Hukum Puasa Tidak Mandi Wajib Setelah Berhubungan. Ada kalanya ihtilam tidak disertai mimpi terlebih dahulu, tiba-tiba mendapati pakaian sudah basah oleh sperma. Pada perempuan dan laki-laki yang mengalami mimpi basah saat puasa di tengah siang hari, menurut madzhab Syafi'i, atau pagi-pagi ia junub, puasanya sah, meskipun tidak mandi wajib, seperti ditulis dalam Fikih Ibadah Madzhab Syafi'i oleh Syaikh Dr. Alauddin Za'tari. Ini juga berlaku pada perempuan, sebagaimana yang ditetapkan dalam hadits riwayat Muslim, ketika Ummu Salamah bertanya kepada Rasulullah SAW, "Apakah seorang wanita wajib mandi jika ia mengalami mimpi basah?".
Ketetapan perihal mandi wajib ini terdapat dalam hadits riwayat Ahmad, At-Turmudzi, Ibn Majah, dan Abu Dawud, dari Aisyah RA berkata,. Lalu Ummu Salim berkata, "Wanita melihat hal itu (sesuatu yang basah), apakah dia juga wajib mandi jinabat?".
Ilustrasi - Apakah sah humkumnya puasa bagi orang yang melaksanakan mandi junub masuk waktu imsak di bulan Ramadhan. TRIBUNNEWS.COM - Bagaimana hukumnya, orang yang melakukan mandi junub saat sudah masuk waktu imsak, bahkan subuh?
Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Jawa Tengah, Wahid Ahmadi, menyampaikan terkait hukum menjalankan mandi junub setelah imsak. Jadi puasa dalam keadaan dia junub itu enggak ada masalah, boleh-boleh saja," ujarnya, dikutip dari YouTube Tribunnews.com, Selasa (21/4/2020).
Wahid Ahmadi menambahkan, orang yang sudah sahur lalu melakukan hubungan badan atau jimak, dia diperbolehkan mandi junub setelah waktu Subuh.
Lantas, bagaimana jika kita tertidur hingga pagi dan tidak sempat untuk melakukan mandi junub (besar) saat bulan Ramadan? Baca Juga: Cara Mengobati Asam Lambung di Rumah dengan Ramuan Herbal. Dikutip NU Online, untuk menjawab hal ini, kita bisa melihat hadits riwayat Bukhari dan Muslim, yang menceritakan pengalaman Rasulullah SAW, di mana beliau berpuasa dalam kondisi junub. Artinya, “Dari Aisyah RA dan Ummu Salamah RA, Nabi Muhammad SAW pernah berpagi hari dalam kondisi junub karena jimak, kemudian beliau mandi, dan terus berpuasa,” (HR Muttafaq Alaih). Sedangkan, Imam Muslim dalam riwayat dari Ummu Salamah RA menyebutkan, “Rasulullah SAW tidak mengqadha.”. Dalam hal ini, Syekh Hasan Sulaiman An-Nuri dan Syekh Alawi Abbas Al-Maliki menerangkan dalam Kitab Ibanatul Ahkam, bahwa redaksi “Rasulullah SAW tidak mengqadha” mengisyaratkan bahwa puasa yang dijalani oleh Rasulullah SAW di hari tersebut tidaklah berkekurangan sesuatu apapun.
Maka, dari hadits ini dapat disimpulkan bahwa orang yang berhadats besar boleh menunda mandi junub hingga pagi hari dan puasanya tetap sah diteruskan hingga waktu Maghrib tiba.
Sifatnya wajib bagi seorang muslim ketika ingin beribadah seperti puasa Ramadhan. Anjuran mensucikan diri dari hadas besar seperti selesai berhubungan intim, haid, dan nifas tertuang dalam firman Allah SWT di Alquran:. Mengutip buku Kupas Tuntas Puasa yang ditulis A.K Mustafit, jawabannya boleh alias sah-sah saja puasanya.
Asal mandi wajib segera dikerjakan dan melakukan salat subuh setelahnya. Berikut hadis yang membahas tentang puasa sebelum mandi wajib:. "Sesungguhnya Nabi SAW memasuki waktu subuh dalam keadaan junub karena habis bersetubuh dengan istrinya.
Melakukan hubungan suami istri di malam hari saat bulan. memang diperbolehkan. Yang banyak dipertanyakan adalah apakah puasa orang yang belum mandi wajib hingga melewati batas imsyak hukumnya sah?
Berhubungan intim menjadi salah satu aktivitas penting yang dilakukan pasangan suami istri. Hubungan ranjang memiliki banyak mafaat, selain dapat meningkatkan keintiman diantar pasangan, berhubungan seksual juga baik bagi kesehatan. Bagaimana jika pasangan suami-istri yang melakukan hubungan intim pada malam hari masih dalam kondisi belum mandi junub hingga azan subuh berkumandang? Tetapi sebaiknya orang yang junub segera melakukan mandi wajib agar dapat menjalani ibadah puasa seharian dalam keadaan suci dari hadas besar. freepik.com/valuavitaly Ketika ada kondisi di mana orang dalam keadaan junub bangun tidur dan haru memilih antara mandi wajib atau sahur, lantas apa yang harus dilakukan? Dari apa yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa mandi wajib tidak harus dilakukan sebelum subuh.
Untuk Bunda, mandi wajib dilakukan setelah berhubungan seks, sehabis nifas, dan berhentinya haid. Mandi wajib di bulan Ramadhan pun sangat dianjurkan untuk menyempurnakan ibadah agar bebas dari hadas besar. Untuk itu, penting melakukan mandi wajib khususnya pada bulan Ramadhan, di mana banyak umat Muslim yang berlomba-lomba mendapatkan pahala.
Tak ada salahnya menjalani mandi wajib di bulan Ramadhan agar tubuh selalu terbebas dari hadas besar. Apabila kamu hendak melaksanakan salat maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku.
Hanya saja, Bunda perlu membaca niat dan mengikuti tata cara mandi wajib di bulan Ramadhan ini. Ada beberapa tata cara mandi wajib di bulan Ramadhan yang perlu dipahami agar pelaksanaannya baik dan benar.
Dalam buku ‘Fiqh Ibadah' oleh Zaenal Abidin, berikut tata cara mandi wajib di bulan Ramadhan yang tepat. Sebelum melakukan mandi wajib di bulan Ramadhan, Bunda perlu membaca niat dan doa terlebih dahulu.