Hikmah Puasa Menurut Ulama Salaf. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan puasa sebagai salah satu obat mujarab bagi orang yang memiliki keinginan untuk menikah namun belum kesampaian. “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga saja.”[6].

[9] Sedangkan rofats adalah istilah untuk setiap hal yang diinginkan laki-laki pada wanita[10] atau dapat pula bermakna kata-kata kotor. Para ulama seringkali mengatakan, “Sejelek-jelek kaum adalah yang mengenal Allah (rajin ibadah, -pen) hanya pada bulan Ramadhan saja.”.

Oleh karena itu, para salaf sangatlah merindukan bertemu dengan bulan Ramadhan agar memperoleh hikmah-hikmah yang ada di dalamnya. Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Orang yang gemar berbuat riya’ akan diberi balasan kebaikan mereka di dunia. Sedangkan nikmat kesehatan, itu hanyalah hikmah ikutan saja dari melakukan puasa, dan bukan tujuan utama yang dicari-cari. Jika seseorang berniat ikhlas dalam puasanya, niscaya nikmat dunia akan datang dengan sendirinya tanpa dia cari-cari.

Hikmah di Balik Puasa Ramadhan

Hikmah Puasa Menurut Ulama Salaf. Hikmah di Balik Puasa Ramadhan

Kita sudah mengetahui bersama bahwa puasa Ramadhan itu diwajibkan bagi setiap muslim, yang baligh, berakal, dalam kondisi sehat, bermukim, serta suci dari haidh dan nifas. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan puasa sebagai salah satu obat mujarab bagi orang yang memiliki keinginan untuk menikah namun belum kesampaian. “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga saja.” [5].

[8] Sedangkan rofats adalah istilah untuk setiap hal yang diinginkan laki-laki pada wanita[9] atau dapat pula bermakna kata-kata kotor. Perhatikanlah pula petuah yang sangat bagus dari Ibnu Rajab Al Hambali berikut, “Ketahuilah bahwa amalan taqorub (mendekatkan diri) pada Allah Ta’ala dengan meninggalkan berbagai syahwat (yang sebenarnya boleh dilakukan ketika tidak berpuasa seperti makan atau berhubungan badan dengan istri, -pen) tidak akan sempurna hingga seseorang mendekatkan diri pada Allah dengan meninggalkan perkara yang Dia larang yaitu dusta, perbuatan zholim, permusuhan di antara manusia dalam masalah darah, harta dan kehormatan.”. Hendaknya ketika berpuasa, setiap orang berusaha pula menahan anggota badan lainnya dari berbuat maksiat dan hal-hal yang sia-sia. Orang yang dulu malas-malasan shalat 5 waktu, seharusnya menjadi sadar dan rutin mengerjakannya di luar bulan Ramadhan. Oleh karena itu, para salaf sangatlah merindukan bertemu dengan bulan Ramadhan agar memperoleh hikmah-hikmah yang ada di dalamnya. Sedangkan nikmat kesehatan, itu hanyalah hikmah ikutan saja dari melakukan puasa, dan bukan tujuan utama yang dicari-cari.

Jika seseorang berniat ikhlas dalam puasanya, niscaya nikmat dunia akan datang dengan sendirinya tanpa dia cari-cari.

Puasa Rajab, Sunnah atau Bid'ah?

Hikmah Puasa Menurut Ulama Salaf. Puasa Rajab, Sunnah atau Bid'ah?

REPUBLIKA.CO.ID, Rajab termasuk bulan-bulan yang dihormati, sehingga banyak Muslimyang mengerjakan amalan, seperti berpuasa sunnah. Namun, para ulama berbeda pendapat terkait amalan puasa sunnah di bulan Rajab ini.

Ustaz Sarwat menjelaskan, ada beberapa fatwa dari para ulama khalaf (kontemporer) yang mengatakan bahwa puasa di bulan Rajab hukumnya bid'ah. Misalnya, Syeikh Abdul Aziz ketika ditanya terkait dengan berpuasa pada tanggal 8 dan 27 Rajab menjawab di dalam kitabnya Fatawa Nurun 'ala Ad-Darbi sebagai berikut :. Namun, sebagian besar ulama (jumhur) di luar mazhab Al-Hanabilah umumnya justru menghukumi sunnah berpuasa pada bulan Rajab. Menurut Ustaz Sarwat, manhaj salaf yang asli dari umat ini jelas sekali, yaitu hadis dhaif masih bisa dijadikan sumber rujukan, khususnya untuk fadhailul-a'mal (keutamaan).

