Hukum Puasa Bagi Orang Non Muslim Adalah. Termasuk di dalamnya kelompok muslim berhubungan dengan non muslim, baik dalam urusan bisnis, keluarga, hubungan kerja, ketetanggaan, dan lain-lain. Dalam konteks ini, muamalah Rasulullah SAW yang tidak berhubungan dengan urusan agama (ritual).
Salah satu contoh adalah ketika Nabi SAW masih berjuang pada awal dakwah di Mekkah, orang-orang kafir Quraisy yang memusuhinya justru banyak yang menitipkan harta mereka di tangan Rasulullah SAW karena dianggap orang yang jujur dan amanah (al-Amin) sejak kecil. Dan masih banyak lagi bagaimana contoh muamalah Rasulullah SAW secara ekonomi dengan pihak non muslim, yang tidak terkait dengan urusan agama.
Disamping keutamaan-keutamaan puasa, dalam bulan Ramadhan Allah SWT juga menjanjikan pahala yang berlipat untuk ibadah atau perbuatan baik lainnya. Ketentuan-ketentuan Allah SWT mengenai puasa Ramadhan yang demikian sempurna mengisyaratkan kemuliaan dan pentingnya puasa bagi orang yang beriman, yaitu agar kita menjadi orang yang bertaqwa. Dengan demikian puasa Ramadhan memiliki makna ketaatan mahluk pada Penciptanya karena dengan berbagai persyaratan yang ditentukan dengan ikhlas kita tetap melaksanakannya dan sekaligus menjadi media untuk meningkatkan kualitas diri, yaitu dengan shaum dari perbuatan yang tidak baik, tetapi memperbanyak perbuatan baik.
Bulan berkah yang bisa membuat manusia kembali fitrah dengan berpuasa sehari penuh dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
Direktur Rumah Fikih Indonesia (RFI) Ustaz Ahmad Sarwat menjelaskan, tidak ada ketentuan yang baku terkait pembagian daging kurban. "Pembagian jatah daging hewan kurban boleh dimakan oleh yang berkurban (mudhoha) dan keluarganya, atau disedekahkan, atau dihadiahkan," kata Ustaz Ahmad melalui pesan elektronik kepada Republika.co.id, Rabu (24/7).
Tidak hanya orang miskin, lanjut Ustaz Ahmad, malahan orang non-Muslim pun boleh mengonsumsi bagian daging kurban.
Sejumlah pengguna media sosial berpartisipasi dalam gerakan #Christians4Ramadan, sebagai bentuk solidaritas umat Kristiani untuk warga Muslim di bulan puasa. Shoulder-to-Shoulder, sebuah organisasi antar agama yang mendedikasikan kampanyenya untuk mengakhiri sentimen anti-Muslim di AS, mengatakan banyak umat Kristiani kini mengikuti gerakan #Christians4Ramadan.
Dalam gerakan itu, sejumlah warga Muslim di dunia ikut melakukan puasa selama 40 hari yang biasa dilakukan oleh umat Kristiani menjelang Paskah. Kepada BBC Trending, sang inisiator Bassel Riche dari kelompok "Eid Pray Love" mengatakan #Muslim4Lent dilakukan untuk memicu dialog antaragama, terutama setelah banyaknya protes melawan ekstremisme. Di Inggris, dalam tiga tahun terakhir ini, para mahasiswa membentuk proyek yang dinamakan Tenda Ramadan dengan mengundang non-Muslim untuk mengangkat solidaritas antaragama.
"Sebenarnya pertanyaan ini mudah sekali dijawab, karena seluruh ulama sudah ber-ijma bahwa hubungan dasar Muslim dengan non-Muslim adalah hubungan pertemanan, damai, dan hidup berdampingan," kata Ustadz Sarwat dalam bukunya. Hasil ijma tersebut hubungan dasar Muslim dengan non-Muslim adalah hubungan pertemanan, damai dan hidup berdampingan. Sejak diangkat menjadi utusan Allah SWT secara resmi, Nabi Muhammad SAW tidak pernah berada di lingkunan yang steril dari orang kafir. Abu Thalib adalah paman Nabi, bahkan tahun kematiannya diresmikan menjadi tahun duka cita.
Padahal Abu Thalib tidak pernah mengucapkan syahadat. Kemudian, Abu Sufyan bin Al-Harb sebelum akhirnya masuk Islam, ternyata sepanjang 21 tahun dakwah kenabian selalu berada pada posisi sebagai orang kafir yang memerangi.
Jawabannya adalah mari kita lihat apa yang dilakukan Nabi Muhammad pada tiga orang non-Muslim dari generasinya. Namun, hanya satu orang yang menjawab panggilannya, yakni seorang kafir Quraisy bernama Mut'im ibn 'Adi.
Nabi kemudian berjalan ke Makkah, diapit dari semua sisi oleh Muth'im dan putra-putranya, semuanya membawa senjata. Di tahun ketiga setelah Hijrah, kaum Muslim mendapat kabar bahwa pasukan besar Quraisy akan datang menyerang.
Kaum Muslim pun pergi ke gunung Uhud untuk menunggu kedatangan musuh mereka. Tapi tidak satupun dari mereka yang mau menepati perjanjian itu, kecuali satu orang yakni Mukhayriq.
Mukhayriq menurut versi ibn Is'haq, pada awalnya mendesak orang-orang dari sukunya untuk membantu Nabi dan mengingatkan mereka tentang perjanjian. Sayangnya tidak satu pun orang Yahudi kecuali dirinya yang menepati perjanjian itu.
Nabi (saw) berkata tentang dia: "Mukhairiq adalah yang terbaik dari orang Yahudi.". Selama ini, Nabi memberikan izin kepada sebagian umat Islam untuk mengungsi dari Mekkah.
Ketika Najashi meninggal, Nabi Muhammad dan para sahabatnya berdoa untuk dimakamkan (in absentia) atas dia. Setelah mengetahui cerita Nabi dengan tiga orang non-muslim ini, maka jawaban ketika ditanya mengenai sikap kepada non muslim.