia, maka umat Islam Indonesia melaksanakan puasa Arafah dan Tarwiyah sesuai dengan ketetapan pemerintah setempat.
Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri radhiyallahu 'anhu, Rasulullah bersabda: Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun.
Sementara itu, menurut Maklumat Muhammadiyah tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1443 Hijriah, puasa Tarwiyah dapat dikerjakan pada Kamis, 7 Juli 2022 dan puasa Arafah pada Jumat, 8 Juli 2022. Dalil mengenai puasa Tarwiyah dan Arafah mengacu pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Dailami.
Menurut penelusuran detikHikmah, hadits yang berkaitan dengan puasa Tarwiyah memiliki derajat lemah atau palsu. Salah satu hadits shahih tentang pelaksanaan puasa Arafah diriwayatkan oleh Qatadah RA, Rasulullah SAW bersabda,. Lebih baik daripada jihad fii sabiilillaah, kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan harta dan jiwa raganya kemudian dia tidak pernah kembali lagi (mati syahid).'". Kemudian, apabila ingin berniat pada pagi hari dapat membaca niat berikut:.
Pada 8 Dzulhijjah, kita dianjurkan untuk melakukan amal saleh termasuk puasa sunnah tarwiyah. Kita dimotivasi oleh sebuah hadits yang menyebutkan keutamaan puasa sunnah tarwiyah sebagai berikut:.
Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun,” (HR Abus Syekh Al-Ishfahani dan Ibnun Najar). Mereka menyimpulkan bahwa hadits ini tidak dapat dijadikan sandaran atau hujjah syar’iyyah.
Hadits berikut ini menunjukkan keutamaan amal saleh yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. ‘Tidak ada hari-hari di mana amal saleh lebih disukai Allah pada hari itu dari pada hari-hari ini, maksudnya sepuluh hari Dzulhijjah.’ Kemudian para sahabat bertanya, ‘Bukan pula jihad, ya Rasulullah?’ Rasul menjawab, ‘Tidak pula jihad di jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar membawa diri dan hartanya kemudian ia pulang tanpa membawa apa-apa lagi,’" (HR Bukhari).
Artinya, “(Kedelapan) puasa delapan hari sebelum hari Arafah (dianjurkan) bagi mereka yang sedang melaksanakan ibadah haji maupun mereka yang tidak melaksanakan ibadah haji,” (Syekh M Nawawi Banten, Kitab Nihayatuz Zain, [Bandung, Al-Maarif: tanpa tahun], halaman 197).
Amalan yang dikerjakan pada sepuluh hari pertama bulan ini memiliki keutamaan besar. Hal ini diterangkan Imam Al Ghazali dalam Kitab Ihya Ulumuddin dengan bersandar pada sebuah riwayat Bukhari dari Ibnu Abbas. Lebih baik daripada jihad fii sabiilillaah, kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan harta dan jiwa raganya kemudian dia tidak pernah kembali lagi (mati syahid).'". Menurut Imam Syafi'i, tanggal 10 Zulhijah adalah hari terakhir dalam hari-hari yang istimewa ini.
Artinya: "Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Zulhijah)," (HR Ahmad, dishahihkan Syaikh Ahmad Syakir). Ada juga yang mengatakan bahwa dinamakan hari Tarwiyah karena pada malam 8 Dzulhijjah Nabi Ibrahim AS bermimpi menyembelih anaknya. Di pagi harinya, Nabi Ibrahim AS berbicara dengan dirinya sendiri, apakah mimpi kosong atau wahyu dari Allah SWT. Namun, hadits yang menerangkan tentang puasa Tarwiyah ini memiliki derajat dhaif (lemah) dan maudhu' (palsu).