Jadwal Puasa Ramadhan 2021 Nu Online. Sebab bisa jadi Nabi saw baru diberi tahu keutamaan Muharram yang melebihi Sya’ban di masa-masa akhir hidupnya, atau bisa jadi Nabi saw sudah mengetahuinya namun tidak sempat memperbanyak puasa di bulan Muharram karena berbagai halangan, seperti sakit bepergian, dan semisalnya (Yahya bin Syaraf an-Nawawi, al-Minhâj Syarhun Shahîh Muslim bin al-Hajjâj, [Bairut, Dârul Ihyâ-it Turâtsil ‘Arabi, 1392 H], cetakan kedua, juz VIII, h. 55). (An-Nawawi, al-Minhâj Syarhu Shahîh, juz VIII, h. 55; Ibnu Hajar al-Haitami, al-Fatâwal Kubrâl Fiqhiyyah, [Dârul Fikr], juz II, h. 54; Muhammad bin Umar Nawawi al-Jawi, Nihâyatuz Zain fî Irsyâdil Mubtadi’în, [Bairut, Dârul Kutubil ‘Ilmiyyah, cetakan pertama: 1422 H/2002 M], h. 192; dan Abdullah Abdirrahman Bafadhal al-Hadlrami, al-Muqaddimatul Hadlramiyyah, [Damaskus, ad-Dârul Muttahidah: 1413 H], h. 139). Pertama, menjadi puasa yang paling utama, sebagaimana hadits riwayat Imam Muslim dalam awal tulisan. Artinya, “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw bersabda: ‘Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa’.” (HR at-Thabarani dalam al-Mu’jamus Shaghîr. Keempat, khusus puasa hari Asyura pada tanggal 10 Muharram, maka akan menjadi pelebur dosa setahun yang telah lewat. Ketiga, melaksanakan puasa dengan menahan diri dari segala hal yang membatalkan, seperti makan, minum dan semisalnya.
Keempat, lebih menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan pahala puasa seperti berkata kotor, menggunjing orang, dan segala perbuatan dosa.
Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) menerbitkan jadwal imsakiyah Ramadhan 1442 H untuk markaz Jakarta. Sebelumnya, PBNU juga menerbitkan panduan Ramadhan dan Idul Fitri 1442 H. Panduan ini berisi instruksi untuk seluruh pengurus NU, badan otonom, dan lembaga di semua tingkatan, serta Nahdliyin yang berada di daerah-daerah dengan status pandemi Covid-19 zona kuning dan hijau. PBNU menginstruksikan agar senantiasa meningkatkan amaliah keagamaan seraya berupaya taqarrub (mendekat) kepada Allah, memakmurkan masjid dan mushala dengan melaksanakan shalat fardhu berjamaah.
Nahdliyin diinstruksikan pula untuk shalawat tarawih bersama, tadarus Al-Quran, i’tikaf (berdiam diri di masjid) dan memperbanyak amalan sunnah lainnya. “Berbagai kegiatan yang dilakukan selama bulan Ramadhan itu, mesti dilakukan dengan tetap mematuhi protokol pencegahan penyebaran Covid-19 yang telah ditetapkan oleh pemerintah,” demikian bunyi panduan Ramadhan yang ditandatangni oleh Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, dan Sekretaris Jenderal PBNU H Ahmad Helmy Faishal Zaini dan dikeluarkan pada Senin (12/4). PBNU juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan dalam rangka melakukan pembinaan terhadap umat. Tujuannya untuk memperkuat kebersamaan dan menjalin silaturahim dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Akses dengan mudah fitur Al-Qur'an, Yasin & Tahlil, Jadwal Shalat, Kompas Kiblat, Wirid, Ziarah, Ensiklopedia NU, Maulid, Khutbah, Doa, dan lain-lain.
Kalau misalnya di sore harinya tidak ada yang melihat hilal, kemungkinan bisa istikmal atau menyempurnakan bilangan bulan Syaban menjadi 30 hari. Terkait data hilal penentuan awal Ramadhan tahun ini, menurut dia, ijtimak/konjungsi akan terjadi pada 12 April 2021 dari pukul 09.32 WIB sampai waktu Maghrib atau sekitar delapan jam.