Berdasarkan perbedaan pendapat tentang puasa sunnah di bulan Rajab tersebut, Ustaz Sarwat menyimpulkan bahwa puasa sunnah di Bulan Rajab ini memang termasuk masalah khilafiyah di tengah para ulama menjadi tiga pendapat yang berbeda.“Ada kalangan yang membid'ahkannya, memakruhkannya dan menyunnahkannya,” kata Ustaz Sarwat. Namun, menurut Ustaz Sarwat, meskipun para ulama tersebut tidak sependapat, bukan berarti kita boleh saling mencaci maki atau menghina.

Apa Hukum Puasa 1 Muharram? Berikut Penjelasan dari Ulama Salaf

Hikmah Puasa Menurut Ulama Salaf. Apa Hukum Puasa 1 Muharram? Berikut Penjelasan dari Ulama Salaf

Rembang Bicara - Tahun Baru Islam diperingati setiap tanggal 1 Muharram. Sesuai penanggalan nasional, 1 Muharram 1433 H jatuh di tanggal 10 Agustus 2021. Meski demikian, pemerintah telah menetapkan ketentuan, bahwa libur nasional peringatan Tahun Baru Islam bergeser ke tanggal 11 Agustus 2021. Dalam tradisi Islam, bulan Muharram memiliki banyak hikmah, sehingga mayoritas kaum Muslim akan berpuasa di bulan Muharram atau Asyura atau Suro. Sebenarnya, berpuasa di tanggal 1 Muharram kurang populer sebagai satu di antara tiga daftar puasa yang "sangat" dianjurkan menurut para ulama. Sebab berpuasa 1 Muharram dapat dimasukkan ke dalam kategori puasa Sunnah juga.

Pro Kontra Peringatan Maulid Nabi Menurut Ulama Salaf

Hikmah Puasa Menurut Ulama Salaf. Pro Kontra Peringatan Maulid Nabi Menurut Ulama Salaf

Tak hanya Indonesia, perayaan maulid nabi juga banyak dirayakan di negara-negara Islam. “Menurutku bahwa perayaan Maulid Nabi dengan cara berkumpulnya sekelompok manusia, membaca Alquran, membaca hadits Nabi kemudian dihidangkan makanan untuk para hadirin maka ini termasuk perbuatan bidah hasanah yang pelakunya mendapatkan pahala. قال ابن الجوزي رحمه الله تعالى : من خواصه أنه أمان في ذلك العام وبشرى عاجلة بنيل البغية والمرام.

Perayaan Maulid Nabi SAW termasuk perkara baru yang tidak dilakukan generasi terbaik salaf. Kaum muslimin terus menerus merayakannya diberbagai tempat dengan bersedekah, membaca Alquran dan amal saleh lainnya. Dan telah tampak bagi mereka anugerah yang banyak dari keberkahan Maulid Nabi SAW. فكان يجب أن نزداد يوم الاثنين الثاني عشر في ربيع الأول من العبادات والخير شكرا للمولى على ما أولانا من هذه النعم العظيمة وأعظمها ميلاد المصطفى صلى الله عليه وآله وسلم.

وقال أيضا: “ومن تعظيمه صلى الله عليه وآله وسلم الفرح بليلة ولادته وقراءة المولد.

Ini 8 Manfaat Puasa Ramadan Menurut Ulama Ahli Fikih

Hikmah Puasa Menurut Ulama Salaf. Ini 8 Manfaat Puasa Ramadan Menurut Ulama Ahli Fikih

Dengan hadist di atas Imam Izzuddin berpendapat bahwa lapar dan haus bisa mengancurkan atau mengalahkan syahwat. “Faidah memperbanyak ketaatan bagi orang berpuasa disebabkan karena dengan puasa mengingatkan kelaparan dan hausnya ahli neraka.

Dengan itulah akan memberikan semangat dan dorongan kepadanya untuk memperbanyak melakukan ketaatan kepada Allah swt agar bisa selamat dari api neraka”. اذا صام عرف نعمة الله عليه في الشبع والري فشكرها لذلك فان النعم لايعرف مقدارها الا بفقدها. “Ketika berpuasa, seseorang menjadi tahu nikmat Allah swt kepadanya berupa kenyang dan terpenuhinya rasa haus, sehingga mereka bersyukur.

Pembagian Bida'ah Menurut Ulama Salaf

Hikmah Puasa Menurut Ulama Salaf. Pembagian Bida'ah Menurut Ulama Salaf

Menurut UAS, dengan memberikan jawaban itu sebenarnya ia sedang membagi bid'ah kepada dua. Maka dari itu, kata UAS, para ulama membagi bid'ah kepada dua bahkan ada yang membaginya menjadi lima.

