Kenapa Ada Puasa Ayyamul Bidh. Demikian sebagaimana yang kami pahami dalam riwayat di bawah ini:Artinya, “Sungguh, cukup bagimu berpuasa selama tiga hari dalam setiap bulan, sebab kamu akan menerima sepuluh kali lipat pada setiap kebaikan yang Kaulakukan. Menurut keterangan yang terdapat dalam kitabdijelaskan bahwa sebab dinamaiterkait dengan kisah Nabi Adam AS ketika diturunkan ke muka bumi.Riwayat Ibnu Abbas mengatakan, ketika Nabi Adam AS diturunkan ke muka bumi seluruh tubuhnya terbakar oleh matahari sehingga menjadi hitam/gosong. Lantas Nabi Adam AS pun melakukan puasa pada hari pertama, maka sepertiga anggota tubuhnya menjadi putih. Dan pada hari ketiga, sisa sepertiga anggota badannya yang lain menjadi putih.”Pendapat lain menyatakan bahwa dinamaikarena malam-malam tersebut terang benderang disinari rembulan, dan rembulan selalu menyinari bumi sejak matahari terbenam sampai terbit kembali. Karenanya, pada hari-hari itu malam dan siang seluruhnya menjadi putih (terang).Artinya, “Pendapat lain menyatakan, hari itu dinamaikarena malam-malam tersebut terang benderang oleh rembulan dan rembulan selalu menampakkan wajahnya mulai matahari tenggelam sampai terbit kembali di bumi. Karenanya malam dan siang pada saat itu menjadi putih (terang),” (Lihat Badruddin Al-‘Aini Al-Hanafi,, juz XVII, halaman 80).Demikian jawaban yang dapat kami kemukakan.
Pada bulan Syaban 1442 kali ini, jadwal puasa Ayyamul Bidh jatuh di tanggal 27, 28 dan 29 Maret 2021. Menurut kitab Umdatul Qari Syarah, nama Ayyamul Bidh diambil dari kisah turunnya Nabi Adam ke bumi.
Saat turun ke bumi, tubuh Nabi Adam terbakar matahari hingga membuatnya menjadi gosong. Lalu, melalui wahyunya Allah memberi petunjuk bagi Nabi Adam untuk berpuasa selama tiga hari.
Sunnah puasa ini telah diajarkan oleh Rasulullah SAW dan tertulis dalam haduts riwayat Imam Bukhari Berikut:. Bagi umat Islam yang ingin mengerjakan puasa sunnah Ayyamul Bidh dapat mengawalinya dengan niat berikut:. Setiap berpuasa sunnah dalam 1 hari maka kebaikan yang kita buat akan dijadikan berlipat ganda hingga 10 kali lipat.
Rasulullah SAW mengajarkan bahwa pada tanggal 13, 14, 15 setiap bulan Qamariyah (tahun hijriyah) untuk dilaksanakan puasa sunnah. Dalam buku Inilah Alasan Rasulullah SAW Menganjurkan Puasa Sunah karya H AmIrulloh Syarbini dan Hj Iis Nur'aeni Afgandi dijelaskan, hari tersebut bertepatan dengan bulan yang terang sehingga tampak putih. Artinya: "Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).".
Selain itu, puasa ayyamul bidh memiliki banyak manfaat bagi umat Islam. Artinya: "Rasulullah SAW berpesan kepadaku tiga hal yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati, yaitu berpuasa setiap tiga hari pada setiap bulannya, mengerjakan dua rakaat shalat Dhuha, serta shalat witir sebelum tidur.". Salah satunya untuk membersihkan organ pencernaan, terutama di bagian usus besar. "Efeknya pencernaan pun akan lebih lancar," kata pakar nutrisi Rachel Olsen dikutip dari detikHealth. Menurut Olsen, dengan puasa selama tiga hari berturut-turut akan memicu proses pembakaran protein yang sudah hancur. Berpuasa juga dapat mengurangi kadar lemak dalam tubuh kita.
Jadi selain mendapat pahala, puasa juga dapat bermanfaat untuk menurunkan berat badan.
Dalam salah satu hadis dikatakan, "Sungguh, cukup bagimu berpuasa selama tiga hari dalam setiap bulan, sebab kamu akan menerima sepuluh kali lipat pada setiap kebaikan yang kamu lakukan. Karena itu, maka puasa Ayyamul Bidh sama dengan berpuasa setahun penuh,” (HR Bukhari-Muslim).
Dinamai Ayyamul Bidh karena ketika Nabi Adam as diturunkan ke muka bumi, matahari membakarnya sehingga tubuhnya menjadi hitam. Lantas Nabi Adam as pun melakukan puasa pada hari pertama, maka sepertiga anggota tubuhnya menjadi putih.
Ketika beliau melakukan puasa pada hari kedua, sepertiga anggota yang lain menjadi putih. Dan pada hari ketiga, sisa sepertiga anggota badannya yang lain menjadi putih.
Sementara ada yang berpendapat bahwa dinamakan puasa Ayyamul Bidh karena pada malam-malam tersebut terang benderang oleh rembulan. Dan rembulan selalu menampakkan wajahnya mulai matahari tenggelam sampai terbit kembali di Bumi.