Tapi tidak jauh dari tahun kemarin (38 titik), dan karena masih suasana Covid-19 kita tetap laksanakan dengan pembatasan peserta,” ucap Kiai Sirril. Untuk menentukan awal Ramadhan tahun ini, menurut dia, LF-PBNU juga akan bekerjasama dengan lembaga-lembaga lainnya, seperti Kementerian Agama maupun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Sementara itu, pemerintah sendiri melalui Kementerian Agama (Kemenag) juga akan menggelar Sidang isbat (penetapan) awal Ramadan 1442 Hijriyah pada 12 April 2021 secara daring dan luring. Hal ini ditegaskan oleh Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin saat memimpin rapat persiapan Sidang Isbat Awal Ramadan 1442 H di Gedung Kemenag Thamrin, Jakarta.
Karena masih pandemi, sidang akan kembali digelar secara daring dan luring dengan menerapkan protokol kesehatan," tegas Kamaruddin Amin di Jakarta, Kamis (1/4) kemarin.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Lembaga Falakiyah PBNU mengikhbarkan awal Ramadhan 1442 H jatuh pada esok, Selasa, 13 April 2021. Ikhbar tersebut didasarkan atas hasil rukyatul hilal pada Senin (12/4) petang di sejumlah tempat.
"Atas dasar rukyatul hilal tersebut dan sesuai pendapat al-aimmatil arba'ah atau madzahibil arba’ah (empat mazhab), dengan ini, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mengikhbarkan, memberitahukan bahwa awal bulan Ramadhan 1442 Hijriyah jatuh pada hari Selasa tanggal 12 April tahun 2021 Masehi," kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, pada Senin (12/4). Ketua LF PBNU KH Sirril Wafa menyampaikan bahwa ada lima titik yang berhasil melihat hilal dari 49 titik yang terkoordinasikan LF PBNU di seluruh Indonesia.
Hasil perhitungan astronomis (hisab) Lembaga Falakiyah (LF) PBNU menunjukkan bahwa ketinggian hilal pada markaz Jakarta sudah mencapai 3 derajat 37 menit 01 detik dengan durasi kemunculannya mencapai 17 menit 11 detik, sedangkan ijtimak atau konjungsi terjadi pada Senin, 12 April 2021 pukul 09:29:29 WIB. Artinya, tinggi hilal sudah memenuhi kriteria imkanur rukyah, kemungkinan hilal terlihat, yakni sebesar 2 derajat. Hanya ada tiga provinsi yang tinggi hilalnya di bawah tiga derajat dan di atas 2 derajat, yakni Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat. Kiai Said juga menyampaikan ucapan selamat menunaikan ibadah puasa kepada segenap kaum Muslimin di mana pun berada.
"Kepada seluruh warga Nahdlatul Ulama dan umat Islam pada umumnya kami sampaikan selamat menunaikan ibadah puasa ramadhan 1442 Hijriah dengan penuh keimanan dan keyakinan," ujarnya.
Peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad Shalallah Alaihi Wasallam untuk menerima perintah shalat lima waktu diyakini terjadi pada 27 Rajab ini. Artinya: Istidlal yang dilakukan Sa’id Ibnu Jubair menunjukkan tidak ada larangan dan kesunahan khusus puasa di bulan Rajab.