Terkait pembagian bid'ah, UAS menyampaikan pendapat para ulama dari kalangan Salaf (tiga abad pertama Hijriah). Sedangkan bid'ah itu sendiri dibagi lima yaitu bid'ah wajib, bid'ah mandub, bid'ah haram, bid'ah makruh dan bid'ah mubah. Imam an-Nawawi menjawab, Sabda Rasulullah SAW, "semua bidah itu sesat," ini kalimat yang bersifat umum, tetapi dikhususkan. Contoh bid'ah wajib: pertama, sibuk mempelajari ilmu Nahwu (Gramatikal bahasa Arab) untuk memahami Alquran dan sabda Rasulullah. Semua perbuatan baik yang belum pernah ada pada generasi awal Islam. Adapun melantunkan Alquran sehingga lafadznya berubah dari keadah bahasa Arab, maka itu tergolong bid'ah haram.

Menikmati yang nikmat-nikmat, seperti makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, memakai jubah kebesaran dan melebarkan lengan baju . Sebagian ulama menjadikan ini tergolong bidah makruh sebagian lain menjadikannya tergolong ke dalam perbuatan yang telah dilakukan sejak zaman Rasulullah SAW dan masa setelahnya, sama seperti isti'adzah (mengucapkan audzubillah) dan 'basmalah' (mengucapkan bismillah) dalam shalat.

Hakikat Makna Puasa Menurut Imam Ghazali

“Lima hal ini bisa membuat puasa seseorang tidak sah: berbohong, menggunjing, mengadu domba, sumpah palsu, dan melihat dengan syahwat”. Tentang hal ini, Imam Al Ghazali memberikan beberapa penjelasan yang menuntun kita untuk mendapatkan keutamaan puasa seutuhnya. Menjaga diri agar tidak berkata hal-hal yang sia-sia, juga agar tidak mendengar apa yang diharamkan oleh Allah untuk dilakukan termasuk dalam makna luas puasa.Menjaga nafsu dan syahwat memang sudah cukup bagi ulama fiqh untuk memenuhi syarat sah puasa.

Tidak satu pun dari lima hal ini menunjukkan perilaku makan, minum, atau berhubungan suami istri. Ini tentu berkaitan dengan makna sah itu sendiri; terwujudnya maksud puasa, untuk berakhlak mulia, dalam diri sang(orang yang berpuasa).Jika seseorang telah melakukan puasa dengan sah, maka ketika ia menghadapi orang lain yang mengajaknya bercekcok atau sekedar menghinanya, ia hanya akan mengatakan pada dirinya “aku sedang berpuasa”. Sebagaimana dikatakan dalam Al Qur’an :(dan ketika seorang bodoh berbicara pada mereka, kaum beriman, mereka hanya mengatakan ‘damai’, menunjukkan sikap-sikap/respon-respon yang mendamaikan).Imam Al Ghazali juga mengingatkan kita tentang hadits-hadits yang menunjukkan betapa Allah memperlakukan puasa secara spesial.

Nabi juga pernah bersumpah bahwa bau mulut seorang yang berpuasa beraroma jauh lebih wangi di sisi Allah dibandingkan dengan minyak misik.Satu hal menarik disampaikan oleh beliau terkait tata krama berbuka bagi orang yang berpuasa. Waktu-waktu utama ini dijelaskan akan menjadi(pembebas dosa) yang dilakukan selama seminggu, sebulan, dan setahun.

Dijelaskan pula oleh Imam Al Ghazali bahwa Allah telah menyediakan satu tempat khusus di surga, yang pintunya bertuliskan(kesegaran, kedamaian) dan hanya bisa dimasuki oleh mereka yang ahli berpuasa.

6 Keutamaan Puasa Rajab dan Niatnya

Hikmah Puasa Menurut Ulama Salaf. 6 Keutamaan Puasa Rajab dan Niatnya

Syekh Wahbah Az Zuhaili dalam Kitab Fiqhul Islam wa Adillathuhu menyebut bahwa menurut Mahzab Maliki dan Safii, puasa di bulan Rajab hukumnya sunnah. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa berpuasa pada bulan Rajab sehari maka laksana ia puasa selama sebulan.". Imam Suyuthi dalam Kitab al-Haawi lil Fataawi menjelaskan bahwa hadits-hadits tentang keutamaan dan kekhususan Puasa Rajab berkategori dha'if (lemah atau kurang kuat). Sejumlah ulama seperti Abu Bakar al-Tarthusi, Muhammad bin Manshur al-Sam'ani menyebut bahwa puasa bulan rajab hukumnya makruh, sebab tak ada dalil yang kuat.

Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumiddin menyebut puasa sunah akan lebih kuat jika dilaksanakan pada hari-hari utama atau al-ayyam al fadhilah.

Related Posts

Leave a reply