(Lihat Badruddin Al-‘Aini Al-Hanafi, ‘Umdatul Qari` Syarhu Shahihil Bukhari, juz XVII, hlm.
Puasa Ayyamul Bidh memiliki keterkaitan dengan Adam ketika diturunkan ke bumi. REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puasa tiga hari setiap bulan Hijriyah pada tanggal 13, 14, 15, atau dikenal Ayyamul Bidh, merupakan ibadah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
Riwayat Ibnu Abbas menyebut, ketika Nabi Adam AS diturunkan ke muka bumi, seluruh tubuhnya terbakar matahari sehingga menjadi hitam atau gosong. Tak lama, Allah SWT memberikan wahyu kepada Nabi Adam untuk berpuasa selama tiga hari di tanggal 13, 14, 15. Sebuah pendapat lain mengatakan puasa ini dinamai Ayyamul Bidh karena pada malam-malam tersebut, bulan bersinar dengan terang benderang. Bulan tampak selalu menyinari bumi sejak matahari terbenam sampai terbit kembali. Dengan kondisi itu, baik malam maupun siang kondisinya terang dan dipenuhi cahaya. Bagi umat Islam yang ingin mengerjakan puasa sunnah ini, bisa membaca niat : Nawaitu sauma ayyaamal bidh sunnatan lillaahi ta'ala.
Salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW, Abu Dzar, pernah menerima anjuran dari Rasulullah untuk melaksanakan ibadah puasa Ayyamul Bidh ini. Dalam HR Tirmidzi dan an Nasa'i, Rasulullah SAW bersabda, "Hai Abu Dzar, jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah)".
Dikutip dari NU.or.id, menurut keterangan yang terdapat dalam kitab ‘Umdatul Qari`Syarhu Shahihil Bukhari dijelaskan bahwa sebab dinamai ayyamul bidh terkait dengan kisah Nabi Adam AS ketika diturunkan ke muka bumi. Riwayat Ibnu Abbas mengatakan, ketika Nabi Adam AS diturunkan ke muka bumi seluruh tubuhnya terbakar oleh matahari sehingga menjadi hitam/gosong.
Kemudian Allah memberikan wahyu kepadanya untuk berpuasa selama tiga hari (tanggal 13, 14, 15). Sebelum melaksanakan ibadah tersebut, kamu harus memperhatikan bacaan niat puasa Ayyamul Bidh yang dilaksanakan setiap tanggal 13, 14, dan 15 bulan Hijriah.
Dalam kitab 'Umdatul Qari`Syarhu Shahihil Bukhari dijelaskan bahwa sebab dinamai Ayyamul Bidh terkait dengan kisah Nabi Adam AS ketika diturunkan ke muka bumi. Ketika Nabi Adam diturunkan ke bumi seluruh tubuhnya terbakar oleh matahari sehingga menjadi hitam.
Kemudian Allah memberikan wahyu untuk berpuasa selama tiga hari yaitu tanggal 13, 14, 15. Berikut niat puasa Ayyamul Bidh yang dilaksanakan setiap tanggal 13, 14, 15 pada bulan Hijriah.
- Seperti halnya bulan-bulan lainnya, bulan November 2021 juga memilki amalan puasa sunnah yang bisa dikerjakan umat muslim. Kalender hijriah atau sistem penanggalan Islam ini dibuat berdasarkan revolusi bulan terhadap bumi dan matahari.
Melalui konversi sistem penanggalan masehi menjadi hijriah, detikers bisa mengetahui waktu-waktu puasa sunnah yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Berikut jadwal lengkap puasa sunnah yang bisa dikerjakan oleh umat muslim di bulan November 2021.
Pembeda untuk kedua puasa sunnah ini dengan yang lain hanya teletak pada bacaan niatnya. Berikut ini bunyi bacaan niat puasa sunnah Senin Kamis disertai dengan latin dan terjemahannya.
Salah satunya menjadi hari perhitungan amalan manusia, seperti dikutip dari buku Puasa Senin-Kamis Bikin Hidup Lebih Mudah karya Imas Kurniasih. Artinya: "Saya niat berpuasa besok pada Ayyamul Bidh sunnah karena Allah Ta'ala.". Jadi, jangan sampai terlewat puasa sunnah di bulan November 2021 ini ya, detikers!
DESKJABAR – Pada 11 bulan tahun Hijriah di luar Ramadhan, ada masa ibadah puasa sunah Ayyamul Bidh, yang dilaksanakan setiap tanggal 13,14, dan 15. Namun sering ada pertanyaan, apakah boleh puasa Ayyamul Bidh diganti pada hari lain ?
Disebutkan, berdasarkan pernyataan Abu Dzar Al-Ghifari, salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW, terkait puasa Ayyamul Bidh. “Rasulullah memerintahkan kepada kami, untuk berpuasa pada hari-hari putih selama tiga hari setiap bulan, yaitu tanggal 13,14, dan 15.
Hitung-hitungannya, disebutkan, ada hadits Nabi yang berbunyi, “Setiap amal sholeh, dilipatgandakan sepuluh kali lipat.”.