Di sisi lain, pelarangan terhadap puasa Rajab juga telah menjadi kabar yang simpang siur sejak dahulu, sebagaimana diriwayatkan Imam Muslim berikut:. Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yahya ibn Yahya; telah mengabarkan kepada kami Khalid ibn 'Abdullah dari Abdul Malik, dari Abdullah -budak- dari Asma' bint Abu Bakr dan dia juga adalah paman anaknya 'Atha, dia berkata: Asma' binti Abi Bakr pernah menyuruh saya untuk menemui Abdullah ibn Umar agar menyampaikan pesannya yang berbunyi: Telah sampai kepada saya bahwasanya, engkau telah mengharamkan tiga hal; pakaian yang terbuat dari campuran sutera, pelana sutera yang berwarna merah tua, dan berpuasa di bulan Rajab seluruhnya. Tentu tradisi puasa Ibn Umar ini sesuai dengan anjuran Rasulullah agar kaum muslimin berpuasa pada bulan-bulan haram. Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulum al-Din menyatakan bahwa kesunahan berpuasa menjadi lebih kuat jika dilaksanakan pada hari-hari utama (al-ayyam al-fadlilah). Terkait siklus bulanan ini al-Ghazali menyatakan bahwa Rajab terkategori al-asyhur al-fadlilah di samping Dzulhijjah, Muharram dan Sya’ban. Disebutkan dalam Kifayah al-Akhyar, bahwa bulan yang paling utama untuk berpuasa setelah Ramadlan adalah bulan-bulan haram yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Rajab dan Muharram.
Ustadz Yusuf Suharto adalah Tim Narasumber Pengurus Wilayah (PW) Aswaja NU Center Jawa Timur dan Pengajar di Ma'had Aly Pesantren Mambaul Ma'arif, Denanyar, Jombang.
Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Banjit, Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung membagikan puluhan jadwal puasa ke masjid-masjid di seluruh kampung. Hal ini sebagai upaya kepedulian pelajar NU kepada masyarakat agar dapat menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan dengan baik dan khusyuk. "Kita berharap, meski di tengah situasi pandemi seperti ini, tidak mengurangi semangat dan kekhusyukan dalam beribadah. Lebih lanjut, mahasiswa semester enam program studi Hukum Ekonomi Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Ma'arif Way Kanan itu mengatakan, selain sebagai sarana informasi, hal itu juga dilakukan sebagai upaya mensyiarkan IPNU dan IPPNU kepada masyarakat, terlebih di kalangan pemuda dan pelajar.
"Alhamdulillah, mohon doa agar kita sebagai pelajar dapat istiqamah dalam menebar virus kebaikan. Semoga Ramadhan tahun ini mampu kita laksanakan lebih baik dari sebelumnya," demikian Ani berharap.
PR CIREBON — Beberapa hari lagi umat Muslim akan memasuki bulan suci untuk menunaikan ibadah Rukun Islam keempat. Walaupun, kepastian ihwal kapan hari pertama jadwal puasa Ramadhan 2021, kepastiannya akan diketahui setelah Pemerintah melakukan sidang isbat untuk penentuannya. Baca Juga: Ramalan Zodiak, Jumat 9 April 2021: Aquarius Ada Ruang untuk Tetap Optimis, Pisces Lakukan Hal yang Tak Biasa. Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman resmi Kemenag RI, sidang isbat penetapan jadwal puasa Ramadhan 2021 atau 1442 H akan digelar pada Senin 12 April 2021 mendatang. Sebelumnya, Direktur Urusan Agama Islam dan Bimbingan Syariah, Agus Salim menyampaikan, sidang isbat yang dilaksanakan pada 29 Syakban pekan depan tersebut akan dibagi menjadi tiga tahap.
Sementara, Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF-PBNU) memprediksi awal Ramadhan 1442 Hijriyah bertepatan pada Selasa, 13 April 2021. Kalau misalnya di sore harinya tidak ada yang melihat hilal, kemungkinan bisa istikmal atau menyempurnakan bilangan bulan Syaban menjadi 30 hari.
Ini (Ramadhan) bisa jadi hari Rabu (jika hilal tidak terlihat),” ujar Kiai Sirril saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (2/4). Terkait data hilal penentuan awal Ramadhan tahun ini, menurut dia, ijtimak/konjungsi akan terjadi pada 12 April 2021 dari pukul 09.32 WIB sampai waktu Maghrib atau sekitar delapan jam. Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin memperkirakan, awal Ramadhan 1442 Hijriyah akan seragam, yaitu jatuh pada Selasa, 13 April 2021.