Hukum Puasa Kelahiran Menurut Islam. Dalam kajiannya soal dakwah puasa weton, UAH langsung mengutip salah satu riwayat yang mengatakan, Nabi Muhammad SAW memiliki kebiasaan yakni berpuasa selama 3 hari di setiap bulan. UAH menjelaskan lebih rinci bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki kebiasaan khusus dan umum yang kemudian diikuti oleh para sahabat. Baca Juga: 4 Adab Bangun Tidur Sesuai Sunnah Nabi Muhammad SAW, Begini Penjelasan Lengkap UAH. Sampai sahabat nanya, 'Ya Rasulullah kenapa engkau puasa pada hari senin? kata nabi 'ini hari saya dilahirkan'," ujar UAH dikutip Jurnal Medan dari kanal YouTube Audio Dakawah, Selasa, 5 Oktober 2021. Tak sampai disitu, UAH juga memaparkan alasan Nabi Muhammad SAW selalu berpuasa di setiap hari lahirnya yakni Senin.
UAH pun memaparkan 2 keistimewaan bagi orang-orang, khususnya umat muslim yang melakukan puasa di hari lahirnya. Baca Juga: Kisah Lucu Sahabat Nabi Muhammad SAW Yang Tidak Bisa Berhitung.
Hal ini juga dapat menjadi salah satu acuan apakah ibadah yang dilakukan oleh Rasulullah merupakan syariat yang dianjurkan untuk Anda lakukan atau tidak. Oleh karena itu, Rasulullah mengajarkan kepada untuk tidak hanya mengikuti sunah yang beliau ajarkan tetapi juga mengikuti praktek ibadah dari para sahabat.
Berpuasa untuk ulang tahun diri sendiri kerap dilakukan sejumlah orang. Direktur Aswaja Center Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Ma’ruf Khozin, menjelaskan puasa weton, puasa di hari kelahiran, sejauh ini belum banyak ditemukan dalam kitab-kitab fiqih yang menyatakan sunnah.
“Kalau pun melakukan puasa weton ini tidak boleh diniatkan "nawaitu shauma weton", sebab dalam syariah kita belum ditemukan ijtihad semacam itu,” ujar dia. Yang dimaksud adalah berpuasa sunah karena mencari pahala dari Allah.” (Tuhfat Al-Ahwadzi 4/295). “Hendaknya sebelum melakukan shalat Istisqa' (minta hujan), pemimpin atau yang berwenang lainnya memerintahkan mereka untuk puasa tiga hari terlebih dahulu secara terus menerus bersamaan hari akan dilaksanakannya shalat Istisqa. Sebab puasa dapat menolong pada riyadlah (olah batin) dan khusyuk.
Disebutkan dalam hadis sahih: “Ada tiga yang dikabulkan doanya, orang puasa hingga berbuka, pemimpin adil dan orang yang dianiaya” [HR Tirmidz, Ibnu Majah dan lain lain]. “... Akan tetapi hari-hari yang ada kejadian dari nikmat Allah kepada hambanya, jika dilakukan puasa oleh sebagian orang sebagai bentuk syukur tanpa menjadikan sebagai perayaan, maka bagus.
Dan dengan sabda Nabi saat ditanya tentang puasa hari Senin, maka beliau menjawab: “Itu adalah hari dimana aku dilahirkan dan diberikan wahyu kepadaku” (Ibnu Rajab, Fath Al-Bari 1/88).
Baca Juga: Pemain Utama Ikatan Cinta Tengah Berduka, Netizen Minta Amanda Manopo dan Arya Saloka Diliburkan. Kata ustadz Hidayat lagi, Nabi Muhammad memiliki kebiasaan khusus dan umum yang kemudian diikuti oleh para sahabat.
Baca Juga: Tuliskan Pertanyaan Itu pada Kartu Tanya Jawab! "Sampai sahabat nanya,'Ya Rasulullah kenapa engkau puasa pada hari senin? kata nabi 'ini hari saya dilahirkan'" ujar ustadz Adi Hidayat lagi.
