Hikmah Manfaat Puasa Diantaranya Adalah Dapat Membentuk Kepedulian Terhadap. 2. pada saat fajar terbit. Nafsu dan perbuatan buruk. Niat dan Menahan diri dari hal hal yang membatalkan nya. Menjadikan pribadi yg peduli sesama makhluk hidup.
2. melatih diri agar menjadi orang yg sabar. 3. menjadi orang yg lebih bersyukur.
Selain itu melakukan sahur juga bermanfaat untuk melatih kebiasaan bangun lebih pagi dan mendapatkan rejeki. Pada bulan puasa ini, manusia dilatih agar kembali mengingat dan melaksanakan semua kewajiban tersebut dengan jaminan pahala yang dilipatgandakan. Selain itu sholat bersama di masjid dan saling bahu membahu dalam melaksanakan kegiatan keagamaan. Jika beribadah dengan berorientasi pada tujuan maka akan mudah dalam melakukan segala macam ibadah. Puasa Ramadhan akan menjadi sempurna apabila manusia menjauhi perbuatan haram yang dapat dilihat, didengar, dan diucapkan. Misalnya marah-marah, suudzon, dan dianjurkan untuk melatih kesabaran atas segala perbuatan orang lain kepada kita.
Dengan pola makan hanya memakan tiga butir kurma dan minum air putih dapat bermanfaat untuk kesehatan. Penjelasan di atas adalah 10 hikmah puasa dan manfaatnya yang bisa dipetik saat Ramadhan.
Dalam perkembangannya, puasa difungsikan bermacam-macam, di antaranya adalah untuk menurunkan berat badan, menjaga kesehatan, meningkatkan kecantikan, menyembuhkan penyakit psikologis, dan seterusnya. Berdasarkan kesimpulan penelitian Defrizal Siregar dan Juriana (2005) ini, diketahui bahwa berpuasa dengan kerja fisik tidak memberikan pengaruh yang buruk terhadap kadar glukosa darah.
Intensitas ibadah di bulan puasa, misalnya saat orang mengaji, berdzikir, dan melakukan muhasabah tiba-tiba muncul insight merasa dicerahkan oleh Tuhan. ”Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan, dan sifat dermawannya itu lebih menonjol pada bulan Ramadhan, yakni ketika ia ditemui malaikat Jibril” (HR Bukhari, dalam Sabiq, 2007).
Seorang ahli psikologi agama bernama Bergin (1987) mengungkapkan bahwa orientasi religius intrinsik dapat memiliki konsekuensi positif, termasuk terhadap variabel kepribadian seperti kontrol diri, kecemasan, keyakinan irrasional, depresi, dan sifat yang lain. Saat berpuasa, seseorang mengontrol diri dari berbagai macam keinginan, baik makan, minim, berhubungan seks, membicarakan orang lain, memaki, berkelahi, dan sebagainya.
Ide akan sampai ke otak kita bila melakukan usaha yang langsung berhubungan dengan Allah, seperti berdoa, shalat, dan berpuasa. Pembersihan jiwa sendiri dilakukan dengan memperbanyak amal baik (yang bisa menutupi dosa-dosa), taubat, istighfar, meminta ampunan kepada orang lain, serta bersalaman.
Namun demikian, ada kalanya karena kesibukan pekerjaan duniawi dan hawa nafsu, terkadang melupakan kewajiban ibadah. Pada bulan suci Ramadhan ini, kita dilatih untuk mengingat dan melaksanakan seluruh kewajiban beribadah dengan imbalan pahala yang berlipat ganda.
Silaturahmi antar sesama semakin ditingkatkan, misalnya dengan memberikan tajil untuk berbuka puasa di mesjid secara gratis dan bergiliran. Dengan demikian kita harus menjalankannya pada kehidupan keseharian di tempat kerja dan lingkungan masyarakat.
Selama Puasa pada bulan suci Ramadhan ini, kita dibiasakan menahan yang tidak baik dilakukan. Misalnya tidak boleh marah-marah, berburuk sangka, dan dianjurkan agar bersifat sabar atas segala perbuatan orang lain kepada kita.
Kelebihan gizi atau overnutrisi mengakibatkan kegemukan yang dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti kolestrol, tekanan darah tinggi, jantung koroner, diabetes melitus dan lain-lain. Maka dengan kita menjalankan puasa dibulan suci Ramadhan ini paling tidak dapat memberikan kesempatan bagi alat pencernaan kita untuk beristirahat, membebaskan tubuh dari racun, kotoran yang merusak kesehatan dan memblokir makanan untuk bakteri, virus dan sel kanker sehingga kuman-kuman tersebut tidak bisa bertahan hidup. Disclaimer : Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Karena menjadi wirausahawan sesungguhnya hanya membutuhkan keberanian secara pribadi untuk kemudian menciptakan karya bernilai ekonomi tinggi melalui proses kreativitas dan inovasi. Nilai ibadah yang luas, dimana bukan hanya terkait dengan aspek ritual saja dapat menjadi motivasi utama untuk membangkitkan semangat berbisnis.
Berbisnis menjadi bagian pentig dari ibadah, sehingga jalan yang ditempuh seyogyanya juga sesuai dengan ajaran Islam itu sendiri. Islam memandang penting semua itu agar manusia bisa dengan lebih mudah menjalankan bentuk ibadah-ibadah lainnya seperti memberi nafkah terhadap keluarga, menyantuni anak yatim, membayar zakat dsb. Nilai-nilai kejujuran (shiddîq), ‘amânah (dapat dipercaya), fathânah (kecerdasan), tablîg (komunikatif) merupakan pilar utama yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha.
Sebagai pelaku bisnis dan juga rasul, Nabi Muhammad saw tak henti-hentinya menghimbau umatnya untuk berwirausaha guna mencari rezeki Allah yang halal. Berarti bahwa kemiskinan bisa menjadi ancaman terhadap iman, bahkan dalam banyak kasus seorang muslim berpindah keyakinan karena alasan kebutuhan ekonomi.