Dalam hal ini terdapat hadis yang berbunyi: لايصومنّ أحدكم يوم الجمعة إلا أن يصوم قبله أو بعده : janganlah kalian berpuasa pada hari Jum’at kecuali berpuasa sebelum atau sesudahnya (HR Al-Bukhari). tentang larangan berpuasa hanya pada hari jum’at di atas, diterapkan Nabi saw. bertanya lagi: “apakah kamu hendak berpuasa pada esok hari?”, ia mengatakan: tidak. untuk berbuka di saat berpuasa hanya pada hari jum’at menunjukkan adanya larangan berpuasa hanya pada hari jum’at, sebagaimana penetapan topik hadis oleh Imam Muslim di atas. Dalam kitab Subul al-Salam, ketika menjelaskan hadis riwayat Abu Hurairah tentang larangan mengkhususkan berpuasa pada hari jum’at, Imam al-Shan’ani menjelaskan pandangan jumhur ulama, bahwa larangan berpuasa hanya pada hari jum’at itu bersifat makruh tanzih, sebagaimana hadis Ibn Mas’ud, bahwa “Rasul Allah saw.
Sebagai bagian dari kepercayaan Jawa Kuno, mereka meyakini khasiat puasa weton yang dapat membuat kesehatan tubuh tetap terjaga. Orang-orang Jawa Kuno meyakini bahwa manfaat puasa kelahiran ini mampu mendekatkan hubungan pribadi seseorang dengan roh para leluhur. Ini bertujuan untuk memperkuat sukma, selalu peka terhadap isyarat Tuhan, serta dimudahkan dalam menjalani kehidupan. Bagi ajaran Kejawen, hal tersebut juga sekaligus dapat meningkatkan kepekaan seseorang agar lebih kuat kepada makhluk-makhluk yang ada di muka bumi. Mereka yakin puasa kelahiran mampu mempercepat terkabulnya keinginan atau hajat yang dinginkan oleh seseorang di dalam hidupnya. Ini karena saat berpuasa, organ-organ yang ada di dalam tubuh, terutama pada bagian pencernaan, akan mendapatkan waktu sejenak untuk berhenti beraktifitas.
Namun, selain itu, ada juga beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan puasa kelahiran ini, termasuk bagaimana bacaan niatnya. Dalam ajaran Jawa Kuno telah diatur seperti apa cara-cara yang baik untuk bisa melakukan puasa weton ini. “Ingsun pasang apit kelahiran kelawan tulung dina telung bengi tanpo ti pati mangan lan ngumbe yen durung kasedya apa sing dadi kasedyaku.”.
Kita sering mendengar ada orang berpuasa pada hari kelahira atau puas weton. BACA JUGA : Yuk Puasa Senin Kami, Inilah Niat dan Tata Caranya.
Tidak ada dalil yang memerintahkan atau menganjurkan puasa hari kelahiran. Adapun puasa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari Senin, BUKAN karena hari Senin adalah hari kelahiran beliau.
Akan tetapi, beliau berpuasa pada hari Senin karena di hari itulah amal setiap hamba dilaporkan kepada Allah, dan beliau ingin agar ketika amal beliau dilaporkan, beliau dalam keadaan berpuasa. Hanya saja, hari Senin ini bertepatan dengan hari kelahiran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dalilnya, dari Usamah bin Zaid, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang alasan beliau sering berpuasa di hari Senin dan Kamis. Beliau menjawab, “Sesungguhnya, amal setiap hamba dilaporkan pada setiap Senin dan Kamis ….” (HR.
Abu Daud; dinilai sahih oleh Al-Albani). Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits, dari Dewan Pembina Konsultasi Syariah.
Selain memenuhi segala kewajiban sebagai umat Islam, menjalankan sunnah rasul juga sangat dianjurkan. Seperti pada suatu perbuatan yang belum diketahui apakah itu termasuk sunnah rasul atau bukan.
Sebagian orang ada yang mengamalkan puasa hari kelahiran ini setiap bulannya. bersabda, “Apabila kamu shaum tiga hari dalam sebulan, shaumlah pada tanggal 13,14,15,” (H.R.
Jadi, jangan mengerjakan sesuatu yang tidak ada dalilnya dalam Al-Qur’an maupun hadist.